31 100
x g
sampel Bobot
g abu
Bobot abu
Κadar =
A = Absorbansi sampel L = Panjanglebar kuvet dalam cm, misal 1 cm
W = Gram sampelml pengenceran akhir C x 1667 = unitskg
7. Kadar air, Metode Oven AOAC, 1985
Cawan logam atau porselen dikeringkan dalam oven selama 30 menit suhu 100-105
o
C, didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Timbang sampel sebanyak 5 gram lalu dikeringkan dalam oven T
= 100
o
C-105
o
C selama 6 jam. Didinginkan dalam desikator 30 menit dan ditimbang.
Kadar air = B – C x 100 B - A
Keterangan : A = berat cawan kosong
B = berat cawan + berat sampel sebelum dikeringkan C = berat cawan + berat sampel setelah dikeringkan
8. Kadar Abu Dengan Metode Pengabuan Kering AOAC, 1995
Sejumlah 3-5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah dikeringkan dan diketahui beratnya. Kemudian
cawan dan sampel tersebut dibakar dengan pemanas listrik dalam ruang asap, sampai sampel tidak berasap dan diabukan pada tanur pengabuan pada suhu
550
o
C
sampai dihasilkan abu yang berwarna abu-abu terang atau bobotnya telah konstan. Selanjutnya kembali didinginkan di desikator dan ditimbang segera
setelah mencapai suhu ruang. Cara perhitungan kadar abu total :
32
9. Kelarutan, Metode Gravimetri Fardiaz et al. , 1992
Pengukuran kelarutan dihitung berdasarkan pada persentase berat residu yang tidak dapat melalui kertas saring whatman 42 terhadap berat
contoh bahan yang digunakan. Sejumlah bahan ditimbang sekitar 0.75 gram, lalu dilarutkan dalam
100 ml air destilata dan disaring dengan penyaring vakum. Kertas saring sebelum digunakan dikeringkan terlebih dahulu dalam oven 105
o
C sekitar 30 menit lalu ditimbang. Setelah proses penyaringan, kertas saring beserta
residu bahan dikeringkan kembali dalam oven pada 105
o
C selama kurang lebih 3 jam, didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang.
Kelarutan = 1 – C – B x 100 100 - Ka x a
100 a = berat contoh yang digunakan gram
b = berat kertas saring gram c = berat kertas saring + residu gram
Ka = kadar air contoh bb.
10. Warna Larutan, Metode Lovibond tintometer
Larutan dimasukkan ke dalam kuvet dan ditempatkan pada alat. Selanjutnya dilakukan setting alat sampai diperoleh garis pembatas tepat
pada perpotongan diagonal secara jelas. Parameter yang diperoleh adalah proporsi nilai R Red, Y yellow dan B blue.
11. Derajat warna, Metode Hunter Hutching, 1999
Analisa dilakukan dengan menggunakan alat Minolta Chroma Meters. Pada prinsipnya, Minolta Chroma Meters bekerja berdasarkan pengukuran
perbedaan warna yang dihasilkan oleh permukaan sampel. Pengukuran
33 dilakukan dengan meletakkan sampel didalam wadah sampel berukuran
seragam. Selanjutnya dilakukan pengukuran nilai L, a dan nilai b terhadap sampel.
Nilai L menyatakan parameter kecerahan lightness yang mempunyai nilai dari 0 hitam sampai 100 putih. Nilai a menyatakan
cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran merah-hijau dengan nilai +a positif dari 0-100 untuk warna merah dan nilai –a negatif
dari 0--80 untuk warna hijau. Nilai b menyatakan warna kromatik campuran biru-kuning dengan nilai +b positif dari 0-70 untuk kuning dan
nilai –b negatif dari 0--70 untuk warna biru. Gambar 9 menunjukkan kisaran warna kromasititas.
12. Tingkat Kekeringan Oily, Metode Rating