2. Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap kinerja
perbankan
Hipotesis kedua H2 diterima. Hasil temuan menunjukkan bahwa variabel kepemilkan institusional berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan yang
diproksikan dengan ROA. Hal ini berarti semakin banyak jumlah kepemilikan institusional menyebabkan kinerja perbankan menurun. Berdasarkan analisis
deskriptif, nilai rata-rata kepemilikan institusional di dalam perusahaan perbankan nasional tergolong banyak. Hal ini dikarenakan pemegang saham dari pihak
institusi memiliki kepemilikan saham yang besar. Kepemilikan institusional yang besar merupakan pemilik mayoritas.
Pemilik mayoritas memiliki kecenderungan untuk mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas. Kepemilikan
institusional yang semakin besar juga mengakibatkan kontrol eksternal yang lebih besar di dalam suatu perusahaan. Semakin besar kontrol eksternal akan
menyebabkan kebijakan yang diambil akan cenderung mengikuti kebijakan dari institusi eksternal.
Selain itu, kekuasaan pemegang saham mayoritas cukup berpengaruh sehingga sangat mungkin digunakan untuk memutuskan sesuatu yang
menguntungkan kepentingan pribadinya dan kepentingan tersebut bertentangan dengan kepentingan investor atau stakeholders yang lain. Pemegang saham besar
mungkin saja membuat keputusan untuk membagikan dividen hanya pada dirinya sendiri dan pemegang saham minoritas yang lain tidak mendapat dividen tersebut
karena memiliki kontrol yang kuat.
3. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan
Hipotesis ketiga H3 ditolak. Hasil temuan menunjukkan bahwa kepemilkan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan
yang diproksikan dengan ROA. Berdasarkan analisis deskriptif, nilai rata-rata kepemilikan manajerial di dalam perusahaan perbankan nasional tergolong kecil.
Hal tersebut dikarenakan banyak anggota dewan yang tidak memiliki saham di dalam perusahaan. Dengan kepemilikan manajerial yang minoritas menyebabkan
para manajer tunduk kepada para pemegang saham mayoritas. Hal ini mengakibatkan ketika dalam pengambilan keputusan para pemegang saham
minoritas mungkin saja akan diabaikan diabaikan oleh pemegang saham mayoritas yang memiliki kontrol yang kuat di dalam perusahaan.
Selain itu, ketika dalam pengambilan keputusan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham, para pemegang saham minoritas mungkin tidak dilibatkan
karena jumlah kepemilikan yang kecil sehingga dalam pengambilan keputusan akan lebih didominasi oleh pemilik saham mayoritas. Hal ini mengakibatkan para
pemilik saham minoritas tidak banyak memberikan suara dalam pengambilan keputusan. Padahal sesungguhnya manajer lebih banyak mengetahui informasi
keuangan di dalam perusahaan dibanding para pemilik perusahaan. Hal ini menyebabkan kepemilikan manajerial tidak pengaruh terhadap kinerja perusahaan
karena pengambilan keputusan akan didominasi oleh pemilik mayoritas. Sebaiknya kepemilikan saham manajerial perlu ditambah agar mensejajarkan
pemilik saham manajerial dengan pemilik saham mayoritas. Selain itu, pemegang saham mayoritas tidak boleh mengabaikan para pemilik saham manajerial yang
merupakan permilik minoritas karena pihak manajer lebih banyak mengetahui keadaan finansial perusahaan dibanding pemilik.
4. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan