Kadar lemak tidak terkapsulkan, Metode Ekstraksi Shahidi, 1997

28

C. ANALISIS 1.

Bilangan Iod, Metode Titrasi Apriyantono et al., 1989 Sampel minyak ditimbang sebanyak 0,5 gram dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 10 ml kloroform dan 25 ml pereaksi hanus. Kemudian didiamkan di ruang gelap selama 1 jam. Setelah 1 jam, tambahkan kalium iodida KI 15 lalu dikocok. Titrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,1 N hingga warna hampir hilang. Selanjutnya ditambahkan indikator pati 1 sebanyak 2 tetes. Titrasi kembali sampai warna biru yang terbentuk hilang. Bilangan iod dihitung dengan rumus sebagai berikut: Bilangan Iod = titer blanko-titer sampel x Normalitas Na 2 S 2 O 3 x 12.69 Berat sampel g 2. Asam Lemak Bebas, Metode Titrasi SNI 01-0019-1995 Sampel minyak ditimbang sebanyak 2 gram dalam erlenmeyer 250 ml. Lalu tambahkan alkohol 95 dan panaskan sampai mendidih dalam penangas air sambil diaduk. Tambahkan indikator penolpthalein 1 1-2 tetes. Kemudian dititrasi dalam keadaan panas dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda yang tidak berubah selama 10 detik. Asam lemak bebas dihitung sebagai asam palmitat dengan rumus sebagai berikut: As.Lemak Bebas = titer sampel – titer blanko x Normalitas NaOH x 2.56 Berat sampel g

3. Kadar lemak tidak terkapsulkan, Metode Ekstraksi Shahidi, 1997

Labu lemak dan erlenmeyer dikeringkan dalam oven 105 -110 o C sampai benar-benar kering lalu didinginkan dalam desikator. Setelah dingin erlenmeyer dan labu lemak ditimbang. Sampel w s ditimbang ke dalam erlenmeyer yang telah diketahui beratnya we1 sebanyak ± 1-3 gram berat kering. Sampel kemudian dicuci dengan menggunakan heksana sebanyak ± 29 20 ml selama sekitar 1 menit. Sampel kemudian disaring menggunakan kertas saring kedalam labu lemak yang telah diketahui beratnya wl 1 . Pencucian diulang sampai 3 kali. Mikrokapsul yang tertahan dalam kertas saring disisihkan untuk analisa kadar minyak dalam kapsul. Heksana yang ada dalam labu lemak didestilasi dan kemudian dikeringkan dalam oven selama satu jam, demikian juga dengan erlenmeyer yang digunakan untuk mencuci. Erlenmeyer dan labu lemak kemudian didinginkan dalam desikator. Setelah mencapai suhu ruang erlenmeyer we 2 ditimbang demikian juga dengan labu lemak wl 2 . Adapun kadar lemak yang tak terkapsulkan dihitung dengan rumus berikut : Kadar lemak yang = wl 2 – wl 1 x 100 tidak terkapsulkan w s 4. Kadar Minyak dalam mikrokapsul dengan Metode Ekstraksi Woodman, 1941 dalam Apriyantono et al., 1989 Labu dikeringkan dalam oven dan kemudian didinginkan dalam desikator. Labu lemak ditimbang wl 1 . Sampel yang belum dicuci ditimbang w s . Kemudian sampel yang akan dianalisa kadar lemak total dan dalam kapsul dibungkus dengan menggunakan kertas saring. Sampel kemudian diekstrak menggunakan soxhlet dengan menggunakan heksana sebagai pelarut selama ± 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, dilakukan destilasi. Labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven ± 3 jam. Kemudian labu lemak didinginkan dalam desikator dan ditimbang wl 2 . Kadar minyak total dan kadar minyak dalam minyak dalam kapsul adalah sebagai berikut : Kadar minyak = wl 2 – wl 1 x 100 Dalam kapsul w s – we 2 –we 1 Dimana : Wl 1 : berat labu lemak kosong Wl 2 : berat labu lemak dan minyak yang terkapsulkan Ws : berat sampel sebelum dicuci 30 We 1 : berat erlenmeyer bersih We 2 :berat erlenmeyer dan sampel yang tertinggal

5. Karotenoid, Metode Spektrofotometri Apriyantono et al., 1989