Tuturan yang dicetak miring selanjutnya termasuk dalam jenis tindak tutur perrformatif. Tuturan tersebut adalah tindakan yang dilakukan oleh penutur yang
berupa mengucapkan terima kasih kepada mitra tuturnya. Hal ini sesuai dengan definisi dari tindak tutur performatif.
4.1.2 Tindak Tutur Konstatif
Tuturan konstatif adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji-benar atau salah dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia
Gunarwan 1994:43. Tuturan-tuturan berikut merupakan tuturan jenis konstatif.
06 KONTEKS
:TRAINER MENDAMPINGI
PESERTA OUTBOUND.
Trainer :”Kalau nanti waktu bermain capek adik-adik bisa
istirahat sambil makan jajan. Kalau makan jajan sampahnya tidak boleh dibuang sembarangan. Kalau
sampahnya dibuang sembarangan bisa menyebabkan apa adik-
adik?” Peserta
:”Banjir.” Trainer
:”Iya kalau kita buang sampah sembarangan bisa menyebabkan banjir. Pintar sekali semuanya.
Tuturan pada konteks di atas merupakan tindak tutur konstatif. Tuturan yang dicetak miring di atas mempunyai maksud dan tujuan. Maksud dan tujuan dari
penutur tersebut dapat dibuktikan dengan pengetahuan dunia. Maksud dari tuturan itu adalah jika kita membuang sampah sembarang akan menyebabkan banjir.
07 KONTEKS :TRAINER MENGARAHKAN PESERTA OUTBOUND
Trainer :”Adik-adik sekarang kita akan bermain memberi
makan ikan. Ayo siapa yang tahu di kolam ada ikan apa saja?”
Peserta :”Ikan lele.”
Trainer :”Ini kakak bawa pelet untuk memberi makan ikan.
Pelet ini adalah makanan ikan. Sekarang kedua tangannya dibuka kakak beri pelet tapi jangan
dilempar ke kolam dulu, nanti memberi makannya bersama-
sama.” Tuturan di atas adalah tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur
konstatif. Tuturan di atas mempunyai maksud menyatakan bahwa pelet merupakan salah satu jenis makanan ikan. Pengetahuan ini sudah merupakan pengetahuan umum
yang hampir setiap orang mengetahuinya bahwa pelet termasuk makanan ikan.
08 KONTEKS :TRAINER MENGARAHKAN PESERTA OUTBOUND
Trainer :”Adik-adik suka makan ikan?”
Peserta :”Suka.”
Trainer :”Siapa yang di rumah memelihara ikan?”
Peserta :”Saya.”
Trainer :”Kalau tempat untuk memelihara ikan yang di
rumah namanya apa adik- adik?”
Peserta :”Aquarium.”
Trainer :”Iya benar, akuarium itu tempat untuk memelihara
ikan.” Tuturan yang dicetak miring di atas merupakan tindak tutur jenis konstatif.
Penutur menyampaikan maksudnya kepada mitra tutunya dengan membuat tuturan tersebut. Tuturan tersebut memiliki kebenaran pengetahuan secara umum. Kebenaran
umum dari tuturan di atas adalah bahwa akuarium dibuat untuk memelihara ikan hias.
09 KONTEKS :TRAINER MENGARAHKAN PESERTA OUTBOUND
Trainer :”Siapa yang ingin terbang seperti burung?”
Peserta :”Saya.”
Trainer :”Kita akan main flying fox. Adik-adik bisa terbang
seperti burung. Semuanya harus berani. Siapa yang berani?
Dalam tuturan di atas mempunyai kebenaran umum. Kebenaran umum dari tindak tutur tersebut adalah bahwa binatang burung dapat terbang. Tindak tutur yang
memiliki kebenaran umum termasuk ke dalam jenis tindak tutur konstatif.
10 KONTEKS
:TRAINER MENGARAHKAN
PERSERTA OUTBOUND
Trainer :”Kakak minta diambilkan bola warna hijau.
Ayo...ayo...ayo.... Bola warna hijaunya sudah habis?”
Peserta :”Sudah.”
Trainer :”Di keranjang yang kakak pegang isinya bola warna
apa?.” Peserta
:”Hijau.” Trainer
:”Hijau bahasa Inggrisnya apa?” Peserta
:”Green.” Trainer
:”Sekarang kita hitung bolanya bersama-sama. Bola warna hijau yang bahasa Inggrisnya green, Satu...
dua... tiga... empat... lima.... enam.... tujuh... habis.
Bola warna hijaunya ada berapa?” Peserta
:”Tujuh.” Tuturan di atas merupakan tindak tutur berjenis konstatif. Dalam tuturan di atas
memiliki kebenaran pengetahuan umum. Pengetahuan umum yang ada dalam tuturan tersebut adalah bahha kata hijau dalam bahasa Inggris adalah green.
4.1.3 Tindak Tutur Lokusi