III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Tarif pada Industri Penerbangan Indonesia untuk Rute Domestik dengan Kota Tujuan Batam
memerlukan data sekunder untuk menjadi informasi dalam menganalisis permasalahan dalam penelitian tersebut. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data yang telah tersedia pada instansi-instansi yang terkait, seperti Biro Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, P.T Angkasa
Pura II dan INACA International Air Carrier Assotiation. Data-data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data jumlah penumpang, jarak
tempuh, pendapatan kota asal, jumlah populasi penduduk, jumlah transit dalam rute dengan tujuan Batam, harga penjualan rata-rata per tahun dan jumlah
maskapai dengan kota tujuan Batam. Mengenai jangka waktu data yang digunakan dari tahun 2001 hingga 2005 dan diolah dengan menggunakan software
E-Views 4.1.
3.2. Model Penelitian Umum
Fungsi persamaan yang akan digunakan untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pada industri penerbangan Indonesia untuk rute
domestik dengan tujuan Batam periode 2001-2005 merupakan model Paul Bauer 1989 yang menggunakan model ini juga untuk mengestimasi faktor determinan
dari harga pada penerbangan rute dengan tujuan Cleveland. Hipotesis pada model
ini mengikuti paradigma Contestable Market, dimana number of firms bukan merupakan determinan airfares.
Paul Bauer menyebutkan bahwa penetuan harga airfares dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah maskapai penerbangan carriers dalam rute
tersebut, jarak tempuh rute, volume lalu lintas udara air traffic yang diwakili oleh volume penumpang, karakteristik bandara di USA berupa non atau restricted
slot airport, dimana mereka membedakan bandara komersial untuk penerbangan berjadwal dan non komersial untuk private purposes tanpa penerbangan berjadwal
dan hubs atau non-hubs airport, dimana bandara kota asal merupakan bandara penghubung intercity connecting chain ke berbagai kota dalam wilayah tertentu,
karakteristik dari penerbangan tersebut yaitu number of stops jumlah transit dalam rute tersebut, meal apakah disediakan makanan dalam rute tersebut,
maskapai penerbangan tertentu yang menawarkan rute tersebut dengan karakteristik yang unik dalam model Bauer diambil Eastern Airlines yang
memfokuskan diri pada penerbangan lokal dari negara bagian yang sama dengan Cleveland dan Continental Airlines yang memfokuskan diri pada penerbangan
nasional, serta karakteristik kota asal, misalnya pendapatan perkapita, populasi dan apakah kota asal merupakan kota bisnis atau kota pariwisata.
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh Bauer adalah untuk mengetahui determinan dari harga atau airfares dengan tujuan Cleveland untuk
first class, economy dan discount pada tujuan-tujuan tertentu. Paul Bauer menggunakan data yang berasal dari The Official Airline Guide
April 1987 sebagai sumber data untuk harga atau fare dan data mengenai
karakteristik penerbangan seperti CARRIERS, STOP, SLOT, MEAL, EA, dan CO. Dalam penelitiannya, Bauer hanya menggunakan data penerbangan langsung ke
Cleveland dan membedakan menjadi tiga jenis berdasarkan kelas-kelasnya yaitu first class, economy class dan discount fares. Sedangkan data mengenai jumlah
penumpang serta jarak diperoleh dari Departemen Transportasi Amerika Serikat, mulai periode 1979 sampai dengan 1989, mencakup semua rute umum domestik
dengan tujuan Cleveland. Penelitian tersebut menggunakan 140 observasi dalam bentuk data panel dan diolah dengan metode Ordinary Least Square OLS.
Fungsi persamaannya adalah sebagai berikut: F
= α
+ ß
1
CARRIERS + ß
2
CARRIERS² + ß
3
PASS + ß
4
MILES + ß
5
MILES² + ß
6
POP + ß
7
INC + ß
8
CORP + ß
9
SLOT + ß
10
STOP + ß
11
MEAL + ß
12
HUB + ß
13
EA + ß
14
CO +
t
ε Keterangan:
CARRIERS = Jumlah maskapai penerbangan carriers yang
mempunyai rute domestik dari kota asal ke kota tujuan Cleveland.
CARRIERS
2
= Jumlah maskapai penerbangan carriers dikuadratkan untuk melihat perubahan marginal yang menurun atau
negatif dari setiap pertambahan jumlah maskapai penerbangan carriers dalam rute domestik tersebut.
PASS = Volume penumpang dari seluruh maskapai penerbangan
airlines yang memiliki rute domestik dengan tujuan Cleveland.
MILES = Faktor jarak tempuh dari bandara kota asal ke kota tujuan
Cleveland. MILES
2
= Faktor jarak tempuh dikuadratkan untuk melihat perubahan marginal menurun atau negatif dari
pertambahan setiap unit jarak tempuh terhadap harga. POP
= Jumlah penduduk atau populasi dari kota asal sebagai karakteristik kota asal.
INC = Pendapatan perkapita dari kota asal sebagai salah satu
karakteristik kota asal. CORP
= Proxy bisnis dan perdagangan kota asal sebagai salah satu karakteristik dari kota asal.
SLOT = merupakan sebuah variabel dummy untuk karakteristik
bandara kota asal, memiliki nilai 1 bila bandara kota asal memiliki peraturan yang mengklasifikasikan bandara
sebagai bandara komersial yang memiliki penerbangan berjadwal dan bandara yang lebih banyak digunakan
untuk private purposes dan penerbangan tidak berjadwal dan 0 bila bukan.
STOP = Jumlah pemberhentian atau transit inflight stop sebagai
karakteristik penerbangan untuk rute tersebut. MEAL
= merupakan sebuah variabel dummy dimana bernilai 1 bila penerbangan tersebut menyediakan makanan meal
dalam perjalanan dan 0 bila tidak menyediakannya.
HUB = hub airport adalah pengklasifikasian bandara sebagai
bandara penghubung intercity connecting chain ke berbagai kota dalam wilayah tertentu.
Pengklasifikasian ini dilakukan oleh pemerintah dalam membangun sistem perhubungan khususnya sistem transportasi udara.
EA = merupakan sebuah variabel dummy, bernilai 1 bila
penerbangan rute tersebut dilayani oleh Eastern Airlines, 0 bila tidak. Variabel ini digunakan untuk mengakomodir
karakteristik maskapai penerbangan airlines berupa penerbangan lokal yang melayani wilayah tertentu.
EA merupakan sebuah maskapai penerbangan lokal yang hanya melayani negara bagian tertentu.
CO = merupakan sebuah variabel dummy, bernilai 1 bila
penerbangan rute tersebut dilayani oleh Continental Airlines, 0 bila tidak. Variabel ini digunakan untuk
mengakomodir karakteristik maskapai penerbangan airlines berupa penerbangan nasional.
CA merupakan sebuah maskapai nasional.
t
ε
= Error term.
Pada model Paul Bauer ini dilakukan beberapa penyesuaian terhadap pasar penerbangan di Indonesia yaitu:
a. Menghilangkan variabel CARRIERS
2
dan MILES
2
karena diduga kedua variabel ini menyebabkan adanya masalah multikoliniaritas antar variabel
dan pada model Paul Bauer ini untuk tujuan Batam juga menyebabkan banyak variabel yang tidak signifikan, seperti terlihat pada lampiran 2.
b. Menghilangkan variabel data PROXY kota bisnis dan perdagangan karena adanya keterbatasan penulis dalam mengklasifikasikan kota asal sebagai
PROXY kota bisnis dan perdagangan tersebut. c. Menghilangkan variabel karakteristik bandara berupa SLOT karena
kondisi bandara di Indonesia tidak memiliki regulasi slot dan semua penerbangan komersial di Indonesia merupakan penerbangan berjadwal.
d. Menghilangkan variabel MEAL karena adanya perbedaan kebijakan pada setiap maskapai penerbangan sehingga menimbulkan hambatan bagi
penulis dalam memperoleh data secara kuantitatif. Ada beberapa maskapai penerbangan untuk kelas ekonomi di Indonesia tidak menyediakan
pelayanan makanan ketika menggunakan maskapai penerbangan tersebut tetapi masih ada juga beberapa maskapai untuk kelas ekonomi ini yang
menyediakan pelayanan makanan. Perbedaan kebijakan inilah yang menyebabkan kesulitan dalam memperoleh data kuantitatifnya. Penulis
juga mencoba menjadikannya variabel dummy, dimana jika maskapai penerbangan tersebut menyediakan makanan bernilai 1 dan bernilai 0
untuk yang tidak menyediakan makanan. Hal ini juga mengalami kesulitan dengan perbedaan kebijakan yang diterapkan oleh tiap maskapai
penerbangan karena adanya hambatan dalam mengklasifikasikan penyediaan makanan yang diberikan. Ada maskapai penerbangan yang
meyediakan makanan berat, tetapi ada juga yang hanya menyediakan makanan ringan bahkan hanya menyediakan minuman mineral.
e. Menghilangkan variabel EA dan CO karena dalam rute domestik di Indonesia, seluruh maskapai penerbangan yang melayani rute-rute tersebut
merupakan maskapai penerbangan nasional. f. Mengkhususkan diri pada pasar domestik dan kelas ekonomi.
Dari penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan terhadap model Paul Bauer tersebut maka penulis membuat kombinasi model yaitu persamaan regresi
menggunakan kombinasi variabel dummy untuk jumlah pemberhentian atau transit inflight stops yaitu stop dan variabel karakteristik bandara berupa bandara
penghubung yaitu HUB. F
= α
+ ß
1
CARRIERS + ß
2
PASS + ß
3
MILES + ß
4
POP + ß
5
INC + ß
6
STOP + ß
7
HUB +
t
Keterangan: CARRIERS
= Jumlah maskapai penerbangan carriers yang mempunyai rute domestik dari kota asal ke kota
tujuan Batam. PASS
= Volume penumpang dari seluruh maskapai penerbangan airlines yang memiliki rute
domestik dengan tujuan Batam. MILES
= Faktor jarak tempuh dari bandara kota asal ke kota tujuan Batam.
POP = Jumlah penduduk atau populasi dari kota asal
sebagai karakteristik kota asal. INC
= Pendapatan Domestik Regional Bruto perkapita dari kota asal sebagai salah satu karakteristik kota
asal. STOP
= Jumlah pemberhentian atau transit inflight stop sebagai karakteristik penerbangan untuk rute
tersebut. HUB
= Variabel
dummy untuk karakteristik Bandar udara kota asal sebagai bandara penghubung ke wilayah
Timur dan ke wilayah Barat Indonesia. Yang diklasifikasikan sebagai Hub airport di Indonesia adalah Soekarno-Hatta
untuk wilayah Barat Indonesia dan Surabaya untuk wilayah Timur Indonesia. Variabel Hub ini akan bernilai 1 bila karakteristik bandara kota asal merupakan
sebuah Hub airport dan 0 bila bukan.
t
ε =
Error term.
3.3 Metode Analisis Data