trans, dll. Contoh enzim yang termasuk golongan ini antara lain ribulosafosfat epimerase dan glukosfosfat isomerase.
6. Ligase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karenanya enzim-enzim tersebut juga dinamakan sintetase.
Contoh enzim golongan ini antara lain ialah glutamin sintetase dan piruvat karboksilase. Sebagai contoh, enzim glutamin sintetase yang terdapat dalam
otak dan hati merupakan katalisis reaksi pembentukan glutamin dari asam glutamat. Poedjiadi,A.,2006
2.2.2. Sifat – Sifat Enzim
1. Spesifitas Kekhasannya
Didalam sel terdapat beratus-ratus enzim yang berlainan kekhasannya. Artinya suatu enzim hanya mampu menjadi katalisator untuk reaksi tertentu saja. Enzim
tertentu bisa memiliki sifat khusus pada suatu kelompok substrat, misalnya enzim kinase dengan adanya ATP dapat memfosforilasi suatu monosakarida
aldoheksosa.
2. Pengaruh pH
pH juga sangat berpengaruh terhadap aktivitas enzim, karena sifat ionik gugus karboksil dan gugus amino mudah dipengaruhi oleh pH. Didalam sel dan
lingkungan sel sekelilingnya, pH dalam keadaan normal harus tetap sebab adanya perubahan akan menyebabkan pergeseran aktivitas enzim.
3. Pengaruh Suhu
Karena reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang dikatalisis oleh enzim juga peka terhadap suhu. Enzim sebagai protein akan mengalami
denaturasi jika suhunya dinaikkan, akibatnya daya kerja enzim menurun. Mungkin sampai suhu 45
o
C efek predominannya masih memperlihatkan kenaikan
Universitas Sumatera Utara
aktivitas. Tetapi lebih dari 45
o
C akan terjadi denaturasi termal dan menjelang suhu 55
o
C fungsi katalitik enzim hilang.
4. Koenzim dan Aktivator
Kebanyakan enzim memerlukan komponen lain untuk aktivasinya. Komponen ini biasanya disebut kofaktor. Kofaktor dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu gugus
prostetik, koenzim dan aktivator metal. Girindra,A.,1990
2.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim
1. Suhu enzim Secara umum reaksi kimia itu dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat dan pada suhu yang lebih tinggi reaksi
berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi.
Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi. Namun kenaikan suhu pada saat mulai terjadinya proses
denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi. Pada umumnya enzim yang terdapat pada hewan mempunyai suhu optimum antara 40-50
o
C dan pada tumbuhan antara 50 - 60
o
C. Dan sebagian besar enzim terdenaturasi pada suhu diatas 60
o
C.
2. Nilai pH pH rendah atau pH tinggi dapat menyebabkan terjadinya denaturasi dan akan
mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim. pH optimum untuk enzim berbeda- beda tergantung pada jenis enzim dan substratnya. Misalnya, pH optimum untuk
enzim lipase dari pankreas dengan substrat etil butirat ialah 7,0.
3. Konsentrasi substrat Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka
pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi
Universitas Sumatera Utara
pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar berdasarkan Persamaan Michaelis-Menten.
4. Konsentrasi enzim Kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi
enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. Poedjiadi,A.,1994
2.2.4. Fungsi dan Cara Kerja Enzim