Pembuatan Model Induk Pembuatan Sampel Pembuatan Sampel

4. Vaselin 5. Gips keras Moldano 6. Cold Mould Seal QC 20, England 7. Air 8. Kertas pasir waterproof Atlasno. 600 9. Plastik selopan

3.5.2 Alat Penelitian

1. Model induk dari logam ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm 2. Kuvet besar untuk menanam model Smic, China 3. Mangkuk karet dan spatula 4. Lekron Smic, China 5. Alat pengaduk resin akrilik dan pot pengadukan porselen 6. Gelas ukur 7. Masker 8. Sarung tangan 9. Timbangan digital Electronic Digital Scale 10. Vibrator Pulsar 2 Filli Manfredi, Italia 11. Pres Hidrolik OL 57 Manfredi, Italia 12. Unit Kuring Filli Manfredi, Italia 13. Bur fraser 14. Mandril 15. Alat uji kekuatan transversal AutographShimadzu AG-10 TEUniversal Testing Machine, Japan

3.6 Cara Penelitian

3.6.1 Pembuatan Model Induk

Model induk dibuat dari logam stainless steel dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm untuk uji kekuatan transversal. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Model induk dari logam stainless steel International Standards Organization No 1567. 10

3.6.2 Pembuatan Sampel

Sampel yang dibuat terdiri dari empat kelompok yaitu: 1. Resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. 2. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambahkan serat kaca yang direndam dalam monomer metil metakrilat selama: - 3 menit - 10 menit - 15 menit

3.6.2 Pembuatan Sampel

A. Pembuatan Mold 1. Gips keras dicampur dengan perbandingan 300 gr gips keras : 90 ml air untuk pengisian satu kuvet bawah. 2. Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik. 3. Adonan gips keras dimasukkan ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan di atas vibrator. 4. Model induk dari logam dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm dibenamkan pada kuvet bawah sampai setinggi permukaan adonan gips keras, satu kuvet berisi 3 buah model induk. 5. Setelah mengeras lalu gips keras dirapikan dan didiamkan selama 60 menit. 6. Permukaan gips keras diolesi vaselin dan kuvet atas disatukan dengan kuvet bawah dan diisi adonan gips keras dengan perbandingan 300 gr gips keras : 90 ml air Universitas Sumatera Utara di atas vibrator. Setelah adonan gips keras pada kuvet mengeras, kuvet dibuka dan model induk dikeluarkan dari kuvet. 7. Mold disiram dengan air panas sampai bersih kemudian dikeringkan, setelah kering permukaan gips keras pada kuvet bawah dan kuvet diatas diolesi dengan cold mould seal, kemudian dibiarkan selama 20 menit. Gambar 6.Vibrator Pulsar 2 Filli Manfredi, Italia Gambar 7. Mold yang dihasilkan B. Pengisian Akrilik pada Mold 1. Resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. Universitas Sumatera Utara 1.1 Polimer dicampurkan dengan monomer yang telah disiapkan pada pot akrilik dengan perbandingan monomer dan polimer sebesar 9 gr : 4,5 ml dan diaduk sehingga homogen. 1.2 Setelah adonan mencapai dough stage kemudian adonan dimasukkan ke dalam mold. 1.3 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan-lahan dengan pres hidrolik mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 1.4 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan penekanan pres kembali dengan penekanan 2200 psi. 1.5 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. 2. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat kaca 1 setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 3 menit. 2.1 Prosedur pengisian akrilik pada mold untuk kelompok ini sama dengan prosedur pengisian pada mold dengan bahan resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. Pada pembuatan sampel kelompok ini serat kaca direndam dalam monomer metil metakrilat sebanyak 10 ml selama 3 menit di dalam wadah, kemudian ditiriskan lalu dimasukkan ke dalam polimer dan diaduk hingga homogen. 2.2 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan-lahan dengan pres hidrolik mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 2.3 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan penekanan pres kembali dengan penekanan 2200 psi. 2.4 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. 3. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat kaca 1 setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 10 menit. 3.1 Prosedur pengisian akrilik pada mold untuk kelompok ini sama dengan prosedur pengisian pada mold dengan bahan resin akrilik polimerisasi panas tanpa Universitas Sumatera Utara penambahan serat. Pada pembuatan sampel kelompok ini serat kaca direndam dalam monomer metil metakrilat sebanyak 10 ml selama 10 menit di dalam wadah, kemudian ditiriskan lalu dimasukkan ke dalam polimer dan diaduk hingga homogen. 3.2 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan-lahan dengan pres hidrolik mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 3.3 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan penekanan pres kembali dengan penekanan 2200 psi. 3.4 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. 4. Resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat kaca 1 setelah direndam dalam monomer metil metakrilat selama 15 menit. 4.1 Prosedur pengisian akrilik pada mold untuk kelompok ini sama dengan prosedur pengisian pada mold dengan bahan resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat. Pada pembuatan sampel kelompok ini serat kaca direndam dalam monomer metil metakrilat sebanyak 10 ml selama 15 menit di dalam wadah, kemudian ditiriskan lalu dimasukkan ke dalam polimer dan diaduk hingga homogen. 4.2 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan-lahan dengan pres hidrolik mencapai 1000 psi, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 4.3 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan penekanan pres kembali dengan penekanan 2200 psi. 4.4 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Pres hidrolik OL 57 Manfredi, Italia C. Kuring Proses kuring kelompok pertama dilakukan memakai waterbath. Pengontrolan waktu dan suhu dilakukan selama kurin sebagai berikut: 1. Pada tahap I suhu 70 o C dibiarkan selama 90 menit. 2. Pada tahap II suhu dinaikkan menjadi 100 o C dan dibiarkan selama 30 menit. 3. Setelah itu dibiarkan sehingga mencapai suhu kamar. Gambar 9.Waterbath Filli Manfredi, Italia Universitas Sumatera Utara D. Penyelesaian Sampel dikeluarkan dari kuvet, lalu kelebihan akrilik dibuang dan dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dan dihaluskan dengan kertas pasir waterproof nomor 600 sampai diperoleh ukuran yang diinginkan. Gambar 10. Sampel yang telah dihaluskan dengan kertas pasir

3.6.3 Pengukuran Kekuatan Transversal

Dokumen yang terkait

Perubahan Warna pada Lempeng Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Perendaman dalam Ekstrak Daun Jambu Biji 30%

2 65 69

Perbedaan Kekuatan Transversal Bahan Basisgigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Ketebalan Yang Berbeda Dengan dan Tanpa Penambahan Serat Kaca

2 77 83

Perbedaan Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Termoplastik Nilon

4 44 64

Pengaruh Penambahan Serat Kaca pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas terhadap Kekuatan Impak dan Transversal

9 81 84

Modifikasi Jembatan Sementara Resin Akrilik Untuk Pemakaian Jangka Panjang

0 63 55

Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda

3 82 58

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

2 52 96

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

Pengaruh Lama Perendaman Serat Kaca Dalam monomer Metil Metakrilat Terhadap Kekuatan Transversal Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15