2.1.3. Kecambah Biji Karet
Perkecambahan atau germinasi secara teknis adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai
Gardner, 1991. Biji karet merupakan jenis biji yang cepat dalam berkecambah. Biji karet tidak tahan disimpan lama, karena daya kecambahnya cepat sekali menurun. Biji
yang segar atau baru warnanya mengkilat, coraknya cerah, isi bijinya tidak goncang dan rata-rata berat untuk 220 biji adalah 1 kg.
Menurut pengalaman, biji karet yang telah diseleksi dengan cara pemantulan memiliki daya kecambah
80 dan biasanya biji yang tidak memantul tidak bisa berkecambah atau dijadikan sebagai benih. Sama halnya dengan biji yang lain,
umumnya biji karet dapat berkecambah jika mengandung kadar air yang tinggi. Setyamidjaja,D.,1999. Kadar air pada biji yang berkecambah akan meningkat
dibandingkan biji keringnya. Peningkatan kadar air ini diakibatkan adanya proses perendaman dimana biji dapat berkecambah jika memiliki kadar air antara 40-60.
Air berfungsi untuk melunakkan kulit biji, memfasilitasi masuknya O
2
dalam biji, dan alat transportasi sari makanan dari endosperm ke titik tumbuh. Soetopo, 2002
Pada saat biji mengalami perkecambahan, maka biji akan memerlukan aktivitas lipolitik yang tinggi dalam rangka memenuhi kebutuhan energi. Salah satu
sumber energi adalah minyak dan lemak yang ada dalam biji. Enzim lipase digunakan untuk memecah lemak dan minyak yang ada dalam biji, sehingga diharapkan aktivitas
lipase tinggi pada saat biji berkecambah.
Enzim lipase yang dihasilkan oleh perkecambahan biji-bijian mempunyai kondisi optimum aktivitas hidrolisis, esterifikasi dan alkoholisis yang spesifik. Seperti,
Lipase indigenous dapat diperoleh dari ekstrak kecambah biji koro benguk Mucuna pruriens L yang dari hasil penelitian menunjukkan ekstrak koro benguk mempunyai
aktivitas hidrolisis, esterifikasi dan alkolisis lebih tinggi dibandingkan ekstrak kecambah kacang tanah dan ekstrak kecambah biji wijen. Wipradyandewi, 2007
Universitas Sumatera Utara
2.2. Enzim