MUTU BERAS TINJAUAN PUSTAKA A.

4 Sucktion Blower, Husk Aspirator with Plansifter, dan Closed Circuit Husk Separator. Tabel 1. Komposisi kimia beras dari dua cara pengolahan tiap 100 gr Juliano, 1976. Komponen Beras pecah kulit Beras giling Kalori kal 335 360 Protein gr 7.4 6.8 Lemak gr 1.9 0.7 Karbohidrat gr 76.2 78.9 Kalsium mg 12 6 Fosfor mg 290 140 Zat besi mg 2.0 0.8 Vitamin A mg Vitamin B1 mg 0.32 0.12 Vitamin C mg Bagian yang dapat dimakan gr 100 100

B. MUTU BERAS

Dalam pengertian dan pengelompokan yang lebih luas mutu beras dapat dikategorikan dalam empat kelompok yaitu: a. Mutu pasar atau mutu fisik b. Mutu tanak, rasa, dan proses c. Mutu gizi d. Standar spesifik untuk penampakan dan kemurnian biji 5 Semua kategori mutu tersebut secara bersamaan memegang peranan penting dalam penetapan kriteria mutu beras yang sesuai dengan penggunaannya. Klasifikasi mutu fisik beras terutama ditentukan oleh ukuran biji, derajat sosoh, derajat beras pecahkepala dan butir mengapur. Disamping itu mutu fisik juga ditentukan oleh butir merah, gabah, dan butir rusak. Ada dua persyaratan untuk menentukan kualitas beras yaitu persyaratan umum dan khusus. Persyaratan umum diantaranya adalah beras bebas dari hama dan penyakit, bebas dari bau apek atau bau asing lainnya, bersih dari campuran dedak dan katul, dan bebas dari tanda-tandanya adanya bahan kimia yang membahayakan baik secara visual maupun organoleptik. Persyaratan khusus dilihat dari derajat sosoh, kadar air, beras kepala, butir utuh, butir patah besar, butir patah, butir menir, butir merah, butir rusak, butir mengapur, adanya benda asing, dan adanya campuran beras dari varietas lain. Persyaratan Umum a. Beras bebas dari hama dan penyakit Bebas hama dan penyakit berarti secara visual tidak ditemui hama serangga, ulat dan sebagainya atau penyakit cendawan dan sebagainya yang hidup pada beras. Bangkai serangga dikategorikan sebagai benda asing. b. Beras bebas dari bau Beras harus bebas dari bau yang ditangkap dengan indra pencium hidung. Bau yang ditolak adalah bau busuk, bau asam, apek, atau bau-bau asing lainnya yang jelas berbeda dengan bau beras yang sehat. c. Beras bersih dari dedak atau katul Beras harus terbebas dari dedak atau katul yang masih menempel pada butiran beras. 6 d. Beras bebas dari bahan kimia beras harus terbebas dari bahan-bahan kimia yang membahayakan terhadap tubuh manusia seperti pupuk, pestisida, dan bahan-bahan kimia lainnya. Persyaratan Khusus a. Beras Giling Beras giling adalah beras utuh atau patah yang diperoleh dari proses penggilingan gabah hasil tanaman padi Oriza sativa L. yang seluruh lapisan sekamnya terkelupas atau sebagian lembaga dan katul telah dipisahkan serta memenuhi persyaratan kuantitatif dan kualitatif seperti tercantum dalam persyaratan kualitas beras giling pengadaan dalam negeri. b. Derajat sosoh Derajat sosoh adalah tingkat terlepasnya katul pericarp, testa, dan aleuron dan lembaga dari butir beras. - Derajat sosoh 100 Full slyp yaitu tingkat terlepasnya seluruh katul, lembaga, dan sedikit endosperma dari butir beras. - Derajat sosoh 95 yaitu tingkat terlepasnya sebagian besar lapisan katul, lembaga, dan sedikit endosperma dari butir beras sehingga sisa yang belum terlepas sebanyak 5. Penilaian terhadap derajat sosoh ini dilakukan dengan pengamatan visual kemudian dibandingkan dengan contoh baku dari varietas yang bersangkutan. c. Kadar air. Kadar air beras menyatakan jumlah kandungan air di dalam butiran beras yang dinyatakan dalam satuan persen dari berat basah wet basis. 7 d. Ukuran butir beras. • Beras kepala Head Rice Beras kepala merupakan penjumlahan dari butir utuh dan butir patah besar Big Broken. • Butir utuh Butir utuh adalah butir beras dalam keadaan baik sehat maupun cacat dengan ukuran 1010 bagian. • Butir patah besar Big Broken Butir patah besar yaitu butir patah maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar atau sama dengan 610 bagian dari ukuran panjang rata-rata butir beras utuh yang dapat melewati permukaan cekungan indeted plate dengan persyaratan ukuran lubang 4.2 mm. • Butir patah Butir patah yaitu butir beras patah baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 610 bagian panjang rata-rata butir utuh tetapi masih lebih besar dari 210 bagian panjang rata-rata butir utuh. • Butir menir Butir menir yaitu butir beras yang mempunyai ukuran lebih kecil dari atau sama dengan 210 bagian dari panjang rata-rata butir utuh. Gambar 1. Jenis butir beras berdasarkan ukuran 8 e. Butir merah Butir merah yaitu butir beras utuh, kepala, patah dan menir yang 25 atau lebih permukaannya diseliputi oleh kulit ari yang berwarna merah atau seluruh endospermnya berwarna merah. f. Butir kuningrusak. Butir kuning adalah butir beras utuh, kepala, patah dan menir yang berwarna kuning, kuning kecoklat-coklatan atau kekuning-kuningan kuning semu. Sedangkan butir rusak adalah butir beras utuh, kepala, patah, dan menir yang rusak dan berubah warna karena air, hamapenyakit, panas, dan sebab-sebab lain. Beras yang berbintik kecil tunggal yang tidak potensial kemungkinan tidak menjadi rusak tidak termasuk butir rusak. g. Butir hijaumengapur Butir hijau adalah butir beras yang berwarna kehijauan dan bertekstur lunak seperti kapur akibat dipanen terlalu muda sebelum proses pemasakkan buah sempurna, hal ini ditandai dengan patahnya butir-butir hijau tadi. Butir berwarna hijau yang utuh dan keras dikategorikan sebagai butir sehat bukan butir hijau. Butir mengapur adalah butir beras yang separuh bagiannya atau lebih berwarna putih seperti kapur chalky dan bertekstur lunak. h. Butir ketan Butir ketan yaitu butir beras yang berasal dari varieatas Oryzae sativa L glutinosa. Butir ketan yang berwarna putih dan utuh yang tercampur dalam beras dikategorikan sebagai beras baik, sedangkan yang tidak utuh dikategorikan sebagai butir kapur. Untuk butir ketan hitam dikategorikan sebagai benda asing. i. Campuran dengan varietas lain Varietas yang bukan merupakan varietas dominan dari gabahberas tersebut termasuk beras ketan Oryzae sativa L. glutinosa. 9 j. Benda asing Yang dimaksud benda asing adalah benda-benda asing yang bukan termasuk beras, misalnya butir-butir tanah, butir-butir pasir, batu-batu kerikil, jerami, malai, potongan logam, potongan kayu, tangkai padi, biji- bijian lain, bangkai serangga, dan lain-lain. k. Butir gabah Butir gabah adalah butir beras yang sekamnya belum terkelupas atau hanya terkelupas sebagian, termasuk dalam kategori butir beras patah yang masih bersekam. Tabel 2. Persyaratan kualitas beras untuk pengadaan BULOG 2006 KOMPONEN MUTU SATUAN Mutu III SNI Mutu IV SNI Derajat Sosoh min 95 95 Kadar Air max 14 14 Beras Kepala min 84 78 Butir Utuh min 40 35 Butir Patah max 15 20 Butir Menir max 1 2 Butir Merah max 1 3 Butir KuningRusak max 1 3 Butir Pengapur max 1 3 Benda Asing max 0.02 0.02 Butir Gabah max Butir100 g 1 1 Campuran Varietas Lain max 5 5 10 Tabel 3. Standar Mutu Beras SNI dalam KOMPONEN MUTU Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV Mutu V Derajat Sosoh min 100 100 100 95 85 Kadar Air max 14 14 14 14 15 Beras Kepala min 100 95 84 78 60 Butir Utuh min 60 50 40 35 35 Butir Patah max 5 15 20 35 Butir Menir max 1 2 5 Butir Merah max 1 3 3 Butir KuningRusak max 1 3 5 Butir Pengapur max 1 3 5 Benda Asing max 0.02 0.05 0.2 Butir Gabah max 1 2 3 Campuran Varietas Lain max 5 5 5 10 10 Darmadjati 1991 menyatakan bahwa di pasaran internasional, disamping persyaratan tersebut di atas masih ada lagi persyaratan fisik yang lebih ditentukan oleh faktor genetik yaitu penampakan biji. Berdasarkan bentuk dan ukuran beras, dalam standardisasi mutu beras di pasaran internasional dikenal empat tipe ukuran panjang yaitu biji sangat panjang, panjang, sedang, dan pendek. Berdasarkan bentuknya yaitu lonjong, agak bulat, dan bulat. 11 Tabel 4. Standardisasi tipe beras berdasarkan ukuran beras dan berbentuk biji Ukuran Skala USDA Beras pecah kulit Beras giling Panjang mm Sangat panjang extra long 7.50 7.00 Panjang long grain 6.61-7.50 6.00-6.99 Sedang medium grain 5.51-6.60 5.50-5.99 Pendek short grain 5.51 5.00 Bentuk ratio: panjanglebar Lonjong slender 3.00 3.00 Sedang medium 2.10-3.00 - Agak bulat bold 2.10 2.00-3.00 Bulat round - 2.00 Sumber: Soenarjo, dkk 1991 Tebel 5. Ukuran dan bentuk beras dari berbagai varietas padi di Indonesia Varietas Panjang mm Nisbah PL Bulu Rojolele 7.4 2.6 Cendrawati 7.6 2.6 Hawarabatu 5.6 2.5 Wulung 6.1 2.5 12 Cere Lokal Angkong 5.5 2.2 Rendah Padang 5.7 2.2 Gadis Jambe 5.4 2.3 Serimahi 5.9 2.4 VUTW Indonesia Serayu 6.5 2.8 Citarum 6.9 2.7 Cisadane 6.3 2.3 Semeru 6.4 2.1 Sumber: Soenarjo, dkk 1991 Grade beras yang terdapat di pasaran sangat banyak macam dan namanya menurut daerah masing-masing. Hal ini disebabkan karena terdapatnya perbedaan dalam cara-cara pengolahannya. Beberapa cara penggolongan yang dipraktekkan yaitu: 1. Berdasarkan varietas padinya sehingga dikenal adanya beras Bengawan, Bulu, dan Cere. 2. Berdasarkan asal daerahnya, sehingga dikenal adanya beras Cianjur, beras Garut, beras Banyuwangi, dan sebagainya. 3. Berdasarkan cara pengolahannya, sehingga dikenal adanya beras tumbuk, beras giling. 4. Berdasarkan tingkat penyosohannya, sehingga dikenal beras kualitas I Aslijp I dengan derajat sosoh sekitar 11, atau beras kualitas II Bslijp II dengan derajat sosoh sekitar ¾. 5. Berdasarkan gabungan antara sifat varietas padi dengan tingkat penyosohannya, sehingga misalnya di Jawa Tengah dikenal beras T.P., S.P., dan B.P., di Jawa Barat dikenal beras T.A., B.G.A., B.A., T.C., dan sebagainya. 13 Beras patah dapat menurunkan mutu beras. Beras patah dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu sifat genetik, kegiatan prapanen, kegiatan panen, dan pascapanen. Beras patah lebih banyak disebabkan karena proses pengeringan dan penggilingan. Kedua proses ini perlu dipertimbangkan secara hati-hati sehingga pada saat grading tidak banyak dihasilkan beras patah dan menir.

C. GELOMBANG