Efektor dapat berupa aktivator yang meningkatkan aktivitas, atau inhibitor yang menurunkan aktivitas. Secara umum, aktivasi merupakan cara untuk pengerahan
mobilisasi senyawa cadangan; bahan bakar disediakan untuk dibakar, sebagai tanggapan terhadap efektor yang bertindak sebagai isyarat yang menunjukkan bahwa
kebutuhan produksi energi meningkat.
2.7. Pengaruh pH Dan Suhu Terhadap Aktivitas Enzim 2.7.1. Pengaruh pH
Enzim biasanya melakukan katalis paling efektif pada kadar H
+
tertentu, tidak hanya karena katalisis tergantung pada perbandingan yang tepat antara gugus-gugus asam
dan basa yang ada tetapi juga karena konformasi protein tergantung pula pada muatan gugus-gugus yang membentuk ikatan. Perubahan yang besar pada pH menyebabkan
penurunan yang berarti pada suhu transisi bagi kerusakan konformasi.
2.7.2. Pengaruh Suhu
Laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim seperti halnya reaksi biasa akan meningkat dengan peningkatan suhu. Ini berlaku sampai suhu tertentu tercapai. Di luar rentang
kritis, yaitu pada suhu transisi, aktivitas enzim menurun dengan tajam. Diatas suhu tertentu tidak hanya enzim saja, bahkan hampir semua protein akan mudah rusak
konformasinya. Bila energi termal menjadi cukup besar untuk mengakibatkan pemutusan beberapa ikatan, maka ikatan-ikatan di sekitarnya akan melemah, dan
seluruh molekul akan membuka. Kerusakan yang luar pada konformasi ini dikenal sebagai denaturasi protein. Mcgilvery,R.W. 1996
2.8. Isolasi dan Pemurnian Enzim
Tujuan Pemurnian enzim adalah mengisolasi protein enzim spesifik dari ekstrak mentah seluruh sel yang mengandung banyak komponen lain. Molekul-molekul kecil
dapat diangkat dengan dialisis atau filtrasi gel, asam nukleat dengan presipitasi dengan
Universitas Sumatera Utara
antibiotika streptomisin, dll. Persoalannya adalah memisahkan enzim yang diinginkan dari campuran ratusan protein yang secara kimia dan fisika serupa. Prosedur
pemurnian klasik yang berguna termasuk pengendapan presipitasi dengan konsentrasi garam yang bervariasi umumnya amonium atau Natrium sulfat atau
pelarut aseton atau etanol, pemanasan diferensial atau denaturasi pH, sentrifugasi, filtrasi gel dan elektroforesis. Penyerapan adsorpsi selektif dan pelarutan elution
protein dari penukar anion selulosa dietilaminoetilselulosa dan penukar kation karboksimetilselulosa juga telah sangat berhasil untuk pemurnian dalam jumlah besar
dan cepat. Martin,D.W.,1987
Proses pengendapan protein dengan menggunakan amonium sulfat berkonsentrasi tinggi terutama digunakan bila diinginkan mengisolasi satu macam
protein saja. Sedangkan bila dengan menggunakan pelarut organik sebaiknya dilakukan pada suhu rendah untuk menghindari terjadinya denaturasi.
Poedjiadi,A.1994
2.9. Minyak Inti Kelapa Sawit atau PKO Sebagai Subtrat
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari buah kelapa sawit disebut minyak kelapa sawit mentah CPO dan inti sawit dinamakan minyak inti kelapa sawit Palm kernel
OilPKO ketaren, 1986. Inti sawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi cangkang dan inti. Inti sawit mengandung lemak, protein, serat dan
air. Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya disebut minyak inti sawit dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan sebagai bahan makanan
ternak. Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 – 53. Mangoensoekardjo.S.,
2003
Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau yang khas. Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan minyak yang telah dimurnikan. Titik
lebur dari minyak inti sawit adalah berkisar antara 25
o
C – 30
o
C. Sitinjak K, 1983. Minyak inti sawit merupakan trigliserida campuran, yang berarti bahwa gugus asam
lemak yang terikat dalam trigliserida – trigliserida yang dikandung lemak ini jenisnya
Universitas Sumatera Utara
lebih dari satu. Jenis asam lemaknya meliputi C
6
asam kaproat sampai C
18
jenuh asam stearat dan C
18
tak jenuh asam oleat dan asam linoleat. Winarno,FG., 1991
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Dan Minyak Inti Sawit
Asam Lemak Minyak Inti sawit
PKO Minyak Kelapa Sawit
CPO
Asam kaprilat Asam Kaproat
Asam laurat Asam miristat
Asam palmitat Asam stearat
Asam oleat Asam linoleat
3 – 4
3 – 7
46 – 52
14 – 17
6,5 – 9
1 – 2,5
13 – 19
0,5 - 2 -
- -
1,1 – 2,5
40 – 46
3,6 – 4,7
39 – 45
7 - 11 Sumber : Ketaren 1996
Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan
berwarna relatif terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah. Ketaren, 1996
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Alat-Alat