Kera Kera Hipotesis Penelitian Rancangan Penelitian Analisis Data

Kekua tan Trans versal Kekua tan Impak Kekuat an Fatiqu Kekua tan Tarik Apakah ada pengaruh lama perendaman serat kaca dalam monomer metil metakrilatpada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan transversal? Sif at me kan is Ke un tu ng Si fat - if Ko m po sis Ke rug ian An ya ma Poton gan Kecil M an ip ul Ba tan g Pe ng ert ia Ka rb on Po lie til Ny lo A ra K ac Ko m po sis Be nt uk Ba sis Gi git iru Lo ga m N on - Lo ga Pen ger tian Per sya rata n Resin Akrilik Polime risasi Sinar Resin Akrili k Polim erisasi Panas Resin Akrili k Swapo limeris asi R es in A k Ki mi Bah an Pen guat Se rat Lo ga Di re nd am

2.5 Kera

ngka Teori Universitas Sumatera Utara Kostoulas dkk2008 meneliti serat yang diberikan metil metakrilat MMA wetting agent selama 3 menit pada resin polimerisasi panas menunjukkan bahwa proses wetting sangat penting untuk meningkatkan adhesi yang Vojdani dkk 2006 mendapatka n peningkatan kekuatan transversal pada RAPP yang ditambah serat kaca setelah direndam monomer metil metakrilat selama 10 Nirwana 2005 mendapatk an peningkata n kekuatan transversal pada RAPP setelah merendam kan serat kaca dalam monomer metil metakrilat selama 15 Kekua tan transv ersal menin gkat Sifat mekani s menin gkat Sifat meka nis yang renda h Res in Akr ilik Pol ime risa si Pan as Se ra t Pe ng ua Perendaman serat kaca dalam monomer metil metakrilat selama 15 menit Se rat Ka ca 1 6 m Perendaman serat kaca dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit Adhe si antara serat kaca denga n matri k Perendaman serat kaca dalam monomer metil metakrilat selama 10

2.6 Kera

ngka Kons ep Universitas Sumatera Utara

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disusun hipotesis penelitian yaitu: 1. Ada pengaruh lama perendaman serat kaca 1 potongan kecil 6 mm dalam monomer metil metakrilat untuk bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas selama 3 menit, 10 menit dan 15 menit terhadap kekuatan transversal. 2. Ada perbedaan pengaruh lama perendaman serat kaca 1 potongan kecil 6 mm dalam monomer metil metakrilat untuk bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan transversal. . Universitas Sumatera Utara 10 mm 65 mm BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorisdengan desain post test group only control.

3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian

3.2.1 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah resin akrilik polimerisasi panas yang dibutuhkan serat kaca 1. Ukuran model induk dari logam yang akan digunakan adalah: Uji kekuatan transversal dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm International Standards Organization No 1567. 10 Gambar 4. Ukuran Batang Uji Kekuatan Transversal

3.2.2 Besar Sampel Penelitian

Pada penelitian ini besar sampel minimal diestumasi berdasarkan rumus sebagai berikut: Keterangan: t: Jumlah perlakuan t – 1 r – 1 ≥ 15 2,5 mm Universitas Sumatera Utara r: Jumlah ulangan Dalam penelitian ini akan digunakan t = 4 karena jumlah perlakuan sebanyak empat perlakuan yaitu resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat kaca, resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca setelah direndamkan dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit, 10 menit dan 15 menit. Jumlah r tiap kelompok sampel dapat ditentukan sebagai berikut: t – 1 r – 1 ≥ 15 4 – 1 r – 1 ≥ 15 3 r – 1 ≥ 15 3r – 3 ≥ 15 3r ≥ 15 + 3 r ≥ 183 r ≥ 6 Jumlah sampel untuk masing-masing kelompok adalah 6 dan penelitian ini diambil 8 sampel untuk masing-masing perlakuan, sehingga total sampel yang digunakan untuk empat kelompok berjumlah 32. 3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel

3.3.1.1 Variabel Bebas

1. Resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. 2. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambahkan serat kaca yang direndam dalam monomer metil metakrilat selama: - 3 menit - 10 menit - 15 menit Universitas Sumatera Utara

3.3.1.2 Variabel Terikat

Kekuatan transveral basis resin akrilik polimerisasi panas.

3.3.1.3 Variabel Terkendali

1. Ukuran model induk logam 2. Perbandingan adonan gips keras 3. Waktu pengadukan gips 4. Bentuk, ukuran dan berat serat kaca 5. Jenis resin akrilik polimerisasi panas 6. Perbandingan adonan resin akrilik 7. Tekanan pengepresan 8. Suhu dan waktu proses kuring 9. Suhu dan waktu perendaman sampel

3.3.1.4 Variabel Tidak Terkendali

1. Kecepatan pengadukan resin akrilik 2. Diameter serat kaca

3.3.2 Definisi Operasional

Variabel Bebas Definisi Operasional Skala ukur Alat Ukur Serat kaca Material mineral berbentuk serat yang mengandung komponen kaca yang sangat halus yang berfungsi sebagai penguat dan ditambahkan ke dalam plat resin akrilik polimerisasi panas - - Universitas Sumatera Utara Waktu perendaman serat Waktu yang dibutuhkan untuk perendaman serat kaca yaitu selama 3 menit, 10 menit dan 15 menit masing- masing kelompok - Stopwatch Variabel Terikat Definisi Operasional Skala ukur Alat ukur Kekuatan Transversal Uji kekuatan pada batang yang terdukung pada kedua ujungnya kemudian diberi beban secara beraturan dan berhenti ketika batang uji patah Skala rasio AutographShimadz u AG-10 TEUniversal Testing Machine, Japan Variabel Terkendali Definisi Operasional Skala ukur Alat ukur Ukuran model induk logam Model induk logam adalah lempeng yang terbuat dari logam 65mm x 10mm x 2,5mm untuk pengujian kekuatan transversal - Penggaris besi Perbandingan adonan gips keras Proses pencampuran gips keras dan air yang dilakukan dalam mangkuk karet yang diaduk dengan spatula dan pengadukan dilakukan atas vibrator dengan perbandingan 300 gr gips keras : 90 ml air untuk 1 kuvet - Gelas ukur dan wadah air Waktu pengadukan gips keras Waktu yang dibutuhkan untuk mengaduk gips selama 15 detik - Stopwatch Universitas Sumatera Utara Bentuk, ukuran dan berat serat kaca Serat kaca berbentuk potongan kecil dengan ukuran 6 mm. Serat kaca 1 ditimbang sebanyak 0,0045 gr untuk 1 buah sampel, dimana berat ini setara dengan 1 dari total berat monomer dan polimer - Timbangan digital Resin akrilik polimerisasi panas Bahan basis gigitiruan yang terdiri dari bubuk dan cairan yang setelah proses pencampuran hingga homogen dan proses kuring dengan pemanasan dalam waterbath akan menghasilkan suatu bahan yang kaku dan padat QC 20, England - - Perbandingan adonan resin akrilik Perbandingan monomer : polimer yang digunakan adalah 2 : 1 = 3 gr : 1,5 ml untuk 1 buah sampel. Total berat monomer dan polimer adalah 4,5 gr - Sendok takar dan wadah air Tekanan pres Tekanan yang dibutuhkan untuk proses pengepresan kuvet, yaitu 1000 psi untuk pertama kali, kemdian 2200 psi untuk pengepresan yang kedua - - Suhu dan waktu kuring Proses kuring dilakukan dengan pemanasan air menggunakan waterbath yang dimulai dari suhu 70 o C selama 90 menit fase I dan dilanjutkan dengan kenaikan suhu hingga 100 o C selama 30 menit fase II, lalu kuvet didinginkan hingga mencapai suhu kamar 28 - - Suhu dan waktu perendaman sampel Sampel direndam dalam larutan aquadest selama 48 jam dengan suhu 37 o C menggunakan inkubator - - Universitas Sumatera Utara Variabel Tidak Terkendail Definisi Operasional Skala ukur Alat ukur Kecepatan pengadukan resin akrilik Kecepatan yang dibutuhkan untuk pengadukan resin akrilik - - Diameter serat kaca Diameter serat berkisar dari 5µm sampai 15 µm yang berfungsi sebagai penguat dan ditambahkan ke dalam plat resin akrilik polimerisasi panas 38 - -

3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian

3.4.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2013

3.4.2 TempatPembuatan Sampel

1. Unit Uji Laboratorioum FKG USU 2. Laboratorium Prostodonsia FKG USU

3.4.3 Tempat Pengujian Sampel

Laboratorium Penelitian Biomaterial UM

3.5 Bahan dan Alat Penelitian

3.5.1 Bahan Penelitian

1. Resin akrilik polimerisasi panas QC 20, England 2. Serat kaca bentuk potongan kecil dengan ukuran 6 mm Juneng, Taiwan Glass 3. Monomer metil metakrilat Universitas Sumatera Utara 4. Vaselin 5. Gips keras Moldano 6. Cold Mould Seal QC 20, England 7. Air 8. Kertas pasir waterproof Atlasno. 600 9. Plastik selopan

3.5.2 Alat Penelitian

1. Model induk dari logam ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm 2. Kuvet besar untuk menanam model Smic, China 3. Mangkuk karet dan spatula 4. Lekron Smic, China 5. Alat pengaduk resin akrilik dan pot pengadukan porselen 6. Gelas ukur 7. Masker 8. Sarung tangan 9. Timbangan digital Electronic Digital Scale 10. Vibrator Pulsar 2 Filli Manfredi, Italia 11. Pres Hidrolik OL 57 Manfredi, Italia 12. Unit Kuring Filli Manfredi, Italia 13. Bur fraser 14. Mandril 15. Alat uji kekuatan transversal AutographShimadzu AG-10 TEUniversal Testing Machine, Japan

3.6 Cara Penelitian

3.6.1 Pembuatan Model Induk

Model induk dibuat dari logam stainless steel dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm untuk uji kekuatan transversal. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Model induk dari logam stainless steel International Standards Organization No 1567. 10

3.6.2 Pembuatan Sampel

Sampel yang dibuat terdiri dari empat kelompok yaitu: 1. Resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. 2. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambahkan serat kaca yang direndam dalam monomer metil metakrilat selama: - 3 menit - 10 menit - 15 menit

3.6.2 Pembuatan Sampel

A. Pembuatan Mold 1. Gips keras dicampur dengan perbandingan 300 gr gips keras : 90 ml air untuk pengisian satu kuvet bawah. 2. Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik. 3. Adonan gips keras dimasukkan ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan di atas vibrator. 4. Model induk dari logam dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm dibenamkan pada kuvet bawah sampai setinggi permukaan adonan gips keras, satu kuvet berisi 3 buah model induk. 5. Setelah mengeras lalu gips keras dirapikan dan didiamkan selama 60 menit. 6. Permukaan gips keras diolesi vaselin dan kuvet atas disatukan dengan kuvet bawah dan diisi adonan gips keras dengan perbandingan 300 gr gips keras : 90 ml air Universitas Sumatera Utara di atas vibrator. Setelah adonan gips keras pada kuvet mengeras, kuvet dibuka dan model induk dikeluarkan dari kuvet. 7. Mold disiram dengan air panas sampai bersih kemudian dikeringkan, setelah kering permukaan gips keras pada kuvet bawah dan kuvet diatas diolesi dengan cold mould seal, kemudian dibiarkan selama 20 menit. Gambar 6.Vibrator Pulsar 2 Filli Manfredi, Italia Gambar 7. Mold yang dihasilkan B. Pengisian Akrilik pada Mold 1. Resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. Universitas Sumatera Utara 1.1 Polimer dicampurkan dengan monomer yang telah disiapkan pada pot akrilik dengan perbandingan monomer dan polimer sebesar 9 gr : 4,5 ml dan diaduk sehingga homogen. 1.2 Setelah adonan mencapai dough stage kemudian adonan dimasukkan ke dalam mold. 1.3 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan-lahan dengan pres hidrolik mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 1.4 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan penekanan pres kembali dengan penekanan 2200 psi. 1.5 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. 2. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat kaca 1 setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit. 2.1 Prosedur pengisian akrilik pada mold untuk kelompok ini sama dengan prosedur pengisian pada mold dengan bahan resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. Pada pembuatan sampel kelompok ini serat kaca direndam dalam monomer metil metakrilat sebanyak 10 ml selama 3 menit di dalam wadah, kemudian ditiriskan lalu dimasukkan ke dalam polimer dan diaduk hingga homogen. 2.2 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan-lahan dengan pres hidrolik mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 2.3 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan penekanan pres kembali dengan penekanan 2200 psi. 2.4 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. 3. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat kaca 1 setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 10 menit. 3.1 Prosedur pengisian akrilik pada mold untuk kelompok ini sama dengan prosedur pengisian pada mold dengan bahan resin akrilik polimerisasi panas tanpa Universitas Sumatera Utara penambahan serat. Pada pembuatan sampel kelompok ini serat kaca direndam dalam monomer metil metakrilat sebanyak 10 ml selama 10 menit di dalam wadah, kemudian ditiriskan lalu dimasukkan ke dalam polimer dan diaduk hingga homogen. 3.2 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan-lahan dengan pres hidrolik mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 3.3 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan penekanan pres kembali dengan penekanan 2200 psi. 3.4 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. 4. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat kaca 1 setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 15 menit. 4.1 Prosedur pengisian akrilik pada mold untuk kelompok ini sama dengan prosedur pengisian pada mold dengan bahan resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. Pada pembuatan sampel kelompok ini serat kaca direndam dalam monomer metil metakrilat sebanyak 10 ml selama 15 menit di dalam wadah, kemudian ditiriskan lalu dimasukkan ke dalam polimer dan diaduk hingga homogen. 4.2 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan-lahan dengan pres hidrolik mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 4.3 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan penekanan pres kembali dengan penekanan 2200 psi. 4.4 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Pres hidrolik OL 57 Manfredi, Italia C. Kuring Proses kuring kelompok pertama dilakukan memakai waterbath. Pengontrolan waktu dan suhu dilakukan selama kurin sebagai berikut: 1. Pada tahap I suhu 70 o C dibiarkan selama 90 menit. 2. Pada tahap II suhu dinaikkan menjadi 100 o C dan dibiarkan selama 30 menit. 3. Setelah itu dibiarkan sehingga mencapai suhu kamar. Gambar 9.Waterbath Filli Manfredi, Italia Universitas Sumatera Utara D. Penyelesaian Sampel dikeluarkan dari kuvet, lalu kelebihan akrilik dibuang dan dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dan dihaluskan dengan kertas pasir waterproof nomor 600 sampai diperoleh ukuran yang diinginkan. Gambar 10. Sampel yang telah dihaluskan dengan kertas pasir

3.6.3 Pengukuran Kekuatan Transversal

Pengukuran kekuatan transversal dilakukan dengan menggunakan alat AutographShimadzu AG-10 TE Universal Testing Machine, Japan.Alat ini memiliki kelajuan tekan 110 mm per detik. Jarak antara kedua penyangga adalah 50 mm. Batang uji diberi nomor pada kedua ujungnya dan garis pada bagian tengah serta ditempatkan sedemikian rupa sehingga alat akan menekan batang uji tepat pada garis tersebut sehingga fraktur. Universitas Sumatera Utara Gambar 11. Alat Uji Kekuatan Transversal Autograph Shimadzu AG-10 TE Universal Testing Machine, Japan Gambar 12. Sampel yang telah diletakkan pada posisinya Universitas Sumatera Utara Gambar 13. Sampel yang telah diuji

3.7 Analisis Data

Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan: 1. Analisis Univarian untuk mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing kelompok. 2. Uji ANOVA satu arah untuk mengetahui pengaruh lama perendaman serat kaca dalam monomer metil metakrilat terhadap kekuatan transversal bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas selama 3 menit, 10 menit dan 15 menit. 3. Uji LSD untuk melihat perbedaan pengaruh yang signifikan dari lama perendaman penguat serat kaca dalam monomer metil metakrilat untuk bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan transversal antara kelompok perlakuan. Universitas Sumatera Utara

3.8 Kerangka Operasional Penelitian

Dokumen yang terkait

Perubahan Warna pada Lempeng Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Perendaman dalam Ekstrak Daun Jambu Biji 30%

2 65 69

Perbedaan Kekuatan Transversal Bahan Basisgigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Ketebalan Yang Berbeda Dengan dan Tanpa Penambahan Serat Kaca

2 77 83

Perbedaan Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Termoplastik Nilon

4 44 64

Pengaruh Penambahan Serat Kaca pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas terhadap Kekuatan Impak dan Transversal

9 81 84

Modifikasi Jembatan Sementara Resin Akrilik Untuk Pemakaian Jangka Panjang

0 63 55

Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda

3 82 58

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

2 52 96

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15