2.3. KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran merupakan seperangkat usaha yang dilakukan secara sadar oleh guru untuk membantu siswa atau peserta didik agar memperoleh kemudahan
dalam belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Usaha tersebut adalah adanya proses interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
siswa dengan sumber belajar yang harus direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi
agar terlaksana
dengan baik.
Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan PKn merupakan mata pelajaran yang memuat tentang
kewarganegaraan khususnya mengenai hak, kewajiban dan perilaku dalam berbangsa dan bernegara.
Pelajaran PKn merupakan pelajaran yang sangat penting dan sangat berguna bagi kehidupan namun pelajaran tersebut kurang diminati oleh siswa dan
seringkali disepelekan oleh siswa. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran PKn justru menjadi penghambat dalam pencapaian pemahaman
siswa terhadap suatu konsep yang berdampak pada hasil belajar PKn kurang maksimal.
Dalam pelaksanaannya, siswa masih kurang berminat dengan pelajaran PKn. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang masih kurang dari
kriteria ketuntasan minimum KKM yaitu 75, masih banyak siswa yang tidak lulus yaitu sebanyak 17 dari 26 siswa. Kurangnya minat belajar siswa ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, faktor media, faktor KBM dan faktor dari diri siswa sendiri. Dalam pelaksanaannya faktor-faktor penghambat
tersebut diantaranya yaituditemukan beberapa masalah yaitu: 1 peran guru
sebagai fasilitator belum optimal, 2 rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn sehingga aktivitas siswa cenderung rendah, 3 pemanfaatan media
kurang optimal. Permasalahan-permasalahan tersebut menyebabkan perolehan hasil belajar siswa yang kurang optimal.
Solusi pembelajaran yang sesuai utuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan penerapan model siklus belajar berbantuan media video
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi
pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Guru tidak memberi petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, tatpi guru mengajukan pertanyaan
penuntun tentang apa yang akan dilakukan siswa. Dengan demikian kemampuan analisis, evaluatif, dan argumentatif siswa dapat berkembang sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Berikut dipaparkan kerangka berpikir dalam penelitian peningkatan kualitas
pembelajaran PKn melalui model siklus belajar berbantuan media video pembelajaran pada siswa kelas VA SD Lab School Unnes.
Bagan 2.1 Kerangka berpikir model pembelajaran siklus belajar
berbantuan video pembelajaran
Kondisi awal
Kualitas pembelajaran PKn rendah ditandai: Masih diguanakan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran
sehingga peran guru sebagai fasilitator belum optimal dan belum menggunakan variasi media yang mampu menayangkan materi secara nyata
Rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn sehingga aktivitas siswa cenderung rendah
Hasil belajar PKn rendah ditunjukkan dengan 65,4 siswa belum mencapai KKM.
Pemberian Tindakan
Melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran siklus belajar berbantuan media video pembelajaran dengan langkah-langkah yang dirujuk dari
Wena 2013:170 dan dikolaborasikan dengan media video pembelajaran sebagai berikut:
10. Guru membangkitkan minat dan keingintahuan siswa melaui penayangan video
yang sesuai dengan materi pembelajaran. 11.
Siswa mengamati video yang ditayangkan guru mengamati. 12.
Siswa mengomentari isi video menanya. 13.
Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi dalam kelompok mengumpulkan informasi.
14. Siswa mempresentasikan hasil diskusi mengkomunikasikan.
15. Guru mengklarifikasi penjelasan siswa.
16. Siswa membuat kesimpulan atas materi pembelajaran mengkomunikasikan.
17. Siswa mengerjakan soal dari guru mengasosiasi.
18. Siswa mengoreksi jawaban bersama guru.
Kondisi akhir
Kualitas Pembelajaran PKn meningkat setelah diterapkan model siklus belajar berbantuan media video pembelajaran:
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran meningkat dengan kategori baik. 2. Aktivitas siswa meningkat dengan kategori baik.
3. Hasil belajar siswa meningkat yaitu mencapai rata-rata klasikal 85.
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN