Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Contoh Metode Pengolahan Data .1 Pemodelan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, selama 3 bulan dimulai pada bulan November 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner Lampiran 4 untuk mengumpulkan data sekunder maupun primer, kamera untuk dokumentasi dan obyek guna kelengkapan penyusunan laporan, alat tulis, kalkulator, perangkat keras Hardware berupa komputer, serta perangkat lunak Software berupa program-program komputer dalam mengolah data seperti Stella 9.0.2, Vensim, Microsoft Office Word 2007 dan Microsoft Office Excel 2007.

3.3 Metode Pengambilan Data

Terdapat dua macam data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data primer yang diperoleh langsung di lapangan dan data sekunderdata penunjang yang diperoleh dari studi literatur.

3.3.1 Data Pimer

Data primer didapatkan melalui pengamatan secara langsung, pengisian kuesioner, dan wawancara terhadap responden petani hutan rakyat yang terdiri dari: 1. Data tentang karakteristik rumah tangga responden, meliputi: nama, umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendidikan dan sumber mata pencaharian. 2. Data pengelolaan hutan rakyat, meliputi: luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan tanaman hutan rakyat, seperti pengadaan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan atau tersedia di tingkat Desa, Kecamatan maupun instansi-instansi seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Badan Pusat Statistik BPS. Data sekunder meliputi keadaan lingkungan baik fisik, sosial ekonomi di masyarakat. Adapun jenis data yang dikumpulkan di antaranya: 1. Keadaan umum lokasi penelitian, meliputi: letak administrasi, luas wilayah, keadaan fisik lingkungan, jenis tanah, curah hujan, luas hutan rakyat, luas penggunaan lahan dan topografi lahan. 2. Keadaan umum penduduk, meliputi: pendidikan, lapangan pekerjaan, jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan penduduk.

3.4 Metode Pengambilan Contoh

Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling terhadap responden yang memiliki hutan rakyat sebanyak 10 orangdusun. Hal ini dikarenakan data mengenai hutan rakyat, seperti kepemilikan hutan rakyat, luas kepemilikan hutan rakyat, dan data-data lainnya sukar untuk didapatkan. Pemilihan responden dilakukan dengan menanyakan kepemilikan hutan rakyat yang memenuhi syarat-syarat suatu lahan sesuai dengan luas kepemilikannya di suatu desa. Responden dikelompokkan berdasarkan kelas luas kepemilikan hutan rakyat. Adapun pembagian kelas luas adalah sebagai berikut: 1. Kelas I = kepemilikan lahan 0.25 ha 2. Kelas II = kepemilikan lahan 0.25 – 0.5 ha 3. Kelas III = kepemilikan lahan 0.5 - 1 ha 4. Kelas IV = kepemilikan lahan 1 ha 3.5 Metode Pengolahan Data 3.5.1 Pemodelan Menurut Purnomo 2005 permodelan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

3.5.1.1 Identifikasi isu, Tujuan, dan Batasan

Identifikasi isu ini dilakukan untuk mengetahui dimana sebenarnya permodelan perlu dilakukan. Selanjutnya ditentukan tujuan permodelan tersebut, kemudian batasan disusun, dapat berupa batas daerah atau ruang, waktu dan batasan isu yang telah diidentifikasi sesuai tujuan permodelan.

3.5.1.2 Konseptualisasi Model

Tujuan konseptualisasi model adalah untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh terhadap model yang akan dibuat. Konseptualisasi model dilakukan dengan mengidentifikasikan semua komponen yang terlibat ke dalam permodelan dan mengelompokkannya ke dalam beberapa bagian. Langkah-langkah untuk memenuhi tujuan tersebut adalah: a. Kategorisasi komponen dalam sistem. b. Pengidentifikasian hubungan antar komponen. c. Menyatakan komponen dari hubungannya dalam model yang lazim. d. Menggambarkan pola yang diharapkan dari perilaku model, serta menentukan pola perilaku model sesuai dengan pengetahuan dan teori.

3.5.1.3 Spesifikasi Model

Pada tahap spesifikasi model, dilakukan perumusan makna sebenarnya dari setiap relasi yang ada dari model konseptual. Tujuan tahap ini adalah membangun model kuantitatif dari model. Spesifikasi model terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Memilih struktur kuantitatif umum dari model. b. Memilih unit waktu dasar dari simulasi. c. Mengidentifikasi bentuk fungsional dari persamaan model. d. Menduga parameter dari persamaan model. e. Memasukan persamaan ke dalam program simulasi. f. Menjalankan simulasi dasar. g. Menampilkan persamaan model.

3.5.1.4 Evaluasi Model

Evaluasi model dilakukan dengan mengamati kelogisan model dan membandingkannya dengan dunia nyata. Tujuannya adalah mengevaluasi model yang dibangun dalam hal kegunaan relatifnya untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Tahapan evaluasi model adalah sebagai berikut: a. Mengevaluasi kewajaran dan kelogisan model. b. Mengevaluasi hubungan perilaku model dengan pola yang diharapkan. c. Membandingkan model dengan sistem nyata. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat kewajaran perilaku model jika dilakukan perubahan salah satu parameter dalam model yang telah dibuat.

3.5.1.5 Penggunaan Model

Tujuan penggunaan model adalah untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan di awal pembangunan model tersebut. Model yang dibangun dapat bermanfaat untuk meningkatkan pembelajaran, sehingga dapat merumuskan skenario ke depan atau alternatif kebijakan yang lebih baik. Model juga dapat dipakai untuk menguji sebuah hipotesis atau dipakai untuk mengevaluasi ragam skenario atau kebijakan dan pengembangan perencanaan dan agenda bersama antar pihak dalam kasus permodelan partisipatif. 3.5.2 Analisis Kelayakan Usaha Untuk mengetahui kelayakan pengelolaan hutan rakyat, maka dilakukan analisis finansial dengan beberapa asumsi-asumsi sebagai dasar dalam perhitungan. Asumsi - asumsi yang dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut: 1. Suku bunga yang berlaku adalah 10 berdasarkan suku bunga Bank Rakyat Indonesia. 2. Umur kelayakan usaha dihitung berdasarkan pada siklus tebang untuk tanaman sengon di lahan hutan rakyat. 3. Pendapatan mulai dihitung sejak lahan diolah dan dimanfaatkan. 4. Semua harga output-input yang digunakan dalam analisis yaitu berdasarkan harga yang berlaku pada saat penelitian berlangsung dengan asumsi harga konstan sampai penelitian. Kriteria yang digunakan analisis finansial adalah sebgai berikut: 1. Net Present Value NPV Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah: NPV = t n t i Ct Bt 1 1 + − ∑ = Keterangan : Bt = penerimaan benefit pada tahun ke-t i = discount rate yang berlaku Ct = biaya cost pada tahun ke-t n = umur proyek tahun a. NPV0 ; maka proyek menguntungkan dan dapat atau layak dilaksanakan. b. NPV=0 ; maka proyek tidak untung dan tidak juga rugi, jadi tergantung pada penilaian subyektif pengambilan keputusan. c. NPV0 ; maka proyek ini merugikan karena keuntungan lebih kecil dari biaya, jadi lebih baik tidak dilaksanakan. 2. Benefit Cost Ratio BCR Benefit Cost Ratio merupakan suatu cara evaluasi proyek dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil dengan nilai sekarang seluruh biaya proyek. BCR diperoleh dengan membagi jumlah pendapatan terdiskonto dengan jumlah hasil diskonto biaya. Apakah usaha tersebut sudah layak dilaksanakan atau tidak, maka kita perlu menghitung nilai BCR. Kriteria usaha tersebut haruslah lebih besar dari 1. BCR = ∑ ∑ = = + + n t t t n t t t i C i B 1 1 1 1 Keterangan : Bt = penerimaan benefit pada tahun ke-t Ct = biaya cost pada tahun ke-t t = umur proyek tahun i = discount rate yang berlaku BCR 1 ; maka proyek layak atau menguntungkan BCR 1 ; maka proyek tidak layak atau tidak menguntungkan 3. Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return yaitu tingkat suku bunga yang membuat proyek akan mengembalikan semua investasi selama umur proyek. Jika dinilai Internal Rate of Return lebih kecil dari discount rate maka NPV0, artinya sebaiknya proyek itu tidak dilaksanakan. Inti analisis finansial adalah membandingkan antara pendapatan dengan pengeluaran, dimana suatu kegiatan atau usaha adalah feasible apabila pendapatan lebih besar dari pengeluaran. IRR = 1 2 2 1 1 1 i i x NPV NPV NPV i − + + Keterangan : i1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif i2 = discount rate yang menghasilkan NPV negative NPV1 = NPV yang bernilai positif NPV2 = NPV yang bernilai negative IRR ≥ discount rate yang berlaku; maka kegiatan investasi layak dijalankan IRR discount rate yang berlaku; maka kegiatan investasi tidak layak dijalankan.

3.6 Kerangka Penelitian