memenuhi sampai setengah dari kebutuhan dasar keluarga terutama pada masa kekeringan atau kekurangan. Sebagai contoh 25,5 dari rata-rata pendapatan
keluarga di Jawa Barat adalah berasal dari kebun campuran.
2.3 Karakteristik Jenis Sengon Paraserienthes falcataria
2.3.1 Keterangan Botani
Nama latin sengon adalah Paraserianthes falcataria L Nielsen. Para petani di Propinsi Jawa Barat telah sejak lama mengembangkan tanaman sengon. Di
daerah priangan tanaman ini dikenal dengan nama jeungjing, jengjeng, albasia dan sengon. Sedangkan di daerah Jawa Tengah dikenal dengan nama mbesiah, sengon
laut. Untuk daerah di luar pulau Jawa sengon dikenal dengan nama rawe, selawoku merah, seka, sika. Di Irian Jaya sengon dikenal dengan nama bae, bai
wahongon Atmosuseno 1998. Klasifikasi morfologi sengon Paraserianthes falcataria
L Nielsen ialah: Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Sub Divisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae Ordo
: Fabales Famili
: Fabaceae Sub Famili
: Mimosoidae Genus
: Paraserianthes Spesies
: Paraserianthes falcataria L Nielsen Perbungaan tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai. Ukuran bunga
sekitar 0,5-1 cm, berwarna putih kekuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar berisi bunga jantan dan bunga betina. Adapun penyerbukannya
dibantu oleh angin dan serangga Purnadjaja et al. 1998. Daun sengon merupakan susunan daun majemuk ganda, berwarna hijau dan
mudah rontok. Pada masa pertumbuhan tajuk sengon akan membentuk strata vertikal yang bertambah tinggi sesuai dengan pertambahan umur pohon, tetapi
saat pertumbuhan sudah maksimal tajuk pohon sengon akan melebar dan memiliki lebih banyak cabang. Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis dan panjangnya
6-12 cm. Setiap polong buah berisi 15-30 biji. Biji tersebut biasanya terlepas dari polongnya yang terbuka bila masak. Bentuk bijinya mirip perisai kecil, dan jika
sudah tua maka biji tersebut berwarna cokelat kehitaman, agak keras dan berlilin Purnadjaja et al. 1998.
Sengon merupakan jenis kayu ringan yang termasuk dalam kelas awet IV-V dan kelas kuat IV-V. Kayu sengon digunakan sebagai bahan bangunan perumahan
terutama di pedesaan, peti, papan partikel, papan serat, papan wol semen, pulp dan kertas Mandang dan Pandit 1997.
2.3.2 Habitat
Pohon jenis sengon memiliki sebaran alami di daerah tropis di antaranya adalah Maluku, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Bismark. Merupakan
spesies pionir, terutama terdapat di hutan hujan dataran rendah sekunder atau hutan pegunungan rendah. Jenis tanaman ini tumbuh baik di dataran rendah
sampai ketinggian 1.600 mdpl, akan tetapi ketinggian optimal pada umumnya adalah 0-800 mdpl. Dapat beradaptasi dengan iklim monsoon dan lembab dengan
curah hujan 2000-2700 mmth dengan bulan kering sampai 4 bulan. Suhu optimal pertumbuhan 22 – 29
o
C serta intensitas cahaya tinggi intoleran. Mampu tumbuh 8 mmtahun dalam tahun pertama penanaman Hidayat 2007.
Tanpa pemeliharaan yang intensif sengon dapat tumbuh dengan subur, tinggi, melebar dan rindang. Sengon banyak digunakan pada tanaman pola
polikultur atau sebagai tegakan dalam tanaman industri, tanaman rempah dan tumpang sari palawija Dephut 1990.
2.3.3 Hama dan Penyakit