Jenis-jenis Interaksi Sosial Interaksi Sosial

mengikat dalam interaksi individu. Terdapat pengaruh luar dari individu yang mengarahkan atau melarang sesuatu hal. Seperti peraturan-peraturan tertulis, norma adat dan agama. 6. Adanya Internal System Artinya untuk menanggulangi pengaruh dari luar, masing-masing individu yang berinteraksi sosial semakin memperkuat dirinya, seperti menciptakan kesamaan pandangan, kesadaran, perbuatan, yang ini semua menimbulkan internal system . Aspek-aspek dalam interaksi sosial seperti telah dijelaskan di atas adalah adanya hubungan, ada individu, ada tujuan, adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok, suasana emosional yang sama, adanya pimpinan serta adanya eksternal dan internal system.

2.2.3 Jenis-jenis Interaksi Sosial

Jenis-jenis Interaksi sosial menurut Zanden 1994: 111 adalah: 1. Ikatan ekspresif Ikatan kita pada suatu hubungan atau kelompok bisa jadi berdasarkan ketertarikan kita pada anggota lain. Melalui orang lain kita menikmati kebutuhan kita untuk keamanan, cinta, penerimaan, kebersamaan dan rasa kepentingan. Ikatan yang berdasarkan ketertarikan kita tanpa terkecuali disebut ikatan ekspresif. Interaksi sosial yang berdasarkan ikatan ekspresif terhadap orang lain disebut hubungan primer atau kelompok primer. Dalam hubungan primer atau kelompok primer banyak menumbuhan kehangatan, kesatuan, kekeluargaan dan keterbukaan, serta berhubungan dengan hubungan langsung intim dan hubungan yang lebih personal. Bentuk dari kelompok primer terdiri dari: 1. Hubungan fisik yang melibatkan hubungan tatap muka Hubungan fisik melibatkan komunikasi intim, ketika orang-orang dapat melihat dan bicara dengan orang lain, mereka dapat membawa pertukaran suasana hati, perasaan dan pendapat. 2. Sedikit orang Jumlah sangat penting karena apabila jumlah orang yang terlibat banyak maka mereka tidak dapat berhubungan secara langsung dan lebih personal. 3. Interaksi yang intens dan rutin Durasi dan intensitas dari nteraksi merupakan hal yang penting. Untuk mencapai keseimbangan, lebih sering kita menghabiskan waktu bersama, lebih banyak dan lebih ditemukan pula ikatan diantara kita. Setiap kita berhubungan dengan orang lain, kita juga mengembangkan kebiasaan yang dapat mempererat kebersamaan. Kelompok primer meyediakan berbagai macam kepusaan sosial diantaranya kita menemukan kebersamaan, suatu perasaan pentingnya ego,cinta, penerimaan dan perasaan positif. 2. Ikatan Instrumental Kelekatan terhadap orang lain berdasarkan keinginan kita untuk mencapai tujuan tertentu disebut ikatan instrumental. Interaksi sosial pada dasarnya dalam ikatan instrumental disebut hubungan sekunder atau kelompok sekunder. Dalam hubungan sekunder kita, komitmen atau keterlibatan kita dengan orang lain terbatas pada tugas-tugas khusus. Pada dasarnya kita hanya memberikan sebuah sekmen dalam kehidupan kita dan kepribadian dalam kelompok sekunder, bukan keseluruhan dalam diri kita seperti dalam kelompok primer. Kelompok sekunder seringnya menampilkan kelompok yang menunjukkan ketertarikan khusus yang menunjukkan fungsi secara khusus pula contohnya, kelompok belajar sekolah, produksi barang pabrik, melindungi negara militer dan pelayanan greja. 3. Ikatan normatif Ikatan orang-orang dalam kelompok berdasarkan norma-norma disebut ikatan normatif. Ketika seseorang terikat dalam suatu kelompok yang secara khusus normatif kita menamakan kelompok itu sebagai suatu grup referensi. Suatu grup referensi boleh atau tidak untuk menjadi unit sosial yang mana individu sebenarnya memiliki di dalam kondisi bagaimana orang lain secara sosial mengenal dia. Grup referensi kebanyakan didorong dari identifikasi diri. Grup referensi menunjukkan dua fungsi: 1. Mereka memberikan norma dan sikap suatu bingkai referensi untuk mengawasi tingkah laku kita, hal ini disebut fungsi normatif dari grup referensi. Kita melihat diri kita sendiri menjadi anggota dengan tingkah laku yang baik di suatu grup atau berharap anggota-anggota lain dalam perilaku yang baik. Pandangan dan norma kelompok menjadi pandangan dan norma kita. 2. Grup referensi memberikan fungsi perbandingan. Mereka memberikan poin standar atau perbandingan yang mana melawan apa yang kita tetapkan atau kita nilai dari diri kita sendiri. Kita terus menerus membuat penilaian diri berdasarkan ketertarikan fisik kita, inteligensi, kesehatan, rangking sosial, dan standar kehidupan. Grup referensi mempunyai dua perbedaan yaitu secara positf dan negatif. Kelompok refrensi negatif adalah kelompok yang mana kita membandingkan diri kita sendiri dengan tujuan untuk memperluas perbedaan diantara diri kita dan orang lain. Kelompok referensi negatif juga memberikan suatu mekanisme dari kohesi sosial, yang menyediakan penerimaan masyarakat dan menyakinkan orang asing bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan interaksi sosial seperti kebanyakan orang yang mempercayai. 4. Ikatan perasaan tertekan Terkadang oarang-orang yang mempunyai kekuatan, harga diri dan status yang rendah akan mengembangkan suatu ikatan kelompok berdasarkan perasaan tertekan mereka, jenis kelekatan ini disebut sebagai suatu ikatan perasan tertekan. Suatu kelompok yang anggotanya menderita tekanan batin dan berbagai macam ketidakmampuan karena perlakuan mereka oleh kelompok lain disebut kelompok minoritas atau kelompok perasaan tertekan. Sebagi suatu konsekuensi dari ketidak adanya kekuatan mereka, beberapa grup minoritas menemukan bahwa mereka mempunyai kesamaan tidak adanya kebanggaan dan status seperti yang dimiliki oleh anggota kelompok lainnya. Minoritas adalah sumber dari manfaat kelompok dominan. Kelompok minoritas tidak hanya dieksploitasi secara umum mereka juga dihukum oleh prasangka, diskriminasi, dan rasisme. Anggota kelompok tersebut secara fisik dan psikologis direndahkan, dilecehkan, dan dipermalukan. Fungsi dari kelompok dominan adalah secara terus menerus mengkonfrontasi anggota dari kelompok tersebut dari suatu pengertian sosial tentang mereka yang tidak berguna, ketidak pedulian, ketidakmampuan dan keburukan mereka. Kelompok minoritas adalah unit sosial yang sadar pada diri sendiri, mereka mempunyai suatu kesadaran terhadap diri mereka sendiri. Anggota grup minoritas secara rutin menunjukkan suatu intensitas sosial dan keterikatan psikologis dengan orang lain sama halnya dengan diri mereka sendiri.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial