Sejarah Penerbangan Nasional GAMBARAN UMUM INDUSTRI PENERBANGAN INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI PENERBANGAN INDONESIA

4.1 Sejarah Penerbangan Nasional

Perusahaan Penerbangan Komersial yang beroperasi di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan sangat pesatnya. Pada awalnya di Negara Republik Indonesia hanya terdapat beberapa Perusahaan Penerbangan seperti: • Perusahaan Penerbangan PT. Garuda Indonesia Airways GIA yang merupakan penerbangan tertua di Indonesia. Perusahaan Penerbangan ini didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama Indonesia Airways dan kemudian tanggal 31 Maret 1950 diubah namanya menjadi Garuda Indonesia Airways. • PT. Merpati Nusantara Airlines MNA didirikan pada tanggal 6 September 1962 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1962. • Kemudian beberapa Perusahaan Penerbangan Berjadwal lainnya seperti PT. Bouraq Indonesia Air, PT. Mandala Air, PT. Dirgantara Air Services DAS, PT. Sabang Merauke Air SMAC, PT. Bali Air untuk penerbangan charter. Dan belakangan ini banyak bermunculan Perusahaan Penerbangan baru yang menyelenggarakan Penerbangan secara berjadwal seperti PT. Pelita Air Services PAS yang semula hanya merupakan Perusahaan Penerbangan yang melayani kepentingan perminyakan, PT. Lion Air, PT. Batavia Air, PT. AW Air, PT. Jatayu Air, PT. StarAir, PT. KAL Star, PT. Top Air, PT. Wing Air, PT. Adam Air, PT. Sriwijaya Air, PT. Indonesian Air, PT. Riau Airlines dan lainnya. Selain itu Perusahaan Penerbangan berjadwal yang pernah ada adalah PT. Sempati Air. Tabel 2 Daftar Perusahaan Angkutan Udara Niaga Berjadwal Posisi Desember 2003 No. Nama Airlines Tahun berdiriBeroperasi Keterangan 1 PT. Garuda Indonesia 26 Januari 1949 Beroperasi 2 PT. Merpati Nusantara 06 September 1962 Beroperasi 3 PT. Bouraq Indonesia 01 April 1970 Beroperasi 4 PT. Mandala Airlines 17 April 1969 Beroperasi 5 PT. Dirgantara Air Services 2003 Beroperasi 6 PT. Pelita Air Services 2000 Beroperasi 7 PT. Indonesian Airlines Avi Patria 1999 Beroperasi 8 PT. Lion Mentari Airlines 1999 Beroperasi 9 PT. Bayu Indonesia 2000 Tidak Beroperasi 10 PT. Air Wagon Internasional 2000 Tidak Beroperasi 11 PT. Airmark Indonesia 2000 Beroperasi 12 PT. Star Air 2000 Beroperasi 13 PT. Jatayu Gelang Sejahtera 2000 Beroperasi 14 PT. Republik Express Cargo 2001 Beroperasi 15 PT. Kartika Airlines 2001 Beroperasi 16 PT. Metro Batavia 2002 Beroperasi 17 PT. Bali Internasioanal Air Services 2002 Beroperasi 18 PT. Seulawah NAD Air 2002 Tidak Beroperasi 19 PT. Riau Airlines 2002 Beroperasi 20 PT. Air Paradise Internasioanl 2002 Beroperasi 21 PT. Wing Abadi Airlines 2002 Beroperasi 22 PT. Btrigana Air Services 2003 Beroperasi 23 PT. Deraya 2003 Beroperasi 24 PT. Travel Express 2003 Beroperasi 25 PT. Sriwijaya Air 2003 Beroperasi 26 PT. Asia Avia Megatama 2001 Beroperasi 27 PT. Satrio Mataram Airlines 2000 Belum Beroperasi 28 PT. Fajar Air 2002 Belum Beroperasi 29 PT. Gelatik Air Inter 2003 Belum Beroperasi 30 PT. Papua Indonesia Air System 2003 Belum Beroperasi 31 PT. Paradise Air Indonesia 2003 Belum Beroperasi 32 PT. Golden Air 2003 Belum Beroperasi 33 PT. Adam Sky Connection Airlines 2003 Beroperasi 34 PT. Efata Papua Airlines 2003 Belum Beroperasi Sumber : Subdit Data dan Informasi Penerbangan Direktorat Angkutan Udara, Ditjen Hubud. Dephubtel Pertumbuhan jumlah maskapai yang begitu pesat ini menyebabkan maskapai-maskapai penerbangan bersaing dalam memperebutkan penumpang. Maskapai penerbangan bersaing dengan menerapkan tarif murah. Berbagai fasilitas pelayanan yang menunjang untuk menarik penumpang dilakukan, mulai dari disediakan makanan saat penerbangan hingga memberikan hadiah dengan pengundian jika menggunakan maskapai penerbangan tersebut. Hadiah yang diberikan sebagai cara dalam menarik penumpang ini terlihat dilakukan oleh maskapai penerbangan seperti Lion Air dan Batavia Air. Tata cara pemeberian hadiah ini dilakukan dengan pengundian setiap bulannya. Sedangkan, maskapai penerbangan Adam Air melakukan strategi pemberian hadiah pada saat perjalanan penerbangan berlangsung dengan memberikan pertanyaan kepada penumpang yang ada. Garuda Indonesia yang merupakan maskapai penerbangan nasional pertama di Indonesia juga ikut meramaikan pasar untuk kelas ekonomi dengan mendirikan anak perusahaan Citylink. Walaupun Garuda ikut dalam pasar ini namun perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1949 tetap mengutamakan pelayanan bagi penumpang dengan masih menyediakan pelayanan makanan, fasilitas ruang tunggu lounge dan frequent flyer. Pada penerbangan kelas ekonomi ini, maskapai yang berhasil menarik banyak penumpang adalah Lion Air dan Adam Air, dimana tahun 2006 Adam Air memperoleh penghargaan atas keberhasilannya menerapkan konsep Low Cost Carrier LCC. Walaupun maskapai penerbangan kelas ekonomi ini masih ada yang memberikan fasilitas makanan diatas pesawat tetapi ada juga beberapa maskapai penerbangan yang tidak memberikan fasilitas tersebut, salah satunya adalah Air Asia. Strategi yang dilakukan Air Asia ini maupun beberapa maskapai lain ini bertujuan dalam melakukan efisiensi terhadap biaya penerbangan sehingga pada akhirnya tarif rendah dapat diterapkan.

4.2 Kebijakan Angkutan Udara Komersil