Faktor jumlah obat Analisis bivariat .1 Faktor usia

Tabel 4.9 Kejadian potensi interaksi obat berdasarkan usia subjek penelitian Usia Potensi Interaksi Obat Total terha dap total subje k Nilai P Terjadi potensi interaksi Tidak terjadi potensi interaksi Jumlah terhadap total terjadinya potensi interaksi terhadap total usia Jumlah terhadap total tidak terjadiny a potensi interaksi terha dap total usia 18 – 25 tahun 1 0,68 7,69 12 2,09 92,31 13 1,80 0,026 26 – 35 tahun 5 3,42 14,29 30 5,22 84,38 35 4,85 36 – 45 tahun 26 17,81 16,15 135 23,48 80,87 161 22,33 46 – 55 tahun 42 28,77 17,43 199 34,61 74,29 241 33,43 56 – 65 tahun 39 26,71 24,38 121 21,04 86,17 160 22,19 65 tahun 33 22,60 29,73 78 13,57 76,69 111 15,39 Total 146 100 20,25 575 100 79,75 721 100 Hasil analisis bivariat dengan Chi-Square Test antara variabel usia dengan kejadian potensi interaksi obat menunjukkan keduanya bermakna secara statistik nilai p 0,05 , sehingga dalam penelitian ini faktor usia berhubungan dengan kejadian potensi interaksi obat.

4.1.5.2 Faktor jumlah obat

Secara umum subjek adalah pasien yang mendapatkan resep dengan jumlah obat 5 yaitu 89,34. Begitu pula kejadian potensi interaksi obat juga lebih banyak terjadi pada pasien yang mendapatkan resep dengan jumlah obat 5 yaitu 81,51. Kejadian potensi interaksi obat berdasarkan jumlah obat dapat ditunjukkan pada Tabel 4.10. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Kejadian potensi interaksi obat berdasarkan jumlah obat subjek penelitian Hasil analisis bivariat dengan Chi-Square Test antara variabel jumlah obat dengan kejadian potensi interaksi obat menunjukkan keduanya bermakna secara statistik nilai p 0,05, sehingga dalam penelitian ini jumlah obat berhubungan dengan kejadian potensi interaksi obat. Dari data yang diperoleh diketahui terjadi peningkatan rata-rata jumlah obat seiring dengan peningkatan usia, lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 Gambar 4.1 Grafik peningkatan rata-rata jumlah obat berdasarkan peningkatan usia. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 18 - 25 tahun 26 - 35 tahun 36 - 45 tahun 46 - 55 tahun 56 - 65 tahun 65 tahun rata-rata jumlah obat Jumlah obat Potensi interaksi Obat Total terhadap total subjek Nilai P terjadi potensi interaksi Tidak terjadi potensi interaksi Jumlah terhada p total terjadin ya potensi interak si terhadap total Jumlah Obat Jumlah terhadap total tidak terjadiny a potensi interaksi terhadap total Jumlah Obat 5 obat 119 81,51 17,89 546 94,95 82,11 665 89,34 0,00 ≥ 5 obat 27 18,49 48,21 29 5,04 51,79 56 10,66 Total 146 100 20,25 575 100 79,75 721 100 Universitas Sumatera Utara Hubungan antara beberapa variabel yaitu usia dan jumlah obat dengan kejadian potensi interaksi obat analgetika ditunjukkan pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Hubungan antara beberapa variabel dengan kejadian potensi interaksi obat subjek penelitian No Kriteria subjek Total pasien n=721 Nilai P Berpotensi interaksi Tidak berpotensi interaksi 2 Kelompok usia 0,026 18 – 25 tahun 26 – 35 tahun 36 – 45 tahun 46 – 55 tahun 56 – 65 tahun 65 tahun 1 5 26 42 39 33 0,14 0,69 3,61 5,83 5,41 4,58 12 30 135 199 121 78 1,66 4,16 18,72 27,60 16,78 10,82 146 20,25 575 79,75 3 Jumlah Obat 0,000 5 obat ≥ 5 obat 119 27 16,50 3,74 546 29 75,73 4,02 146 20,25 575 79,75 4.2 Pembahasan 4.2.1 Profil penggunaan obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam RSUP H. Adam Malik Medan periode Mei – Juli 2014 a. Jenis obat Hasil penelitian ini menunjukkan obat analgetika yang sering digunakan adalah natrium diklofenak 25 mg 36,33, parasetamol tab 500 mg 25,84 dan meloksikam tab 15 mg 16,38 Tabel 4.1. Berdasarkan penelitian Botting, 2006 yang menguji penghambatan relatif COX-1 dibandingkan dengan COX-2 untuk berbagai NSAID, diperoleh rasio nilai IC50 terhadap dua enzim pada natrium diklofenak yaitu 0,7 µgml, yaitu sedikit selektif pada COX-2 dengan nilai 0,35 sedangkan untuk COX-1 adalah 0,5, hasil ini menunjukkan bahwa penghambatan pada COX-1 dengan COX-2 cukup seimbang dibandingkan dengan NSAID yang lain sehingga pemakaiannya lebih aman sebagai analgetika Botting, 2006. Universitas Sumatera Utara b. Usia dan jenis kelamin pasien Berdasarkan usia, pasien dengan usia 46 – 55 tahun persentase penggunaan analgetika yang paling tinggi yaitu 33,43 Tabel 4.2, hal ini sama dengan penelitian Eko 2013 yang menyatakan insiden nyeri meningkat dengan bertambahnya umur. Nyeri yang yang biasa diderita pasien yang mengalami penuaan berkaitan dengan kelainan muskuloskeletal osteoartritis, artritis inflamasi, stenosis spinal, degenerasi diskus, dan nyeri neuropatik. Eko, 2013. Dan dlihat dari jenis kelamin, pasien berjenis kelamin perempuan lebih banyak menggunakan analgetika dengan persentase 62 Tabel 4.2. Hal ini sama dengan penelitian Soeroso 2007 yang menyatakan penggunaan analgetika lebih banyak pada pasien berjenis kelamin perempuan, dilihat dari persentase insiden nyeri lebih sering dialami oleh perempuan, salah satunya yaitu osteoartritis meningkat lebih tajam pada perempuan dibandingkan laki-laki yaitu pada usia 50 tahun usia menopause hal ini menandakan bahwa adanya peran hormon akibat pengurangan kadar estrogen pada pascamenopause yang menyebabkan pengeluaran β-endorfin berkurang, sehingga ambang sakit juga berkurang menimbulkan keluhan nyeri di daerah kemaluan, tulang, dan otot Soeroseo, 2007.

4.2.2 Persentase potensi interaksi obat analgetika pada subjek penelitian

Dokumen yang terkait

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

2 11 90

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 14

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 2

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

1 4 7

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 16

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 2 3

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 23

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Obat - Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 16

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 14