Hakikat Pembelajaran PKn KAJIAN TEORI

42 secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja tetapi meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi kualitas pembelajaran pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Sedangkan untuk hasil belajar, peneliti membatasi pada ranah kognitif dan afektif. Pada ranah kognitif, peneliti akan mengolah data yang berupa nilai dari evaluasites yang diberikan kepada siswa setiap akhir siklus, sehingga evaluasi tersebut yang akan menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran PKn. Apabila dalam tes yang diberikan, siswa memperoleh hasil belajar yang optimal dan diatas KKM yang sudah ditentukan sekolah yaitu 67, maka kualitas pembelajaran PKn yang dilihat dari aspek hasil belajar siswa akan tercapai. Sedangkan pada ranah afektif dapat dilihat pada serangkaian aktivitas siswa pada saat mengerjakan penugasanLKS dari guru.

2.1.4. Hakikat Pembelajaran PKn

2.1.4.1. Pengertian PKn Pendidikan Kewarganegaraan civic education adalah mata pelajaran yang diberikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai misi khusus yaitu untuk menanamkan komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD 1945 kepada peserta didik Sigalingging, 2008 : 7. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan KTSP 2006 menyebutkan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang 43 memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Bakry 2014 : 3 menyebutkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. Menurut Kaelan dan Zubaidi 2012 : 4 Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan Civics Education yang dikenal di berbagai negara. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat antardisipliner antar bidang bukan monodisipliner, karena kumpulan kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu. Menurut Permendiknas RI. No. 24 tahun 2006 dalam Sigalingging 2008 : 8, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan menitikberatkan kepada kemampuan penalaran ilmiah yang kognitif dan efektif tentang bela Negara dalam rangka Ketahanan Nasional sebagai geostrategi Indonesia. Dari berbagai pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang diterapkan di semua jenjang 44 pendidikan dan bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki rasa cinta tanah air, kesetiaan, dan rela berkorban membela bangsa dan Negara. 2.1.4.2. Tujuan PKn Menurut Bakry 2014 : 3 Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta berjiwa demokratis yang berkeadaban. Sigalingging 2008 : 9 mengemukakan bahwa secara terperinci tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a. berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; b. berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi; c. berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; d. berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 2.1.4.3. Ruang Lingkup PKn Menurut Sigalingging 2008 : 10 ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi 8 aspek, yaitu : 45 1 persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan; 2 norma, hukum dan peraturan, meliputi : tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional; 3 Hak Asasi Manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM; 4 kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara; 5 konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi; 6 kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi; 46 7 pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar Negara, pengalaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka; 8 globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia, di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan meliputi 8 aspek, yaitu: 1 persatuan dan kesatuan bangsa; 2 norma, hukum dan peraturan; 3 Hak Asasi Manusia; 4 kebutuhan warga negara; 5 konstitusi negara; 6 kekuasaan dan politik; 7 pancasila; dan 8 globalisasi. Pada penelitian ini, peneliti membatasi materi PKn pada materi globalisasi. 2.1.4.4. Pembelajaran PKn di SD Secara umum, peran utama PKn adalah memperkuat dasar-dasar kewarganegaraan Indonesia dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus menyiapkan warga Negara yang menjadi warga Negara global yang siap bersaing dan bekerja sama namun tetap berpijak pada ke-Indonesiaan. Menurut Wardani 2012 : 8.10 sebagai mata pelajaran di SD, PKn mempunyai misi sebagai pendidikan nilai pancasila dan kewarganegaraan untuk warga Negara usia SD. Secara metodologis, pelajaran ini merupakan program pengembangan individu yang bertujuan untuk mendewasakan peserta didik sebagai anggota masyarakat, warga Negara, dan komponen bangsa Indonesia. 47 Pembelajaran PKn di SD lebih dititikberatkan pada penghayatan dan pembiasaan diri peserta didik untuk berperan sebagai warga Negara yang demokratis dalam konteks Indonesia. Sesuai dengan tuntutan pengembangan kemelekwacanaan serta kemampuan berkomunikasi, pemecahan masalah, dan bernalar dalam kurikulum SD, pembelajaran PKn di SD hendaknya mengembangkan kemampuan peserta didik dalam: a. memahami dan menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga Negara dalam kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia serta menyesuaikan perilakunya dengan pemahaman dan kesadaran itu; b. melibatkan diri dalam komunikasi sosial-kultural sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara; c. mengambil prakarsa danatau turut serta dalam pemecahan masalah sosial- kultural kewarganegaraan di lingkungannya; d. berpikir secara kritis dan bertanggungjawab tentang ide, instrumentasi, dan praktek demokrasi konstitusional Indonesia; e. berpartisipasi aktif dan penuh tanggung jawab dalam berkehidupan demokrasi konstitusional. Sesuai dengan dasar pikiran dan tujuan PKn, pembelajaran PKn harus dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada 2 hal yang harus diperhatikan guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yaitu bekal pengetahuan materi 48 pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran Winataputra, 2008:1.34. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa PKn di SD merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap demokrasi dan bela negara pada peserta didik.

2.1.5. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA POWERPOINT DI SDN BENDAN NGISOR KOTA SEMARANG

1 8 304

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 01 SEMARANG

0 12 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

0 20 251

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY – TWO STRAY DENGAN POWER POINT PADA SISWA KELAS IV SD KARANGAMPEL 01 KALIWUNGU KUDUS

0 11 327

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

0 24 337

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77