Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penelitian Terdahulu

unik. Proaktif adalah berusaha mencari peluang baru. Risk Taking merupakan seorang yang berorientasi pada peluang dalam ketidak pastian dalam pengambilan keputusan Knight, 2000. Keagresifan bersaing competitive aggressiveness upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengungguli pesaing. Otonomi autonomy bekerja secara mandiri, membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk memajukan konsep bisnis Lumpkin dan Dess, 1996. Dari beberapa permasalahan diatas akhirnya mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai, “ Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Studi pada UMKM di Bidang Kuliner Khas Kota Medan dimana penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi kewirausahaan dan kompetensi kewirausaah terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah Orientasi Kewirausahaan Berpengaruh Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM di Bidang Kuliner di Kota Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM di Bidang Kuliner di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya dalam bidang kewirausahaan. 2. Bagi Mahasiswa Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi penunjang dalam penelitian selanjutnya. 3. Bagi Pelaku Bisnis Khususnya UMKM Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para pelaku usaha UMKM yang ingin memperbaiki kinerja dan mengembangkan bisnisnya. 4. Bagi Masyarakat Luas Sebagai sumber informasi tentang pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM di Kota Medan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kewiraushaan

Kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku wirausaha Sudjana, 2004. Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko, dan berorientasi laba. Menurut Zimmerer dan Scarborough 2005 wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya. Dalam hubungan dengan bisnis, wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah prionir dalam bisnis, inovator, penanggung risiko, yang memiliki visi kedepan, dan keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha. Menurut Meredith wirausaha adalah individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuannya. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, pola sikap, perilaku, dan pandangan mampu menghasilkan gagasan cemerlang dan mewujudkan dalam usaha yang nyata. Mereka yang tidak memilki kepercayaan diri, tidak memilki gagasan baru, tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada serta hanya memandang sukses dan kejayaan yang telah lalu, tidak memiliki peluang untuk menjadi wirausaha yang berhasil Widjajanta dkk, 2007:94. Ini berarti kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, mengambil resiko dan berorientasi laba. Winarto 2004 menjelaskan kewirausahaan merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat.Menurut Mulyasa 2011: 189 kewirausahaan merujuk pada sifat, watak, dan karakteristik yang melekat pada setiap indivu yang memilki kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif dalam setiap kegiatan yang produktif. Pengertian ini memberikan arti bahwa setiap orang bisa memiliki karakter kewirausahaan asalkan ia mau bekerja keras serta berpikir kreatif dan inovatif. Kewirausahaan adalah proses dinamis dari visi, perubahan dan penciptaan yang mensyaratkan aplikasi energi dan semangat terhadap penciptaan dan implementasi dari ide baru dan solusi kreatif Kuratko,2009:21. Tidak semua orang memiliki kapabilitas kewirausahaan. Hanya orang yang memiliki jiwa kewirausahaan dapat mendirikan dan mengelola usaha secara profesional Echdar, 2013:19.Menurut Suryana 2006: 3 ciri-ciri orang yang mempunyai jiwa kewirausahaan adalah: 1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab 2. Memilki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif 3. Memilki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawsan kedepan 4. Memilki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak, dan 5. Berani menggambil risiko dengan penuh perhitungan. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kreatifitas creativity adalah kemampuan mengembang ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Inovasi innovation adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang doing new things Suryana, 2006: 2.

2.1.2 Orientasi Kewirausahaan

Orientasi kewirausahaan disebut-sebut sebagai spearhead pelopor untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi perusahaan berkelanjutan, berdaya saing tinggi, berperan dalam pencapaian kesuksesan, meningkatkan kinerja usaha, dan pendekatan baru dalam pembaruan kinerja Suryanita, 2006. Seorang pemilik atau pengelola usaha harus menentukan usaha apa yang akan dilakukan, dimana usaha akan dilakukan, kapan modal digunakan, bagaimana pembelanjaan dilakukan, dan siapa saja yang terkait dengan usaha tersebut termasuk karyawan dan konsumen yang menjadi sasaran . Pada proses kewirausahaan dibutuhkan orientasi kewirausahaan karena orientasi kewirausahaan menentukan arah gerak usaha yang telah dirintis Knight, 2000:14.Porter 2008 mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif di dalam market place yang sama. Orientasi Kewirausahaan merupakan suatu fenomena organisasi yang mencerminkan kemampuan manajerial mereka, sebagaimana perusahaan memulai untuk berinisiatif dan mengubah tindakan kompetitif mereka sehingga dapat menguntungkan bisnis yang dijalaninya Avlontis Salavou, 2007.Orientasi kewirausahaan menciptakan keterampilan komplek, tak berwujud, tak diucapkan, yang memungkinkan perusahaan menghasilkan gagasan baru untuk penciptaan produk baru, inovatif, dan memiliki keberanian untuk menghadapi risiko Frishammar dan Horte 2007; Becherer dan Maurer, 1997. Menurut Miller 1983 orientasi kewirausahaan merupakan suatu orientasi untuk berusaha menjadi yang pertama dalam inovasi produk pasar, berani mengambil risiko dan melakukan tindakan proaktif untuk mengalahkan pesaing. Peranan orientasi kewirausahaan adalah metode, praktik, dan pengambilan keputusan manajer dalam berwirausaha dan sebagai orientasi strategis perusahaan untuk bersaing. Orientasi kewirausahaan terbagi dalam lima dimensi Lumpkin dan Dess, 1996, yaitu : 1. Inovatif Inovatif mencerminkan kecenderungan seorang entrepreneur untuk memunculkan dan merealisasikan ide –ide baru, mencoba cara – cara baru yang berbeda dari yang ada sebelumnya serta antusiasme untuk mengadopsi ide –ide baru atau metode baru untuk bisnis mereka, lalu menerapkan inovasi tersebut dalam operasional bisnis mereka Lumpkin Dess, 2001; Wiklund Shepherd, 2005. 2. Proaktif Sikap Proaktif seorang pengusaha mencerminkan proses dalam mencari peluang baru yang muncul dengan mengembangkan, memperkenalkan, serta membuat perbaikan terhadap produk ataupun jasa yang dipasarkannya Lumpkin Dess, 2001; Kobia Sikalich, 2010; Kreiser et al, 2002. Sikap Proaktif juga menyangkut sebagaimana pentingnya inisiatif dalam proses kewirausahaan. Dalam usaha menjadi sebuah bisnis yang Proaktif, di perlukan beberapa faktor penunjang sebagai indikator, bahwa bisnis tersebut telah memiliki dimensi Proaktif dalam Orientasi Kewirausahaan. 3. Risk Taking Risk Taking atau pengambilan resiko merupakan suatu tindakan seorang entrepreneur yang memiliki kesediaan atau kemauan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk dapat menjalankan suatu pekerjaan walaupun tanpa adanya kepastian hasil yang akan didapat. Lumpkin Dess, 2001; Kobia Sikalich, 2010. 4. Keagresifan bersaing Competitive Aggressiveness Keagresifan bersaing adalah harapan-harapan dari perusahaan untuk menantang dan mengungguli pesaing dan ditandai oleh sikap atau tanggapan atau respon agresif terhadap tindakan-tindakan pesaing dalam upaya menetrasi pasar dan memperbaiki posisi dipasar Lumpkin dan Dess, 1996. 5. Otonomi Autonomy Otonomi merupakan kegiatan independent individual mandiri atau tim dalam menjabarkan ide-ide atau visi, membuat keputusan dan mengambil tindakan yang bertujuan untuk memajukan konsep bisnis dan membawanya pada penyelesaian. Secara umum otonomi berarti kemampuan berinisiatif dalam mengeksploitasi peluang Lumpkin dan Dess, 1996. Pada literatur lain, sebuah model orientasi kewirausahaan yang diambil dari faktor psikologi dipresentasikan oleh Lee dan Tsang dalam Sinarasri, 2013. Faktor psikologi yang dimaksud adalah: 1. Need for Achievement Kebutuhan Berprestasi Kebutuhan berprestasi adalah faktor psikologi yang kuat memicu seseorang melakukan aktivitas sepanjang tujuannya belum tercapai Lee dan Tsang, 2000. Need for Achievement mengacu pada dorongan yang kuat pada seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan. Individu yang memilki Need for Achievement yang tinggi umumnya selalu ingin menghadapi tantangan baru. Individu dengan kebutuhan ini akan cenderung lebih mengejar prestasi pribadi dibandingkan reward terhadap keberhasilan. Ciri-ciri seseorang yang memiliki Need for Achievement adalah berusaha melakukan sesuatu dengan kreatif dan inovatif dan menggambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya. 2. Internal locus of control Keyakinan Diri Internal locus of control merupakan keyakinan bahwa keberhasilan itu adalah karena usaha dari diri sendiri. Individu yang mempunyai internal locus of control menunjukkan motivasi yang lebih besar, menyukai hal-hal yang bersifat kompetitif, suka bekerja keras, merasa dikejar waktu dan ingin selalu berusaha lebih baik dari kondisi sebelumnya, sehingga mengarah pada pencapaian pretasi yang lebih tinggi Falikhatun,2003. 3. Self Reliance Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adaah modal utama gerakan. Tanpa kepercayaan diri suatu gerakkan akan kehilangan daya hidup dan dinamikanya. 4. Extroversion Keterbukaan Kecenderungan orang untuk bersosialisasi, suka berteman, suka berbicara, aktif, dan memilki interaksi sosial yang tinggi. Berbagai literatur diatas sangat menekankan bahwa seorang wirausaha yang memiliki orientasi kewirausahaan yang baik yang akan memperbaiki sistem- sistem mereka hingga produktif.

2.1.3 Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

Keunggulan bersaing merupakan strategi keuntungan dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam pasar. Strategi yang didesain bertujuan untuk mencapai keunggulan bersaing yang terus menerus agar perusahaan dapat terus menjadi pemimpin pasar Prakosa,2005:53. Perusahaan mengalami keunggulan bersaing ketika tindakan-tindakan dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika beberapa perusahaan yang bersaing terlibat dalam tindakan serupa Barney,2010:9. Keunggulan bersaing dianggap sebagai keuntungan dibanding kompetitor yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih pada konsumen dibanding penawaran kompetitor Kotler et al., 2005:461. Keunggulan bersaing diharapkan mampu untuk mencapai laba sesuai rencana, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta melanjutkan kelangsungan hidup suatu usaha Saiman,2014:128.Untuk mempertahakan kelangsungan hidupnya dari situasi persaingan yang tidak dinginkan seperti berikut ini : 1. Banyaknya usaha yang bersaing 2. Ukuran serupa dari usaha yang bersaing 3. Kapabilitas yang serupa dari usaha yang bersaing 4. Penurunan permintaan produk industri 5. Turunnya harga produk jasa di industri 6. Ketika konsumen dapat beralih merek dengan mudah 7. Ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi 8. Ketika hambatan untuk memasuki pasar rendah 9. Ketika biaya tetap tinggi di antara perusahaan yang bersaing 10. Saat produk dapat dihancurkan 11. Ketika saingan memiliki kelebihan kapasitas 12. Ketika permintaan konsumen turun 13. Ketika saingan memiliki kelebihan persediaan 14. Ketika saingan menjual produk jasa serupa, dan 15. Ketika merger menjadi hal umum di industri David, 2011:108. Untuk kelangsungan keberadaannya, keunggulan bersaing perusahaan tersebut juga harus berkelanjutan sustainable karena pada dasarnya perusahaan ingin melanggengkan keberadaannya. Keunggulan bersaing berkelanjutan merupakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan akhirnya, untuk mengasilkan keuntungan profit tinggi. Artinya, keunggulan bersaing berkelanjutan bukanlah akhir, tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir perusahaan. Keunggulan bersaing berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kemampuan yang memungkinkan secara berkelanjutan usaha kecil sektor perdagangan untuk dapat menghasilkan tingkat penjualan dan laba yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. Menurut Day Wensley 1988 keunggulan bersaing berkelanjutan merupakan bentuk-bentuk strategi untuk membantu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan jika perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai yang tidak dimiliki kompetitor dan perusahaan-perusahaan lain tidak mampu meniru kelebihan strategi ini. Keunggulan bersaing berkelanjutan diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan berdasarkan pendapat Barney 1991 yang terdiri dari: 1. Nilai-nilai dari perusahaan yang langka 2. Imitability , sulit ditiru 3. Durability , yaitu daya tahan perusahaan terhadap persaingan 4. Transferability , yaitu tingkat kemudahaan untuk menyalurkan.

2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM

Badan Pusat Statistik BPS mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja atau lebihh digolongkan sebagai usaha besar Wismiarsi, 2008:6. Sementara menurut Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, bahwa usaha kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp. 200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri sendiri. 1. Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri.beberapa kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut: 1. Daya Tahan Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mepertahunkan kelangsungan usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-satunya sumper penghasilan keluarga.Oleh karena itu pengusaha kecil sangat adaptif dalam menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha. 2. Padat Karya Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi. 3. Keahlian Khusus UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal.Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara turun-menurun.Selain itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia mumpanyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah. 4. Jenis Produk Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa kultur ,yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing-masing daerah. Contohnya seperti kerajinan tangan dari bambu atau rotan, dan ukir-ukiran kayu. 5. Keterkaitan Dengan Sektor Pertanian UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural based karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skali kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi. 6. Permodalan Pada umumnya, pengusaha kecil menggatungkan diri pada uang tabungan sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal untuk kebutuhan modal kerja Tambunan, 2002:166. Kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha tersebut. Kendala yang umumnya dialami oleh UMKM adalah adanya keterbatasan modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, pengetahuan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan penguasaan teknologi, kualitas SDM pendidikan formal yang rendah, manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya pembagian tugas yang jelas serta sering mengandalkan anggoa keluarha sebagai pekerja tidak dibayar Tambunan,2002:169. 2. Krieteria UMKM Adapun kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UKM berdasarkan aset dan omset adalah sebagai berikut: - Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp. 50 juta dan omset maksimal Rp. 300 juta per tahun. - Usaha Kecil memiliki aset maksimal Rp. 50 juta-Rp. 500 juta dan omset maksimal Rp. 300 juta-Rp. 2,5 Milyar per tahun. - Usaha Menengah memiliki aset maksimal Rp. 500 juta- Rp. 10 Milyar dan omset maksimal Rp 2,5 Milyar- Rp. 50 Milyar per tahun.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Cynthia Vanessa Djodjobo dan Hendra N. Tawas 2014 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan , Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing terhadap 1. Orientasi kewirausahaan 2. Inovasi Produk 3. Keunggulan Bersaing 4. Kinerja Pemasaran Analisis Jalur Orientasi kewirausahaa n dan inovasi produk secara simultan berpengaruh positif terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado keunggulan bersaing pada usaha nasi kuning di Manado Azlin Shafina Arsyad, et al 2014 The Impact of Entrepreneuria l Orientation on Business Performance: A Study of Technology- Based SMEs in Malaysia 1. Orientasi Kewirausahaan 2. Kinerja Bisnis Analisis Deskriptif Dimensi orientasi kewirausahaa n : inovasi, proaktif, pengambilan risiko dan agresifitas kompetitif yang berpengaruh pada kinerja bisnis Muzakar Isa 2013 Analisis Kompetensi Kewirausahaan , Orientasi Kewirausahaan , dan Kinerja Industri Mebel 1. Kompetensi Kewirausahaan 2. Orientasi Kewirausahaan 3. Kinerja Confirmat ory Factor Analysis CFA Orientasi kewirausahaa n berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja,dan variabel orientasi kewirausahaa n terbukti memediasi hubungan antara kompetensi kewirausahaa n dan kinerja usaha mebel di Klaten Arasy Alimudin 2011 Pengaruh Orientasi Wirausaha Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan dan Kinerja 1. Orientasi Wirausaha 2. Keunggulan Bersaing Berkelanjutan 3. Kinerja Pemasaran Analisa Cross Tab dan Analisis Jalur Orientasi Wirausaha berpengaruh signifikan terhadap keunggulan Bersaing Berkelanjuta Pemasaran Usaha Kecil Sektor Perdagangan di Kota Surabaya n Sdan Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Sektor Perdagangan di Surabaya Perminas Pangeran 2011 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro dan Kecil 1. Orientasi Kewirausahaan 2. Kinerja Keuangan 3. Pengembangan Produk Baru Analisis Regresi Berganda Keproaktifan dan Pengambilan Resiko berpengaruh terhadap kinerja pengembanga n produk baru dan mengindikasi kan adanya peningkatan kecepatan pengembanga n produk baru. Rudi Hartono Soegianto, Enny Noegraheni 2011 Analisis Pengaruh Modal Sosial dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Kewirausahaan Pada PT. Mentari Esa Cipta 1. Modal Sosial 2. Orientasi Kewirausahaan 3. Kinerja Perusahaan Analasis deskriptif dan Analisis Kuantitatif Modal sosial dan orientasi kewirausahaa n memilki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja kewirausahaa n Andreas Rauch, Johan Wiklund, and G.T Lumpkin 2004 Entrepreneuria l Orientation and Business Performance : an Assessment of Past Research and 1. Orientasi Kewirausahaan 2. Kinerja Bisnis Meta Analysis Orientasi kewirausahaa n dan kinerja bisnis memilki pengaruh positif dan Suggestions for the Future cukup besar.

2.3 Kerangka Konseptual