Penyulingan Daun Sirih PENELITIAN PENDAHULUAN 1. Kadar Air dan Kadar Minyak Atsiri

Gambar 4. Histogram pengaruh ukuran rajangan dan lama penyulingan terhadap rendemen minyak sirih Bahan yang berukuran besar akan sulit ditembus oleh uap air. Bahan yang berukuran besar juga akan menyebabkan jarak ruang antar bahan lebih besar sehingga sebagian uap air akan melalui jalur tersebut. Hal ini mengakibatkan proses peresapan uap air ke dalam bahan menjadi kurang sempurna. Hal ini yang menyebabkan rata-rata rendemen minyak sirih yang dihasilkan dari ukuran rajangan 3.1-4.0 cm dan 4.1-5.0 cm relatif kecil. Lama penyulingan tidak berpengaruh terhadap rendemen minyak yang dihasilkan. Pada prinsipnya semakin lama proses penyulingan maka semakin banyak uap air yang kontak dengan bahan sehingga minyak yang teruapkan semakin besar jumlahnya. Lama penyulingan yang optimal dapat ditentukan dengan mengetahui jumlah minyak yang sudah tersuling pada setiap penambahan waktu tertentu dengan memperhatikan tetesan embun yang keluar dari kondensor. Kecilnya rendemen yang diperoleh, diduga karena banyaknya minyak dari kondensor yang melayang dalam air dan menempel pada dinding dan dasar wadah penampung destilat sehingga ada minyak yang terbuang. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 2.1-3.0 3.1-4.0 4.1-5.0 Ukuran rajangan cm R e nde m e n 3 jam 4 jam 5 jam

2. Bobot Jenis

Bobot jenis adalah perbandingan antara bobot minyak pada volume tertentu dengan bobot air suling pada volume dan suhu yang sama. Bobot jenis suatu minyak dipengaruhi oleh perbandingan komponen-komponen yang menyusun minyak tersebut. Apabila komponen yang memiliki bobot molekul yang tinggi terdapat dalam jumlah yang lebih besar, maka nilai bobot minyak akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil analisa, bobot jenis rata-rata minyak sirih diperoleh berkisar antara 0.9632 hingga 0.9883 dengan rata-rata keseluruhan 0.9758. Data hasil analisa rata-rata bobot jenis minyak sirih dapat dilihat pada Lampiran 4a. Hasil sidik ragam pada Lampiran 4b, menunjukkan bahwa ukuran rajangan tidak berpengaruh terhadap bobot jenis yang dihasilkan. Lama penyulingan berpengaruh sangat nyata terhadap bobot jenis yang dihasilkan. Interaksi antara ukuran rajangan dengan lama penyulingan berpengaruh nyata terhadap bobot jenis yang dihasilkan. Hasil analisa Duncan yang terdapat pada Lampiran 4c terlihat bahwa perlakuan lama penyulingan berpengaruh nyata terhadap bobot jenis minyak sirih. Bobot jenis minyak sirih dari lama penyulingan 3 jam berbeda nyata dengan lama penyulingan 4 jam dan 5 jam. Rata-rata bobot jenis tertinggi diperoleh dari perlakuan lama penyulingan 5 jam yaitu sebesar 0.9868. Semakin lama penyulingan maka nilai bobot jenis cenderung semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena pada awal penyulingan, minyak sirih yang berbobot molekul lebih rendah akan tersuling, selanjutnya secara bertahap akan menguapkan minyak sirih yang berbobot molekul lebih tinggi. Hal ini akan meningkatkan bobot jenis minyak sirih karena fraksi berat yang terdapat dalam minyak sirih semakin tinggi. Bobot jenis rata-rata minyak sirih terbesar diperoleh dari kombinasi perlakuan ukuran rajangan 4.1-5.0 cm dengan lama penyulingan 5 jam A3B3, sedangkan bobot jenis terkecil diperoleh dari kombinasi perlakuan ukuran rajangan 2.1-3.0 cm dengan lama penyulingan 3 jam A1B1. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.