yang tinggal serumah dengan mertuanya karena istri yang tinggal bersama metua mengalami keadaan yang baru dan apabila istri yang tinggal dengan mertua memiliki
penyesuaian diri yang baik maka akan tercipta hubungan yang baik antara dirinya dengan mertua serta lingkungan sosial sekitarnya selama tinggal bersama mertua.
2.2 Interaksi Sosial
2.2.1 Pengertian Interaksi Sosial
Menurut H. Bonner dalam Gerungan, 2004: 57 dirumuskan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.
Sementara menurut Walgito 2004: 57 interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi
individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hunbungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok atau kelompok dengan kelompok. Oleh Soekanto dalam Hudaniah Dayakisni Tri, 2003: 127 mendefinisikan
interaksi sosial sebagai hunbungan sosial atar orang per orang atau dengan kelompok manusia. Soekanto 1992: 61 menegaskan pengertian interaksi sosial sebagai
hubungan-hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia.
Zanden 1994: 110 interaksi sosial adalah suatu proses yang langsung didorong atau dipengaruhi oleh orang lain atau orang-orang. Interaksi sosial adalah
bagian dari hubungan sosial. Cara kita bersikap dalam suatu lingkungan yang luas dipengaruhi oleh hubungan kita dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita
secara terus-menerus saling terkait dengan orang lain bekerja sama dengan mereka, menyesuaikan permintaan mereka, menyakiti atau menghindari mereka, merusak
standar mereka dan bersaing dengan mereka. Dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara dua atau lebih individu, menyangkut hubungan antara orang perorangan, antar kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
2.2.2 Aspek-aspek Interaksi Sosial
Setelah diketahui beberapa pendapat tentang interaksi sosial diatas, maka lebih lanjut dijelaskan Santosa 2004: 11 mengenai aspek-aspek dalam interaksi
sosial sebagai berikut: 1.
Adanya Hubungan Setiap interaksi sudah barang tentu terjadi karena adanya hubungan antara
individu dengan individu maupun antara individu dengan kelompok. Hubungan yang melibatkan pribadi dengan pribadi, individu dengan kelompok maupun
antara kelompok satu dengan yang lain.
2. Ada Individu
Setiap interaksi sosial menuntut tampilnya individu-individu yang melaksanakan hubungan. Interaksi yang terjadi karena adanya dorongan individu
untuk menjalin hubungan dengan individu lain. Sebab melalui individu-individu tersebut, saling terkait satu sama lainnya.
3. Ada Tujuan
Interaksi sosial memilih tujuan tertentu seperti mempengaruhi individu yang lain. Maupun dorongan akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu
individu. Seperti dorongan untuk makan demi memenuhi kebutuhan biologisnya. Di antaranya dengan membutuhkan individu lain seperti pedagang beras atau
petani yang menjual dan menghasilkan beras. 4.
Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok Interaksi sosial yang ada hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok
ini terjadi karena individu dalam hidupnya tidak terpisah dari kelompok. Di samping itu, tiap-tiap individu memiliki peran dan fungsi di dalam kelompoknya.
Individu dalam hal ini memiliki peran dan fungsi sosial dalam kelompok maupun struktur tertentu.
Ditambahkan oleh G. C Homans dalam Santosa, 2004: 30 dengan membagi aspek-aspek dalam interaksi sosial sebagai berikut:
1. Adanya motif tujuan yang sama
Artinya setiap individu yang mengadakan interaksi mempunyai motif tujuan tertentu. Tujuan dalam melakukan interaksi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tertentu individu maupun kelompok. Di antaranya adalah individu
yang bekerja dengan berjualan di pasar, individu tersebut melakukan interaksi dengan individu lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja
mencari uang di pasar. 2.
Adanya suasana emosional yang sama Artinya bahwa setiap individu didorong oleh perasaan masing-masing yang
sama dalam interaksi sosial. Kondisi atas suasana emosinal tertentu yang selaras timbul atau berusaha ditimbulkan dalam interaksi sosial. Terdapat wilayah
emosional yang berada pada tingkat yang sama. 3.
Adanya Interaksi Setiap individu dalam keadaan demikian pasti berhubungan dengan
individu lain, yang disebut dengan interaksi. Dipandang dari segi individu maka interaksi itu disebut dengan aksi.
Interaksi yang kemudian menimbulkan reaksi dan aksi yang beragam bagi masing-masing individu. Hubungan timbal balik semacam ini yang menimbulkan
interaksi. 4.
Adanya Pimpinan Memiliki maksud bahwa interaksi, aksi dan sentiment menimbulkan suatu
bentuk kepemimpinan dan pada umumnya berlangsung secara wajar dalam bentuk piramida. Sebab interaksi serta aksi sentiment terjadi pada situasi sosial
tertentu. Pada situasi sosial semacam ini memunculkan figur pimpinan. 5.
Adanya Eksternal System Walaupun terdapat interaksi dan sentiment tertentu, tidak dapat lepas dari
pengaruh luar eksternal system. Pengaruh luar dalam hal ini dapat bersifat
mengikat dalam interaksi individu. Terdapat pengaruh luar dari individu yang mengarahkan atau melarang sesuatu hal. Seperti peraturan-peraturan tertulis,
norma adat dan agama. 6.
Adanya Internal System Artinya untuk menanggulangi pengaruh dari luar, masing-masing individu
yang berinteraksi sosial semakin memperkuat dirinya, seperti menciptakan kesamaan pandangan, kesadaran, perbuatan, yang ini semua menimbulkan
internal system .
Aspek-aspek dalam interaksi sosial seperti telah dijelaskan di atas adalah adanya hubungan, ada individu, ada tujuan, adanya hubungan dengan struktur
dan fungsi kelompok, suasana emosional yang sama, adanya pimpinan serta adanya eksternal dan internal system.
2.2.3 Jenis-jenis Interaksi Sosial