memahami gejala-gejala alam secara ilmiah. Siswa dilatih untuk menemukan dan mengembangkan pengetahuannya dengan mempraktekkannya sendiri melalui
objek-objek yang konkret sehingga kemampuan berpikir kognitif dan psikomotorik siswa dapat berkembang dengan baik.
Di dalam pembelajaran Fisika terdapat komponen sikap ilmiah misalnya jujur dan objektif terhadap data, terbuka dalam menerima pendapat orang lain,
ulet, dan tidak mudah putus asa serta dapat bekerjasama dengan orang lain. Sikap- sikap inilah yang merupakan komponen afektif yang harus ditanamkan oleh guru
pada siswa sehingga aktivitas yang berkaitan dengan afektif siswa juga perlu untuk diamati dengan tujuan untuk mengetahui minat dan perhatian siswa saat
pelaksanaan pembelajaran. Aspek afektif siswa ini dapat dilihat pada pelaksanaan diskusi dimana
siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, menanggapi dan mengajukan pertanyaan. Pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa ini dapat
mendukung timbulnya minat dan sikap siswa terhadap pelajaran. Dengan mengamati aktivitas siswa baik afektif maupun psikomotorik dalam pembelajaran,
maka guru dapat mengetahui bagaimana minat dan kemampuan siswa saat pembelajaran dengan begitu guru dapat menentukan apakah strategi pembelajaran
tersebut baik untuk diterapkan atau tidak.
2.2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu,
apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep Anni, 2006:5.
Hasil belajar dapat dilihat dari tiga ranah pembelajaran yaitu ranah psikomotor, ranah afektif, dan ranah kognitif. Sebagaimana dikemukakan oleh
Kauchak et al. 2009:91-93 tingkatan ranah psikomotor dan ranah afektif yaitu: a.
Ranah Psikomotor Fungsi dan tujuan utamanya adalah mengembangkan kemampuan otot dan
koordinasi. Tingkatan dalam ranah ini adalah : 1
Kemampuan-kemampuan persepsi, kemampuan ini membantu siswa dalam menafsirkan stimulus yang kemudian memudahkan mereka untuk
menyesuaikan dengan lingkungannya. 2
Gerakan-gerakan terampil, merupakan kecakapan dalam mengerjakan tugas. 3
Komunikasi yang non diskursif, pada tingkatan ini masing-masing siswa mengembangkan gaya gerakan yang mengomunikasikan perasaannya
tentang dirinya yang afektif pada pengamat yang perseptif.
b. Ranah afektif
Ranah ini berkaitan dengan tingkah laku, perasaan dan nilai yang tercantum secara implisit dalam kurikulum. Fokus utama dalam ranah afektif ini adalah
pengembangan sikap dan nilai. Tingkatan dalam ranah ini yaitu : 1
Menerima, contoh perilaku dalam tingkatan ini adalah kemauan untuk mendengarkan pandangan orang lain.
2 Merespons, contoh perilaku dalam tingkatan ini kemauan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas baru.
3 Karakterisasi berdasarkan nilai atau kompleks nilai, memungkinkan siswa
mengembangkan pandangan pribadi namun global.
Menurut Anni 2006:7, ranah kognitif cognitive domain berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual dan
tingkatan ranah kognitif menurut taksonomi Bloom yaitu ; 1
Pengetahuan knowledge, didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
2 Pemahaman comprehension, didefinisikan sebagi kemampuan
memperoleh makna dari materi pembelajaran. 3
Penerapan application, mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi konkrit.
4 Analisis analysis, mengacu pada kemampuan menggunakan material
ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
5 Sintesis synthesis, mengacu pada kemampuan menggabungkan
bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru. 6
Penilaian evaluation, mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pembelajaran untuk tujuan tertentu
Dalam setiap proses belajar mengajar pastilah guru selalu mengacu pada tujuan pembelajaran untuk dapat mencapai hasil belajar siswa yang maksimal dan
sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh sekolah. Akan tetapi, tidak mudah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal yang sesuai dengan yang
diharapkan. Baik buruknya hasil belajar ditentukan oleh keterlibatan guru dan siswa. Meningkatkan hasil belajar adalah usaha untuk menambah atau
memperbaiki hasil dari perbuatan belajar dan dari hasil belajar guru dapat menilai apakah sistem pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya
bisa diterapkan atau tidak dalam pembelajaran. Hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar kognitif penguasaan
konsep siswa yang diperoleh dari nilai postes dan hasil belajar psikomotorik siswa yang didapat dari nilai pelaksanaan praktikum. Penilaian hasil belajar dilakukan
sekali setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan
pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran akan tampak pada kemampuan siswa dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari
segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya, apakah pendekatan dan metode yang digunakan mampu
membantu siswa mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
2.3 Listrik Dinamis