Metodologi Penelitian Hasil Penelitian .1 Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Metodologi Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu gejala atau pengaruh yang timbul akibat adanya perlakuan tertentu. Penelitian ini menyelidiki kemungkinan adanya pengaruh antara beberapa kelompok eksperimen dengan cara memberikan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil dari kelompok yang diberi perlakuan tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol. 5.2 Hasil Penelitian 5.2.1 Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Tanpa Penambahan Serat Kaca dan dengan Penambahan Serat Kaca Setelah Direndam dalam Monomer Metil Metakrilat 3 Menit, 10 Menit dan 15 Menit. Kekuatan transversal didapatkan dengan cara memberikan beban pada sebuah benda berbentuk batang yang bertumpu pada kedua ujungnya dan beban tersebut diberikan ditengah-tengahnya sehingga batang uji patah. Pada tabel 1 terlihat kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat kelompok A adalah sebesar742,35Kgcm 2 , sedangkan kekuatan terbesar adalah sebesar 1038,38 Kgcm 2 . Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit kelompok B adalah sebesar 960,78 Kgcm 2 , sedangkan kekuatan terbesar adalah 1223,97Kgcm 2 . Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 10 menit kelompok C adalah Universitas Sumatera Utara sebesar 980,56 Kgcm 2 , sedangkan kekuatan terbesar adalah 1216,32Kgcm 2 . Kekuatan transversal terkecil resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 15 menit kelompok D adalah sebesar 982,70Kgcm 2 , sedangkan kekuatan terbesar adalah 1234,67Kgcm 2 . Kekuatan transversal yang bervariasi pada setiap sampel, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembuatan sampel yang tidak dapat dikendalikan selama penelitian berlangsung antara lain teknik pengadukan secara manual yang kecepatan pengadukannya tidak dapat dikendalikan secara sempurna,jumlah kandungan monomer metil metakrilat yang terserap oleh serat kaca waktu direndamkan dalam monomer metil metakrilat, micro porosity yang tidak terlihat dan banyaknya serat yang terbuang pada saat proses pengepresan sehingga mempengaruhi kekuatan transversal yang diperoleh dari setiap sampel. 12,36,37,38 Pada penelitian ini, teknik pengadukan secara manual merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya nilai kekuatan transversal yang bervariasi, hal tersebut disebabkan karena kekuatan dan kecepatan pengadukan tidak dapat disamakan pada setiap pembuatan sampel sehingga menyebabkan campuran antara polimer dan serat menjadi tidak homogen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Vojvodic D 2008 yang dalam penelitiannya menggunakan bahan basis resin akrilik polimerisasi panas Meliodent yang ditambahkan dengan serat kaca Kelteks menyatakan bahwa teknik pengadukan secara manual dapat menyebabkan pencampuran serat dan polimer menjadi kurang homogen serta terperangkapnya udara didalam matriks polimer sehingga terjadi void atau rongga kosong yang dapat mempengaruhi kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas. 37 Pada tabel 2, nilai rerata dan SD dari kekuatan transversal resin akrilik tanpa penambahan serat kelompok A adalah 910,88 ± 90,57 Kgcm 2 . Rerata dan SD dari kekuatan transversal resin akrilik dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 3 menitkelompok B adalah 1067,34 ± 79,98 Kgcm 2 . Rerata dan SD dari kekuatan transversal resin akrilik dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 10 menit kelompok C adalah 1092,72 ± 75,28 KJm 2 . Rerata dan Universitas Sumatera Utara SD dari kekuatan transversal resin akrilik dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 15 menit kelompok D adalah 1118,50 ± 99,62 Kgcm 2 . Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan transversal terbesar terdapat pada kelompok dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit kelompok B, 10 menit kelompok C dan 15 menit kelompok D apabila dibandingkan dengan kelompok resin akrilik tanpa penambahan serat kelompok A. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahamneh dkk 2007 dengan menggunakan resin akrilik polimerisasi panas Minerva Dental yang ditambahkan serat kaca Stick Tech bentuk anyaman dan potongan kecil yang sebelumnya direndam dalam monomer metil metakrilat menunjukkan adanya peningkatan kekuatan transversal.Hal tersebut disebabkan karena adanya transfer beban antara serat kaca dengan matriks polimer pada saat terjadi benturan. Transfer beban dapat terjadi karena adanya adhesi antara permukaan serat kaca dengan matriks polimer resin akrilik polimerisasi panas. Adhesi yang baik dapat dicapai dengan melakukan preimpregnasi serat kaca dengan cairan monomer sebelum dicampurkan ke dalam polimer metil metaklirat sehingga akan mengurangi void dalam matriks resin. 17,33 Penambahan serat kaca yang memiliki modulus elastisitas yang tinggi menyebabkan peningkatan batas ambang stress point dari resin akrilik polimerisasi panas karena akan terjadi transfer beban dari basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas ke serat kaca sehingga menyebabkan peningkatan kekuatan transversal. 23 5.2.2 Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca dalam Monomer Metil Metakrilat Selama 3 Menit, 10 Menit dan 15 Menit Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas. Hasil uji ANOVA satu arah pada tabel 4 menunjukkan adanya pengaruh dengan dan tanpa penambahan serat kaca yang telah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit, 10 menit dan 15 menit terhadap kekuatan transversal pada Universitas Sumatera Utara bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panaskarena diperoleh nilai signifikansi p = 0,0001 p 0,05. Hasil uji LSD pada penelitian ini menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antar beberapa kelompok, yaitu kelompok tanpa penambahan serat kelompok A dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit kelompok B dengan nilai p = 0,001 p 0,05, kelompok tanpa penambahan serat kelompok A dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 10 menit kelompok C dengan nilai p = 0,0001 p 0,05, kelompok tanpa penambahan serat kelompok A dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 15 menit kelompok D dengan nilai p = 0,0001 p 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitorus Z dan Dahar E 2012 yang menggunakan resin akrilik polimerisasi panas GC America yang ditambahkan serat kaca taiwan glass potongan kecil ukuran 2 mm, 4 mm, 6 mm dan 8 mm dengan konsentrasi 1. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kekuatan transversal yang signifikan apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kekuatan transversal pada serat kaca ukuran 6 mm 1 adalah sebesar 1315,43Kgcm 2 . 20 Adanya perlakuan yang bermakna pada kelompok resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat disebabkan karena komposisi serat kaca yaitu silika SiO2 memiliki sifat kaku sehingga dapat berfungsi sebagai penguat . Komponen ini memiliki kekakuan serta kekuatan yang tinggi yang menyebabkan serat kaca menjadi lebih padat dan kuat sehingga mampu menyerap beban yang diterima oleh resin akrilik polimerisasi panas. Transfer beban dari bahan basis resin akrilik polimerisasi panas akan meningkatkan kekuatan transversal. Adhesi antara permukaan serat kaca dengan matriks polimer resin akrilik polimerisasi panas dapat dicapai dengan melakukan preimpregnasi serat kaca dengan cairan monomer sebelum dicampurkan ke dalam polimer metil metaklirat sehingga akan mengurangi void dalam matriks Universitas Sumatera Utara resin. 13,17 Transfer beban dapat terjadi karena adanya adhesi antara permukaan serat kaca dengan matriks polimer resin akrilik polimerisasi panas. 9,17 5.3 Perbedaan Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca dalam Monomer Metil Metakrilat Selama 3 Menit, 10 Menit dan 15 Menit Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas. Hasil uji LSD pada tabel 5 menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antar beberapa kelompok, yaitu kelompok tanpa penambahan serat kelompok A dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit kelompok B dengan nilai p = 0,001 p 0,05, kelompok tanpa penambahan serat kelompok A dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 10 menit kelompok C dengan nilai p = 0,0001 p 0,05, kelompok tanpa penambahan serat kelompok A dengan kelompok dengan penambahan serat kaca 1 6 mm setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 15 menit kelompok D dengan nilai p = 0,0001 p 0,05. Hasil uji LSD juga menunjukkan adanya beberapa perlakuan yang tidak bermakna antar beberapa kelompok, yaitu antara kelompok B dan kelompok C dengan nilai p = 0,564 p 0,05, antara kelompok B dan kelompok D dengan nilai p = 0,249 p 0,05. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Nirwana 2005, pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Nirwana, hasil penelitian menunjukkan bahwa resin akrilik hybridBiocyl dengan penambahan serat kaca bentuk anyaman Yakusa, Japan mendapat perbedaan kekuatan transversal yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan hasil dari penambahan serat kaca dengan metode penambahan serat kaca yang berbeda yaitu dengan cara merendamkan serat kaca dalam monomer metil metakrilat selama 15 menit terlebih dahulu, dan dengan cara menambahkan serat kaca langsung dalam campuran polimer dan monomer tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. 9 Kemungkinan hal ini disebabkan pada saat dilakukan penekanan dengan Universitas Sumatera Utara press hidrolik pada waktu packing akrilik, monomer metil metakrilat yang terserap oleh serat kaca keluar dari serat kaca. 14 Kelemahan dari penelitian ini adalah sulitnya mendapatkan pencampuran yang homogen antara serat dengan matriks polimer resin akrilik polimerisasi panas karena teknik pengadukan yang manual. Teknik pengadukan manual akan memperbesar kemungkinan terjadinya void pada matriks resin akibat dari kecepatan pengadukannya tidak dapat dikendalikan secara sempurna. Kelemahan lainnya adalah kemungkinan posisi serat di dalam resin akrilik yang tidak terdistribusi merata akibat penggunaan teknik compression molding. 12 Menurut Vallitu et al, distribusi serat potongan kecil akan menyebar atau bergeser kearah lateral saat pengepresan. Penyebaran ini akan menyebabkan berkurangnya konsentrasi serat pada resin akrilik polimerisasi panas sehingga terjadi pengurangan kekuatan dari yang seharusnya. 36 Besarnya penyerapan monomer oleh serat yang tidak dapat terukur pada penelitian ini juga dapat mempengaruhi kekuatan transversal bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. 38 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Perubahan Warna pada Lempeng Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Perendaman dalam Ekstrak Daun Jambu Biji 30%

2 65 69

Perbedaan Kekuatan Transversal Bahan Basisgigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Ketebalan Yang Berbeda Dengan dan Tanpa Penambahan Serat Kaca

2 77 83

Perbedaan Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Termoplastik Nilon

4 44 64

Pengaruh Penambahan Serat Kaca pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas terhadap Kekuatan Impak dan Transversal

9 81 84

Modifikasi Jembatan Sementara Resin Akrilik Untuk Pemakaian Jangka Panjang

0 63 55

Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda

3 82 58

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

2 52 96

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15