Kebijakan Angkutan Udara Komersil Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentang Angkutan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2002 tentang

4.2 Kebijakan Angkutan Udara Komersil

Landasan hukum dalam penyelenggaraan penerbangan komersial di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan.

Berdasarkan Undang-undang ini, dalam penetapan struktur dan golongan tarif angkutan niaga domestik, pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat dan kepentingan penyelenggara angkutan udara niaga. Pemerintah menetapkan tarif yang berorientasi kepada kepentingan dan kemampuan masyarakat luas, termasuk tarif untuk angkutan udara perintis. Dengan berpedoman kepada struktur dan golongan tarif tersebut penyelenggara angkutan udara niaga menetapkan tarif yang berorientasi kepada kelangsungan dan pengembangan usaha angkutan udara niaga dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentang Angkutan

Udara. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut diatur tarif dan ditentukan sebagai berikut: 1 Tarif angkutan udara niaga berjadwal terdiri atas: • Tarif penumpang. • Tarif kargo. 2 Tarif penumpang terdiri atas: • Tarif penumpang angkutan niaga berjadwal dalam negeri. • Tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal luar negeri. • Tarif penumpang angkutan udara perintis. 3 Golongan tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri • Tarif pelayanan ekonomi yang berorientasi pada kepentingan dan kemampuan masyarakat luas. • Tarif pelayanan non ekonomi yang berorientasi pada kelangsungan dan pengembangan usaha angkutan udara. 4 Kriteria pelayanan dan besarnya perimbangan kapasitas tempat duduk dalam pesawat udara untuk pelayanan ekonomi dan non ekonomi ditetapkan oleh menteri. 5 Struktur tarif pelayanan ekonomi terdiri atas tarif dasar dan tarif jarak. Untuk non ekonomi terdiri atas tarif pelayanan ekonomi dan tarif pelayanan tambahan yang ditentukan oleh menteri.

c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2002 tentang

Mekanisme Penetapan dan Formulasi Perhitungan Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi. Berdasarkan keputusan menteri ini tarif penumpang angkutan udara niaga bejadwal dalam negeri ditetapkan bahwa: 1 Besaran tarif dasar atau tarif jarak ditetapkan oleh pemerintah Menteri Perhubungan. 2 Besaran tarif batas atas ditetapkan oleh pemerintah Menteri Perhubungan. 3 Besar tarif normal ditetapkan oleh perusahaan angkutan udara tetapi tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan diatas, mekanisme penetapan dan formulasi perhitungan tarif adalah sebagai berikut: 1 Tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi merupakan tarif jarak yang didasarkan pada perkalian tarif dasar, jarak terbang serta dengan memperhatikan faktor daya beli masyarakat. 2 Tarif dasar yang besarnya dinyatakan dalam rupiah per penumpang kilometer ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. 3 Tarif jarak yang besarnya untuk tarif per rute penerbangan, per satu kali penerbangan yang merupakan tarif batas atas ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. 4 Besaran tarif normal ditetapkan oleh perusahaan angkutan udara, tidak boleh melebihi tarif batas atas yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. 5 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tarif dengan ketentuan apabila perusahaan angkutan udara yang melakukan pelanggaran atas ketentuan tarif dikenakan sanksi administrasi.

d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 4 Tahun 2002 tentang