25 Gambar 9. Diagram alir penelitian pendahuluan
2. Penelitian utama
Prosedur pada penelitian utama ini adalah sebagai berikut: a
Butir utuh, butir patah besar, butir patah, dan butir menir dicampur sesuai kombinasi.
b Beras yang telah dicampurkan tersebut kemudian diukur volumenya
dengan menggunakan gelas ukur dan dihitung nilai bulk density-nya. c
Setelah itu diukur kadar airnya dengan menggunakan Mouisture Tester. d
Apabila kadar air masih di atas 14 maka harus dikeringkan dengan cara dijemur atau menggunakan oven.
g Masukkan beras sampel ke dalam plastik LDPE sebanyak 150 gram. Beras
Pengukuran kadar air beras sampel
Pengukuran densitas beras sampel
Pemisahan beras menjadi butir utuh, butir patah besar, butir patah, butir menir
- nilai kadar air dan densitas
- butir utuh, butir patah besar, butir patah, butir menir Timbang beras sampel
26 g Penembakkan dengan gelombang ultrasonik dan catat data-data
keluarannya. h Lakukan prosedur a β g sampai semua kombinasi sudah tercapai. Setiap
kombinasi mempunyai sampel tiga buah, dan setiap sampel dilakukan penembakkan sebanyak lima kali ulangan percobaan.
i Kumpulkan data-data yang didapatkan dan analisis data-data tersebut. Persentase butir utuh, butir
patah besar, butir patah, dan butir menir sesuai
kombinasi
Pengukuran kadar air beras sampel
Apakah = 14
ya Pegukuran densitas
Penembakan gelombang ultrasonik
Apakah semua kombinasi telah
dilakukan? ya
b a
tdk
tdk c
27 Gambar 10. Diagram alir penelitian utama
Cara penyetelan transduser ultrasonik dalam penembakan sampel adalah sebagai berikut:
a Hidupkan Ultrasonic Tester, Digital Osciloscope, dan Personal Computer
PC dengan menekan tombol βONβ. b
Antara Ultrasonik Tester dan transduser ultrasonik dihubungkan oleh kabel penghubung. Begitu juga antara Ultrasonik Tester dan Digital
Osciloscope. c
Digital Osciloscope disambungkan dengan PC agar terlihat bentuk gelombang pada monitor.
d Sampel beras diletakkan diantara kedua transduser. Kemudian transduser
ditempelkan pada bahan. e
Pada landasan tempat sampel diletakkan terdapat penggaris sehingga ketebalan sampel dapat diketahui.
f Setelah itu dilakukan pengambilan data gelombang yang terlihat pada
layar monitor. b
Analisis data
Karakteristik gelombang pada beras
a
Pengeringan
c
28
ultrasonic tester Digital Osciloscope
Transduser Sampel Personal Computer
kabel penghubung
Gambar 11. Skema penyetelan Transduser Ultrasonik dalam penembakan sampel
Gambar 12. Penembakan sampel dengan gelombang ultrasonik Analisis data yang diperoleh terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Kecepatan gelombang ultrasonik
a. Data keluaran dari Digital Osciloscope yang terlihat pada layar monitor disimpan dalam bentuk data excel.
b. Ketebalan bahan diukur sebagai data jarak gelombang merambat pada bahan.
c. Data yang sudah disimpan kemudian diubah menjadi grafik gelombang dan dicatat titik pertama gelombang menembus bahan dan titik
gelombang saat gelombang keluar dari bahan dan diterima oleh receiver transduser
. Data tersebut digunakan sebagai data waktu perambatan gelombang dalam bahan.
29 d. Data jarak dan waktu yang diperoleh kemudian diolah menjadi data
kecepatan. Kecepatan adalah jarak perambatan gelombang pada bahan dibagi dengan waktu perambantan gelombang dalam bahan. Cara
perhitungan kecepatan terdapat pada lampiran 11. e. Dibuat grafik kecepatan terhadap jenis butir beras dan kombinasi mutu
beras. f. Menganalisis hubungan antara jenis butir beras dan mutunya terhadap
kecepatan gelombang. 2.
Koefisien atenuasi a. Data keluaran dari Digital Osciloscope yang terlihat pada layar monitor
disimpan dalam bentuk data excel. b. Ketebalan bahan diukur sebagai data jarak gelombang merambat pada
bahan. c. Data yang sudah disimpan kemudian diubah menjadi grafik gelombang
dan dicatat titik minimum gelombang dan titik maksimum gelombang kemudian dicatat selisihnya. Data tersebut digunakan sebagai data
amplitudo gelombang setelah melewati bahan. d. Data amplitudo gelombang sebelum melewati bahan didapatkan dari
data amplitudo gelombang saat di udara. e. Data-data tersebut kemudian diolah menjadi data koefisien atenuasi.
Cara perhitungan koefisien atenuasi terdapat pada lampiran 12. f. Dibuat grafik koefisien atenuasi terhadap jenis butir beras dan
kombinasi mutu beras. g. Menganalisis hubungan jenis butir beras dan mutunya terhadap
koefisien atenuasi gelombang. 3.
Momen Zero a. Data keluaran dari Digital Osciloscope yang terlihat pada layar monitor
disimpan dalam bentuk data excel. Kemudian data tersebut diubah ke dalam format txt.
30 b. Data tersebut kemudian digunakan sebagai input dari program yang
telah dibuat Lampiran 9. c. Output hasil running program tersebut adalah data Momen Zero.
d. Dibuat grafik Momen Zero terhadap jenis butir beras dan kombinasi mutu beras.
e. Menganalisis hubungan antara jenis butir beras dan mutunya beras terhadap Momen Zero.
31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kecepatan gelombang ultrasonik pada butir beras butir utuh, butir
patah besar, butir patah, dan butir menir
Data kecepatan gelombang ultrasonik pada butir beras disajikan dalam grafik di bawah :
Gambar 13. Grafik kecepatan gelombang pada butir beras Grafik di atas menjelaskan bahwa mulai dari butir utuh, butir patah
besar, butir patah, sampai butir menir kecepatannya semakin meningkat. Hal ini dapat jelas terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 6. Nilai kecepatan dan bulk density pada jenis butir beras
Jenis Butir Beras bulk density kgm
3
Kec. ms
Butir Utuh 822
145.39 Butir Patah Besar
846 144.14
Butir Patah 895
140.73 Butir Menir
905 119.79
Dari tabel terlihat bahwa semakin tinggi nilai bulk density maka kecepatan gelombang semakin kecil. Bulk density menyatakan kerapatan dari
butiran beras. Semakin tinggi bulk density maka semakin rapat jarak antar butiran beras. Hal ini akan menyebabkan rongga-rongga udara semakin kecil.
Dengan adanya rongga-rongga udara maka udara dapat menempati ruang antar butiran beras. Dengan demikian semakin tinggi bulk density maka udara yang
menempati celah antar butiran semakin sedikit.
y = -0,007x
2
+ 11,91x - 4903,4 R
2
= 0,7202 115,00
120,00 125,00
130,00 135,00
140,00 145,00
150,00
800 820
840 860
880 900
920
bulk density kgm3 ke
ce p
a tan
m s
utuh Patah besar
Patah
menir