penanganan, pengolahan, distribusi, pemasaran, sampai dengan pengguna akhir.
Berdasarkan pertimbangan di atas, pelaksana magang berusaha membantu menyediakan informasi pembelajaran memadukan penerapan ISO
9001:2000 dan ISO 22000:2005 dalam industri pangan bagi pihak lain yang membutuhkan seperti praktisi industri maupun akademisi. Penerapan sistem
manajemen yang terstandarisasi dan efektif merupakan kebutuhan bagi semua pihak yang terlibat dalam perusahaan pangan. Melalui laporan kegiatan
magang ini diharapkan dapat menumbuhkan cara berpikir baru bagi setiap orang yang ingin tahu mengenai penerapan standar internasional di dalam
perusahaan pangan.
B. Tujuan
Tujuan dilakukan kegiatan magang di PT Premysis Consulting, Jakarta adalah 1 mempelajari HACCP, standar sistem manajemen ISO 9001:2000
dan ISO 22000:2005, 2 melakukan identifikasi dan analisis ketidaksesuaian sistem manajemen terpadu milik perusahaan gula rafinasi dengan standar
mutu dan keamanan pangan internasional ISO 9001:2000 dan ISO 22000:2005, 3 melakukan pemeriksaan ketidaksesuaian implementasi sistem
manajemen terpadu yang ada di perusahaan gula rafinasi dengan acuan standar mutu ISO 9001:2000 dan keamanan pangan ISO 22000:2005, 4
menyusun solusi alternatif bagi ketidaksesuaian implementasi sistem manajemen terpadu milik perusahaan gula rafinasi, 5 melakukan verifikasi
keberhasilan solusi alternatif yang diberikan, dan 6 memberikan solusi alternatif tahap kedua atas ketidaksesuaian yang ditunjukkan hasil verifikasi.
C. Manfaat
Manfaat hasil laporan magang ini adalah sebagai salah satu sumber informasi dan pembelajaran praktis bagi akademisi maupun praktisi industri
pangan dalam mengenal sistem manajemen mutu dan keamanan pangan
berstandar internasional, ISO 9001:2000 dan ISO 22000:2005.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Manajemen Mutu
Juran di dalam Muhandri dan Kadarisman 2008 mendefinisikan mutu sebagai ”fitness for use” kecocokan atau kelayakan untuk digunakan. Hal ini
dapat diartikan penggunaan akan barang atau jasa sesuai dalam pemenuhan kebutuhan konsumennya. Penjelasan fitness for use oleh Juran dapat dikaji
menjadi dua bagian, yaitu quality of design mutu rancangan dan quality of conformance mutu kesesuaian. Quality of design disebut sebagai mutu
absolut artinya mutu yang direncanakan. Bila biaya untuk menaikkan mutu ini ditingkatkan maka dapat meningkatkan nilai jual lebih tinggi. Quality of
conformance merupakan tingkat kesesuaian produk atau jasa terhadap rancangan yang sudah dibuat. Tingkat kesesuaian yang tinggi akan
menurunkan biaya produksi per unit produk. Ada dua unsur mendasar tentang mutu, yaitu pengalaman pelanggan
dalam mengenal mutu dan kreatifitas produsen mengenai mutu Kolarik, 1999. Saat pelanggan melakukan pilihan, secara tidak sadar dirinya
membentuk pengertian mutu. Kepuasan pelanggan menggunakan sebuah produk baik barang maupun jasa akan selalu diukur oleh dirinya sendiri yang
nantinya akan menjadi sebuah ingatan dan pengalaman dalam menentukan pilihan produk selanjutnya. Bagi pihak produsen, pengalaman-pengalaman
konsumen tersebut merupakan kumpulan atribut berharga yang sebisa mungkin dipenuhi agar produk yang dijual sesuai mutu yang ada di
pengalaman konsumen. Produk pangan merupakan komoditas yang tidak terlepas dari konsep
mutu. Berbagai atribut mutu yang melekat pada produk pangan seperti rasa, aroma, warna, tekstur, harga, dan sebagainya, merupakan faktor penentu bagi
konsumen dalam menentukan pilihannya. Oleh karena itu, perusahaan pangan harus mampu secara nyata meningkatkan mutu produknya untuk memberikan
kepuasan dan kepercayaan konsumen. Seiring perjalanan waktu, tidak jarang perusahaan-perusahaan lalai dalam
mengendalikan mutu produknya. Pengendalian mutu menurut Juran 1995,
merupakan proses yang digunakan untuk membantu pencapaian produk dan proses sesuai dengan tujuan. Kegiatan pengendalian mutu mencakup: 1
menilai kinerja operasi yang aktual, 2 membandingkan dengan tujuan standar dan 3 mengambil tindakan jika terdapat perbedaan. Melalui
pengendalian mutu, sebuah perusahaan selain mampu mengendalikan biaya dalam kegiatan operasional juga mampu bertahan dalam persaingan usaha
dari kompetitornya. Kendala yang umum terjadi di dalam perusahaan yang belum atau tidak
memiliki sistem di dalamnya adalah ketergantungan pada pihak tertentu yang menguasai konsep dan pengendalian mutu. Pengendalian disertai peningkatan
mutu yang dilakukan berkesinambungan memerlukan sebuah sistem yang mampu mengaturnya. Sistem ini akan membantu perusahaan mampu
mengendalikan mutunya walaupun pihak yang selama ini ahli dalam melakukan pengendalian mutu, tidak lagi berada di perusahaan tersebut.
B. Standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000