Ambang nyeri didefenisikan sebagai tingkat level pada mana nyeri dirasakan untuk pertama kalinya. Dengan kata lain intensitas rangsangan yang
terendah pada saat seseorang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan.
Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam 2 kelompok yaitu: a. Analgetika perifer non-narkotik
b. Analgetika narkotik Tan dan Rahardja, 2008.
2.2.1 Analgetika perifer
Analgetika perifer yaitu analgetika yang merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer.
Penggolongan analgetika perifer dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yakni: a. Parasetamol
b. Salisilat: asetosal, salisilamida dan bernorilat c. Penghambat prostaglandin NSAID; Ibuprofen, dll.
d. Derivat antranilat: mefenaminat, glafenin e. Derivat pirazolinon: propifenazon, isopropilaminofenazon dan metamizol
f. Lainnya benzidamin Tantum Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi ssp atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis danatau antiradang.
Efek samping paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, dan juga reaksi alergi kulit. Efek samping terjadi
terutama pada pengguna lama atau dalam dosis tinggi. Sehingga penggunaan analgetika secara kontinu tidak dianjurkan.
Universitas Sumatera Utara
Interaksi kebanyakan analgetika memperkuat efek antikoagulansia, kecuali parasetamol. Obat ini pada dosis biasa dapat dikombinasikan dengan aman untuk
waktu maksimal dua minggu Tan dan Rahardja, 2008.
2.2.2 Analgetika narkotik
Analgetik narkotik disebut juga opioid adalah obat-obat yang daya kerjanya meniru opiod endogen dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor
opioid. Zat-zat ini bekerja terhadap reseptor khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respon emosional terhadap nyeri berubah dikurangi Tan dan Rahardja,
2008. Atas dasar cara kerjanya, obat-obat ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yakni:
a. Agonis Opiat yang dapat dibagi dalam: i. Alkaloid candu: morfin kodein, heroin, nikomorfin.
ii. Zat-zat sintetis: metadon dan derivatnya, petidin, tramadol dan derivatnya. b. Antagonis Opiat: Nalokson, nalorfin, pentazosin dan buprenofrin.
c. Campuran: nalorfin, nalbufin Tan dan Rahardja, 2008.
2.2.3 Interaksi obat analgetika