Kelarutan dalam Alkohol 90 PENELITIAN UTAMA

Tabel 10. Hasil analisa bilangan asam minyak sirih Kode Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata A1B1 2.90 4.17 3.54 A1B2 6.58 6.35 6.47 A1B3 10.59 3.17 6.88 A2B1 2.15 3.57 2.86 A2B2 2.19 4.58 3.39 A2B3 3.39 3.79 3.59 A3B1 4.25 4.58 4.42 A3B2 2.19 3.77 2.98 A3B3 3.56 3.98 3.77 Hasil sidik ragam pada Lampiran 7, menunjukkan bahwa ukuran rajangan, lama penyulingan dan interaksi antara ukuran rajangan dan lama penyulingan tidak berpengaruh terhadap bilangan asam minyak sirih. Hal ini mungkin disebabkan karena komposisi asam bebas yang terdapat di dalam minyak sirih dari setiap kombinasi perlakuan hampir sama, sehingga tidak memberikan nilai yang berbeda nyata.

6. Gas ChromatographyMass Spectrometry GCMS

GCMS merupakan alat gabungan antara Kromatografi Gas dan Spektrometri Massa, yaitu hasil analisis pada GC langsung dihubungkan dengan sistem pada spektrum massa dari beberapa senyawa yang ada dalam sistem , sehingga akan diperoleh waktu retensi, nama dan struktur senyawa yang ada dalam sampel yang dianalisis. Dari kromatogram hasil analisis minyak sirih dengan GCMS Lampiran 10 diperoleh 30 puncak dengan luas puncak terkecil sebesar 0.15 yang diperkirakan merupakan senyawa l-phellandrene. Komponen terbesar dalam minyak sirih yaitu dengan luas puncak sebesar 24.80 yang diperkirakan merupakan senyawa 2-2 propenyl phenol. Hasil analisis komponen minyak sirih dengan menggunakan GCMS disajikan dalam Lampiran 11. Hasil analisis menunjukkan bahwa komponen minyak sirih sebagian besar terdiri dari atas golongan senyawa fenol dan terpen. Senyawa golongan fenol mempunyai persentase yang cukup besar yaitu 55.27 , yang termasuk senyawa golongan fenol adalah: chavicol 1.86 , 2-2 propenyl phenol 24.80 , 2 methoxy -4-2 propenyl phenol 17.10 dan eugenol 11.51 . Senyawa golongan terpen memiliki persentase sebesar 30.23 .

7. Pemilihan Kombinasi Perlakuan Terbaik

Pemilihan kombinasi perlakuan terbaik diperoleh dari hasil pembobotan secara subyektif. Pemilihan ini dilakukan dengan mempertimbangkan parameter-parameter yang berpengaruh terhadap minyak sirih yang dihasilkan. Pembobotan merupakan teknik yang penting untuk memudahkan mengambil kesimpulan mengenai kombinasi perlakuan terbaik dalam melakukan suatu percobaan, khususnya karena minyak sirih belum memiliki standar mutu SNI. Penentuan perlakuan terbaik dilakukan dengan memberikan nilai dari skala 1 sampai 5 berdasarkan nilai kepentingannya pada setiap parameter yang diukur. Nilai 5 diberikan jika parameter tersebut dianggap penting, 4 jika penting, 3 jika biasa, 2 jika tidak penting dan 1 jika tidak penting. Nilai kepentingan kemudian dibobotkan ke dalam persen. Nilai hasil analisa dari setiap parameter diurutkan berdasarkan rangking terbaik. Peringkat terbaik pertama diberi nilai 9, terbaik kedua 8, terbaik ketiga 7, terbaik keempat 6, terbaik kelima 5, terbaik keenam 4, terbaik ketujuh 3, terbaik kedelapan 2 dan terbaik kesembilan 1. Sedangkan untuk parameter yang tidak berpengaruh peringkatnya dianggap sama karena nilainya dianggap sama. Nilai total akhir diperoleh dari akumulasi perkalian antara nilai peringkat dikalikan dengan bobot dari setiap parameter. Nilai total selanjutnya diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dan nilai terbesar merupakan perlakukan dengan rangking tertinggi. Kombinasi perlakuan terbaik berdasarkan metode pembobotan adalah perlakuan bahan dengan ukuran rajangan 2.1-3.0 cm dan lama penyulingan 5 jam dengan rendemen 0.43 . Sifat fisik kimianya sebagai berikut: bobot