unik. Proaktif adalah berusaha mencari peluang baru.
Risk Taking
merupakan seorang yang berorientasi pada peluang dalam ketidak pastian dalam pengambilan
keputusan Knight, 2000. Keagresifan bersaing
competitive aggressiveness
upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengungguli pesaing. Otonomi
autonomy
bekerja secara mandiri, membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk memajukan konsep bisnis Lumpkin dan Dess, 1996.
Dari beberapa permasalahan diatas akhirnya mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai, “ Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan
Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Studi pada UMKM di Bidang Kuliner Khas Kota Medan dimana penulis ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi kewirausahaan dan kompetensi kewirausaah terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah Orientasi Kewirausahaan
Berpengaruh Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM di Bidang Kuliner
di Kota Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk
mengetahui pengaruh
Orientasi Kewirausahaan
terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM di Bidang Kuliner di Kota
Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya dalam bidang kewirausahaan.
2. Bagi Mahasiswa
Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi penunjang dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pelaku Bisnis Khususnya UMKM
Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para pelaku usaha
UMKM yang ingin memperbaiki kinerja dan mengembangkan bisnisnya.
4. Bagi Masyarakat Luas
Sebagai sumber informasi tentang pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM di Kota
Medan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kewiraushaan
Kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku wirausaha Sudjana, 2004. Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko, dan
berorientasi laba. Menurut Zimmerer dan Scarborough 2005 wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan
untuk mendirikannya. Dalam hubungan dengan bisnis, wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah
prionir dalam bisnis, inovator, penanggung risiko, yang memiliki visi kedepan, dan keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha.
Menurut Meredith wirausaha adalah individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar
tujuannya. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, pola sikap, perilaku, dan pandangan mampu menghasilkan gagasan cemerlang dan mewujudkan dalam
usaha yang nyata. Mereka yang tidak memilki kepercayaan diri, tidak memilki gagasan baru, tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada serta hanya
memandang sukses dan kejayaan yang telah lalu, tidak memiliki peluang untuk menjadi wirausaha yang berhasil Widjajanta dkk, 2007:94. Ini berarti
kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, mengambil resiko dan berorientasi laba.
Winarto 2004 menjelaskan kewirausahaan merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan
kesejahteraan bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat.Menurut Mulyasa 2011: 189 kewirausahaan merujuk pada sifat, watak, dan karakteristik
yang melekat pada setiap indivu yang memilki kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif dalam setiap kegiatan yang
produktif. Pengertian ini memberikan arti bahwa setiap orang bisa memiliki karakter kewirausahaan asalkan ia mau bekerja keras serta berpikir kreatif dan
inovatif. Kewirausahaan adalah proses dinamis dari visi, perubahan dan
penciptaan yang mensyaratkan aplikasi energi dan semangat terhadap penciptaan dan implementasi dari ide baru dan solusi kreatif Kuratko,2009:21. Tidak
semua orang memiliki kapabilitas kewirausahaan. Hanya orang yang memiliki jiwa kewirausahaan dapat mendirikan dan mengelola usaha secara profesional
Echdar, 2013:19.Menurut Suryana 2006: 3 ciri-ciri orang yang mempunyai jiwa kewirausahaan adalah:
1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis,
berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab 2.
Memilki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif
3. Memilki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil
dan wawsan kedepan 4.
Memilki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak, dan
5. Berani menggambil risiko dengan penuh perhitungan.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kreatifitas
creativity
adalah kemampuan mengembang ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Inovasi
innovation
adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan
menemukan peluang
doing new things
Suryana, 2006: 2.
2.1.2 Orientasi Kewirausahaan
Orientasi kewirausahaan disebut-sebut sebagai
spearhead
pelopor untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi perusahaan berkelanjutan, berdaya
saing tinggi, berperan dalam pencapaian kesuksesan, meningkatkan kinerja usaha, dan pendekatan baru dalam pembaruan kinerja Suryanita, 2006.
Seorang pemilik atau pengelola usaha harus menentukan usaha apa yang akan dilakukan, dimana usaha akan dilakukan, kapan modal digunakan,
bagaimana pembelanjaan dilakukan, dan siapa saja yang terkait dengan usaha tersebut termasuk karyawan dan konsumen yang menjadi sasaran .
Pada proses kewirausahaan dibutuhkan orientasi kewirausahaan karena orientasi kewirausahaan menentukan arah gerak usaha yang telah dirintis
Knight, 2000:14.Porter 2008 mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai
strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif di dalam
market place
yang sama. Orientasi Kewirausahaan merupakan suatu fenomena organisasi yang
mencerminkan kemampuan manajerial mereka, sebagaimana perusahaan memulai untuk berinisiatif dan mengubah tindakan kompetitif mereka
sehingga dapat menguntungkan bisnis yang dijalaninya Avlontis Salavou, 2007.Orientasi kewirausahaan menciptakan keterampilan komplek, tak berwujud,
tak diucapkan, yang memungkinkan perusahaan menghasilkan gagasan baru untuk penciptaan produk baru, inovatif, dan memiliki keberanian untuk
menghadapi risiko Frishammar dan Horte 2007; Becherer dan Maurer, 1997. Menurut Miller 1983 orientasi kewirausahaan merupakan suatu orientasi
untuk berusaha menjadi yang pertama dalam inovasi produk pasar, berani mengambil risiko dan melakukan tindakan proaktif untuk mengalahkan
pesaing. Peranan orientasi kewirausahaan adalah metode, praktik, dan pengambilan keputusan manajer dalam berwirausaha dan sebagai orientasi
strategis perusahaan untuk bersaing. Orientasi kewirausahaan terbagi dalam lima dimensi Lumpkin dan Dess, 1996, yaitu :
1. Inovatif
Inovatif mencerminkan kecenderungan seorang entrepreneur untuk memunculkan dan merealisasikan ide
–ide baru, mencoba cara – cara baru yang berbeda dari yang ada sebelumnya serta antusiasme untuk
mengadopsi ide –ide baru atau metode baru untuk bisnis mereka, lalu
menerapkan inovasi tersebut dalam operasional bisnis mereka Lumpkin Dess, 2001; Wiklund Shepherd, 2005.
2. Proaktif
Sikap Proaktif seorang pengusaha mencerminkan proses dalam mencari peluang baru yang muncul dengan mengembangkan,
memperkenalkan, serta membuat perbaikan terhadap produk ataupun jasa yang dipasarkannya Lumpkin Dess, 2001; Kobia Sikalich, 2010;
Kreiser et al, 2002. Sikap Proaktif juga menyangkut sebagaimana pentingnya inisiatif dalam proses kewirausahaan. Dalam usaha menjadi
sebuah bisnis yang Proaktif, di perlukan beberapa faktor penunjang sebagai indikator, bahwa bisnis tersebut telah memiliki dimensi
Proaktif dalam Orientasi Kewirausahaan.
3. Risk Taking
Risk Taking
atau pengambilan resiko merupakan suatu tindakan seorang entrepreneur yang memiliki kesediaan atau kemauan untuk
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk dapat menjalankan suatu pekerjaan walaupun tanpa adanya kepastian hasil yang akan
didapat. Lumpkin Dess, 2001; Kobia Sikalich, 2010. 4.
Keagresifan bersaing
Competitive Aggressiveness
Keagresifan bersaing adalah harapan-harapan dari perusahaan untuk menantang dan mengungguli pesaing dan ditandai oleh sikap atau
tanggapan atau respon agresif terhadap tindakan-tindakan pesaing dalam
upaya menetrasi pasar dan memperbaiki posisi dipasar Lumpkin dan Dess, 1996.
5. Otonomi
Autonomy
Otonomi merupakan kegiatan independent individual mandiri atau tim dalam menjabarkan ide-ide atau visi, membuat keputusan dan mengambil
tindakan yang bertujuan untuk memajukan konsep bisnis dan membawanya pada penyelesaian. Secara umum otonomi berarti
kemampuan berinisiatif dalam mengeksploitasi peluang Lumpkin dan Dess, 1996.
Pada literatur lain, sebuah model orientasi kewirausahaan yang diambil dari faktor psikologi dipresentasikan oleh Lee dan Tsang dalam Sinarasri, 2013.
Faktor psikologi yang dimaksud adalah: 1.
Need for Achievement
Kebutuhan Berprestasi Kebutuhan berprestasi adalah faktor psikologi yang kuat memicu
seseorang melakukan aktivitas sepanjang tujuannya belum tercapai Lee dan Tsang, 2000.
Need for Achievement
mengacu pada dorongan yang kuat pada seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan. Individu yang
memilki
Need for Achievement
yang tinggi umumnya selalu ingin menghadapi tantangan baru. Individu dengan kebutuhan ini akan
cenderung lebih mengejar prestasi pribadi dibandingkan
reward
terhadap keberhasilan. Ciri-ciri seseorang yang memiliki
Need for Achievement
adalah berusaha melakukan sesuatu dengan kreatif dan inovatif dan menggambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya.
2.
Internal locus of control
Keyakinan Diri Internal locus of control merupakan keyakinan bahwa keberhasilan itu
adalah karena usaha dari diri sendiri. Individu yang mempunyai internal locus of control menunjukkan motivasi yang lebih besar, menyukai hal-hal
yang bersifat kompetitif, suka bekerja keras, merasa dikejar waktu dan ingin selalu berusaha lebih baik dari kondisi sebelumnya, sehingga
mengarah pada pencapaian pretasi yang lebih tinggi Falikhatun,2003. 3.
Self Reliance
Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adaah modal utama gerakan. Tanpa kepercayaan diri
suatu gerakkan akan kehilangan daya hidup dan dinamikanya. 4.
Extroversion
Keterbukaan Kecenderungan orang untuk bersosialisasi, suka berteman, suka berbicara,
aktif, dan memilki interaksi sosial yang tinggi. Berbagai literatur diatas sangat menekankan bahwa seorang wirausaha
yang memiliki orientasi kewirausahaan yang baik yang akan memperbaiki sistem- sistem mereka hingga produktif.
2.1.3 Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
Keunggulan bersaing merupakan strategi keuntungan dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam pasar. Strategi
yang didesain bertujuan untuk mencapai keunggulan bersaing yang terus menerus agar perusahaan dapat terus menjadi pemimpin pasar
Prakosa,2005:53.
Perusahaan mengalami keunggulan bersaing ketika tindakan-tindakan dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika
beberapa perusahaan
yang bersaing
terlibat dalam
tindakan serupa
Barney,2010:9. Keunggulan bersaing dianggap sebagai keuntungan dibanding kompetitor yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih pada
konsumen dibanding penawaran kompetitor Kotler et al., 2005:461. Keunggulan bersaing diharapkan mampu untuk mencapai laba sesuai
rencana, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta melanjutkan kelangsungan hidup suatu usaha Saiman,2014:128.Untuk
mempertahakan kelangsungan hidupnya dari situasi persaingan yang tidak dinginkan seperti berikut ini :
1. Banyaknya usaha yang bersaing
2. Ukuran serupa dari usaha yang bersaing
3. Kapabilitas yang serupa dari usaha yang bersaing
4. Penurunan permintaan produk industri
5. Turunnya harga produk jasa di industri
6. Ketika konsumen dapat beralih merek dengan mudah
7. Ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi
8. Ketika hambatan untuk memasuki pasar rendah
9. Ketika biaya tetap tinggi di antara perusahaan yang bersaing
10. Saat produk dapat dihancurkan
11. Ketika saingan memiliki kelebihan kapasitas
12. Ketika permintaan konsumen turun
13. Ketika saingan memiliki kelebihan persediaan
14. Ketika saingan menjual produk jasa serupa, dan
15. Ketika merger menjadi hal umum di industri David, 2011:108.
Untuk kelangsungan keberadaannya, keunggulan bersaing perusahaan tersebut juga harus berkelanjutan
sustainable
karena pada dasarnya perusahaan ingin melanggengkan keberadaannya. Keunggulan bersaing berkelanjutan
merupakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan akhirnya, untuk mengasilkan keuntungan profit tinggi. Artinya, keunggulan bersaing
berkelanjutan bukanlah akhir, tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir perusahaan.
Keunggulan bersaing berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kemampuan yang memungkinkan secara berkelanjutan usaha kecil sektor
perdagangan untuk dapat menghasilkan tingkat penjualan dan laba yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. Menurut Day Wensley 1988 keunggulan
bersaing berkelanjutan merupakan bentuk-bentuk strategi untuk membantu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan jika perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai yang tidak dimiliki kompetitor dan
perusahaan-perusahaan lain tidak mampu meniru kelebihan strategi ini. Keunggulan bersaing berkelanjutan diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan berdasarkan pendapat Barney 1991 yang terdiri dari: 1.
Nilai-nilai dari perusahaan yang langka 2.
Imitability
, sulit ditiru 3.
Durability
, yaitu daya tahan perusahaan terhadap persaingan 4.
Transferability
, yaitu tingkat kemudahaan untuk menyalurkan.
2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
Badan Pusat Statistik BPS mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan
sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja
atau lebihh digolongkan sebagai usaha besar Wismiarsi, 2008:6. Sementara menurut Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, bahwa
usaha kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp.
200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri sendiri.
1. Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM
Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri.beberapa kelebihan dan kekurangan UMKM itu
sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut: 1.
Daya Tahan Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mepertahunkan kelangsungan
usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-satunya sumper penghasilan keluarga.Oleh karena itu pengusaha kecil sangat adaptif
dalam menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha. 2.
Padat Karya Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang
bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih
memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.
3. Keahlian Khusus
UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan
pendidikan formal.Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara turun-menurun.Selain itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia
mumpanyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah. 4.
Jenis Produk Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa
kultur ,yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing-masing daerah. Contohnya seperti kerajinan tangan dari bambu
atau rotan, dan ukir-ukiran kayu. 5.
Keterkaitan Dengan Sektor Pertanian UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat
agricultural based
karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skali kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.
6. Permodalan
Pada umumnya, pengusaha kecil menggatungkan diri pada uang tabungan sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal untuk
kebutuhan modal kerja Tambunan, 2002:166. Kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha
tersebut. Kendala yang umumnya dialami oleh UMKM adalah adanya
keterbatasan modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, pengetahuan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan
penguasaan teknologi, kualitas SDM pendidikan formal yang rendah, manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya pembagian tugas
yang jelas serta sering mengandalkan anggoa keluarha sebagai pekerja tidak dibayar Tambunan,2002:169.
2. Krieteria UMKM
Adapun kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UKM berdasarkan aset dan omset adalah sebagai berikut:
- Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp. 50 juta dan omset maksimal
Rp. 300 juta per tahun. -
Usaha Kecil memiliki aset maksimal Rp. 50 juta-Rp. 500 juta dan omset maksimal Rp. 300 juta-Rp. 2,5 Milyar per tahun.
- Usaha Menengah memiliki aset maksimal Rp. 500 juta- Rp. 10
Milyar dan omset maksimal Rp 2,5 Milyar- Rp. 50 Milyar per tahun.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
dan Tahun Penelitian
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
Cynthia Vanessa
Djodjobo dan Hendra
N. Tawas 2014
Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan , Inovasi
Produk dan Keunggulan
Bersaing terhadap
1. Orientasi
kewirausahaan 2.
Inovasi Produk 3.
Keunggulan Bersaing
4. Kinerja
Pemasaran Analisis
Jalur Orientasi
kewirausahaa n dan inovasi
produk secara simultan
berpengaruh positif
terhadap
Kinerja Pemasaran
Usaha Nasi Kuning di
Kota Manado keunggulan
bersaing pada usaha nasi
kuning di Manado
Azlin Shafina
Arsyad, et al
2014
The Impact of Entrepreneuria
l Orientation on Business
Performance: A Study of
Technology- Based SMEs in
Malaysia
1. Orientasi
Kewirausahaan 2.
Kinerja Bisnis Analisis
Deskriptif Dimensi
orientasi kewirausahaa
n : inovasi, proaktif,
pengambilan risiko dan
agresifitas kompetitif
yang berpengaruh
pada kinerja bisnis
Muzakar Isa 2013
Analisis Kompetensi
Kewirausahaan , Orientasi
Kewirausahaan , dan Kinerja
Industri Mebel 1.
Kompetensi Kewirausahaan
2. Orientasi
Kewirausahaan 3.
Kinerja
Confirmat ory Factor
Analysis CFA
Orientasi kewirausahaa
n berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja,dan
variabel orientasi
kewirausahaa n terbukti
memediasi hubungan
antara kompetensi
kewirausahaa n dan kinerja
usaha mebel di Klaten
Arasy Alimudin
2011
Pengaruh Orientasi
Wirausaha Terhadap
Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan dan Kinerja
1. Orientasi
Wirausaha 2.
Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan 3.
Kinerja Pemasaran
Analisa
Cross Tab
dan Analisis
Jalur
Orientasi Wirausaha
berpengaruh signifikan
terhadap keunggulan
Bersaing Berkelanjuta
Pemasaran Usaha Kecil
Sektor Perdagangan
di Kota Surabaya
n Sdan Kinerja
Pemasaran Usaha Kecil
Sektor Perdagangan
di Surabaya
Perminas Pangeran
2011 Pengaruh
Orientasi Kewirausahaan
dan Kinerja Keuangan
Terhadap Pengembangan
Produk Baru Usaha Mikro
dan Kecil 1.
Orientasi Kewirausahaan
2. Kinerja
Keuangan 3.
Pengembangan Produk Baru
Analisis Regresi
Berganda Keproaktifan
dan Pengambilan
Resiko berpengaruh
terhadap kinerja
pengembanga n produk
baru dan mengindikasi
kan adanya peningkatan
kecepatan pengembanga
n produk baru.
Rudi Hartono
Soegianto, Enny
Noegraheni 2011
Analisis Pengaruh
Modal Sosial dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap
Kinerja Kewirausahaan
Pada PT. Mentari Esa
Cipta 1.
Modal Sosial 2.
Orientasi Kewirausahaan
3. Kinerja
Perusahaan Analasis
deskriptif dan
Analisis Kuantitatif
Modal sosial dan orientasi
kewirausahaa n memilki
pengaruh secara
simultan dan signifikan
terhadap kinerja
kewirausahaa n
Andreas Rauch,
Johan Wiklund,
and G.T Lumpkin
2004
Entrepreneuria l Orientation
and Business Performance :
an Assessment of Past
Research and
1. Orientasi
Kewirausahaan 2.
Kinerja Bisnis Meta
Analysis Orientasi
kewirausahaa n dan kinerja
bisnis memilki
pengaruh positif dan
Suggestions for the Future
cukup besar.
2.3 Kerangka Konseptual