PENDAHULUAN A. Kajian Karakteristik Gelombang Ultrasonik Pada Beras (Oryza sativa L.)

1

I. PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Beras merupakan bahan makanan pokok di Indonesia sehingga kebutuhan beras terus meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk. Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1.21 dan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia mencapai 139.15 kgkapitatahun BPS, 2006. Beras merupakan komoditas strategis sehingga peningkatan produksi padi terus diupayakan namun penanganan pascapanen belum dapat sepenuhnya ditangani dengan sempurna. Penanganan pascapanen padi meliputi: panen, perontokan, pengeringan, penyimpanan, penggilingan dan pengolahan. Dalam era pasar bebas konsumen beras menuntut beras bermutu, untuk itu perlu dilakukan perbaikan mutu beras tersebut melalui agroindustri padi terpadu fungsinya untuk meningkatkan daya saing. Komponen mutu beras yang ditetapkan dalam standar mutu beras : derajat sosoh, kadar air, beras kepala, butir patah, menir, butir merah, butir kuningbutir rusak, butir kapurbutir hijau, benda asing, butir gabah dan campuran varietas lain. Apabila beras terdiri dari beras kepala 100 maka beras tersebut termasuk ke dalam mutu terbaik mutu I. Beras ini tidak mempunyai menir maupun butir patah, beda halnya dengan beras mutu II, walaupun tidak terdapat menir akan tetapi masih terdapat sedikit butir patah. Apabila beras terdapat menir sedikit maka termasuk beras mutu III, dan apabila menir pada beras tersebut banyak maka tergolong beras mutu IV dan V. Masyarakat Indonesia pada umumnya mengkonsumsi nasi dari beras mutu III. Untuk meningkatkan mutu beras yang dihasilkan ada beberapa bagian yang harus diperbaiki yaitu perbaikan budidaya padi, perbaikan penanganan pascapanen, dan peningkatan kemampuan SDM. Apabila komponen- komponen itu dapat dilakukan dengan baik maka kualitas beras akan terjaga. Pemutuan beras dimungkinkan dapat dilakukan dengan menggunakan sifat-sifat gelombang ultrasonik. Sifat-sifat gelombang ini akan menentukan 2 karakteristik beras sehingga dapat dibedakan beras menir, beras patah, beras patah besar, dan beras utuh. Metode ultrasonik masih belum diaplikasikan dalam menentukan jenis butir beras dan mutu beras. Bulog juga masih belum menggunkan metode ini. Bulog masih menggunakan metode sederhana yaitu secara manual memisahkan butir utuh, butir patah besar, butir patah, dan butir menir. Metode tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan tingkat kecermatan yang tinggi. Oleh karena itu dengan menggunakan gelombang ultrasonik maka waktu yang diperlukan dalam pemutuan beras lebih cepat dan tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak.

B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Melihat karakteristik gelombang ultrasonik pada beras utuh, beras patah besar, beras patah, dan beras menir. 2. Membuat hubungan antara karakteristik gelombang ultrasonik dengan komposisi beras utuh, beras patah besar, beras patah, dan beras menir yang bervariasi mutu beras. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A.