Interaksi obat analgetika Analgetika

Interaksi kebanyakan analgetika memperkuat efek antikoagulansia, kecuali parasetamol. Obat ini pada dosis biasa dapat dikombinasikan dengan aman untuk waktu maksimal dua minggu Tan dan Rahardja, 2008.

2.2.2 Analgetika narkotik

Analgetik narkotik disebut juga opioid adalah obat-obat yang daya kerjanya meniru opiod endogen dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor opioid. Zat-zat ini bekerja terhadap reseptor khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respon emosional terhadap nyeri berubah dikurangi Tan dan Rahardja, 2008. Atas dasar cara kerjanya, obat-obat ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yakni: a. Agonis Opiat yang dapat dibagi dalam: i. Alkaloid candu: morfin kodein, heroin, nikomorfin. ii. Zat-zat sintetis: metadon dan derivatnya, petidin, tramadol dan derivatnya. b. Antagonis Opiat: Nalokson, nalorfin, pentazosin dan buprenofrin. c. Campuran: nalorfin, nalbufin Tan dan Rahardja, 2008.

2.2.3 Interaksi obat analgetika

a. Interaksi obat analgetika non-narkotik Salah satu analgetika non narkotik yang banyak terlibat dalam interaksi obat adalah NSAID. NSAID berinteraksi dengan beberapa obat dan dengan NSAID sendiri. Interaksi obat paling penting melibatkan NSAID adalah interaksi dengan heparin dan antikoagulan oral. Pemberian bersamaan diketahui meningkatkan risiko perdarahan. Hal ini disebabkan karena kemampuan NSAID untuk menghambat agregasi platelet dan memindahkan senyawa antikoagulan dari tempat ikatan protein plasmanya sehingga meningkatkan efeknya. Selain itu, Universitas Sumatera Utara pemberian bersaamaan NSAID apa pun dengan probenesid menyebabkan peningkatan efek NSAID. Interaksi obat lain yang melibatkan NSAID adalah interaksi dengan diuretik loop dan antihipertensi. Pemberian bersamaan NSAID dan senyawa diuretik atau antihipertensi menyebabkan penurunan efikasi senyawa tersebut Mozayani dan Raymond, 2012. Interaksi yang melibatkan parasetamol yaitu interaksi dengan obatkelas obat meliputi, kotrasepsi oral diketahui dapat menurunkan efikasi dari parasetamol, sedangkan untuk probenesid dan propanolol diketahui dapat meningkatkan keefektifan parasetamol Mozayani dan Raymond, 2012. b. Interkasi obat analgetika narkotik Analgesik opioid dan obat lain berinteraksi melalui beberapa mekanisme. Banyak interaksi hasil dari induksi atau inhibitor sitokrom P450 sistem mono- oksigenase hati. Eliminasi opioid sebagian besar tergantung pada metabolisme hati, sehingga dapat menjadi signifikan secara klinis. Carbamazepine, phenytoin dan barbiturat dapat meningkatkan metabolisme opioid berkaitan dengan metabolisme hati. Interaksi yang melibatkan mekanisme farmakodinamik lebih umum daripada yang farmakokinetik. Interaksi tersebut diwujudkan secara klinis sebagai sebagai adiktifsinergis atau antagonis, efek farmakologis yang sama atau berlawanan pada sistem tubuh yang sama Maurer dan Bartkwoski, 1993. Universitas Sumatera Utara

2.3 Rumah sakit

Dokumen yang terkait

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

2 11 90

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 14

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 2

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

1 4 7

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 16

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 2 3

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 23

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Obat - Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 16

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 14