Hubungan antar Variabel Penelitian Metode Pengumpulan Data

4 Kemampuan untuk menerima kenyataan, adalah berusaha untuk dapat menerima segala sesuatu yang ada pada diri istri dan mertua. 5 Kemampuan untuk mengadakan interaksi, adalah berusaha untuk dapat membentuk hubungan dengan orang lain.

3.3 Hubungan antar Variabel Penelitian

Gambar 3.1 Bagan Hubungan antara Interaksi Sosial dengan Penyesuaian Diri Istri terhadap Mertua Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah interaksi sosial dan variabel tergantungnya adalah penyesuaian diri istri terhadap mertua. Hal ini berarti ada hubungan positif antara interaksi sosial dengan penyesuaian diri istri terhadap mertua setelah menikah. Apabila penyesuaian diri istri terhadap mertua baik, maka baik pula interaksi sosialnya. Begitu pula sebaliknya, jika penyesuaian diri istri terhadap mertua buruk, maka buruk pula interaksi sosialnya . Interaksi Sosial X Penyesuaian Diri Istri terhadap Mertua Y

3.4 Populasi Dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian yang sedikit-dikitnya memiliki satu karakteristik yang sama Azwar, 2003: 77. Populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai satu ciri atau sifat yang sama Hadi, 2004a: 220. Sedangkan Arikunto 2002: 109 mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh istri yang tinggal bersama mertua di Kelurahan Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah: a. Istri tinggal bersama keluarga suami mertua. b. Istri berusia 16 sampai 19 tahun saat menikah. c. Usia pernikahan antara 6 bulan sampai 2 tahun Adapun nama Desa yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Nama Desa di Kelurahan Bojonegoro NO NAMA DESA 1. Ngrancang 2. Diwek 3. Ndrandan 4. Prupugan 5. Wonosroyo

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki Azwar, 2003:79. Menurut Arikunto 2002:109 sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling aksidental accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan karena faktor kebetulan yang dijumpai oleh peneliti Latipun,2004: 50. Artinya, mengambil sampel siapa saja yang kebetulan ditemui dan memenuhi syarat utuk dijadikan sampel. Arikunto 2002: 16 menambahkan bahwa, teknik sampling accidental sampling yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan yang tidak dirancang pertemuannya terlebih dahulu. Sehingga diperoleh sampel sebanyak 74 subjek, dengan rincian tiap desa adalah Desa Ngrancang sebanyak 17 subjek, Desa Diwek sebanyak 14 subjek, Desa Ndrandan sebanyak 16 subjek, Desa Prupugan sebanyak 12 subjek, dan Desa Wonosroyo sebanyak 15 subjek.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala psikologi. Skala merupakan suatu cara atau metode penelitian dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang dikenai atau disebut responden Walgito, 2004: 30. Menurut Hariyadi 2003: 29 skala psikologi digunakan untuk mengungkap data mengenai atribut psikologi yang dapat dikategorikan sebagai variabel kemampuan kognitif dan variabel kepribadian atau afektif. Skala mengacu kepada alat ukur aspek atau atribut afektif Azwar, 2003: 3. Skala mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-reports, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Adapun yang menjadi dasar penggunaan skala Hadi, 2001: 157 adalah: 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. 2. Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh penyelidik. Lebih lanjut, Azwar 2003: 4 mengemukakan alasan menggunakan metode skala adalah sebagai berikut : 1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. 2. Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item, maka skala psikologi selalu berisi banyak item. 3. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh- sungguh. Adapun metode skala mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Azwar, 2003: 5: 1. Skala psikologi berupa kontraks atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. 2. Pertanyaan sebagai stimulus tertuju pada indicator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan. 3. Sekalipun responden memahami isi pertanyaannya, biasanya tidak menyadari arah jawaban yang tidak dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut ini. 4. Respon terhadap skala psikologi diberi skor melewati proses penskalaan scaling. 5. Satu skala psikologi hanya diperuntukkan guna mengungkap suatu atribut tunggal unidimensional. 6. Hasil ukur skala psikologi harus teruji reliabilitasnya secara psikometris dikarenakan relevansi isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus pada skala psikologi lebih terbuka terhadap error. 7. Validitas skala psikologi lebih ditentukan oleh kejelasan konsep psikologis yang hendak diukur dan operasionalisasi. Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti angket questionnaire, daftar isian, inventori, dan lain – lainnya. Seluruh variabel akan menggunakan skala Likert yang sudah dimodifikasi dimana responden memilih empat jawaban yang tersedia. Penghilangan jawaban di tengah berdasarkan 3 alasan yaitu: 1. Kategori ragu-ragu memiliki arti ganda, bisa diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju tidak. 2. Tersedianya jawaban yang di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah central tendency effect, terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya. 3. Maksud kategori jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden kearah setuju atau ke arah tidak setuju Hadi, 2001: 157. Skala Likert 1- 4 ini dibedakan antara item yang positif favourable dan item negatif unvafourable dengan penilaian sebagai berikut : Tabel 3.2 Penilaian Item Positif Favourable dan Item Negatif Unfavourable Kategori Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Skala Interaksi Sosial Dalam penelitian ini untuk menyusun skala interaksi sosial menggunakan bentuk-bentuk interaksi sosial remaja yaitu persaingan, pertentangan, persesuaian dan perpaduan. Penyusunan item skala ini terdiri dari dua kelompok pernyataan yaitu item yang mendukung aspek yang disebut dengan favorable. Sedangkan item-item yang tidak mendukung aspek disebut unfavorable Azwar, 2003: 26. Setiap item pada kelompok pernyataan tersebut mempunyai empat kemungkinan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, Sangat tidak setuju STS, kemudian skor penilaiannya bergerak dari skala satu sampai empat. Pada jenis item favorable nilai tertinggi ada pada pilihan yang sangat mendukung aspek yaitu pada jawaban sangat setuju SS mendapatkan skor 4, jawaban setuju S mendapatkan skor 3, jawaban tidak setuju TS mendapat skkor 2, dan jawaban sangat tidak setuju STS mendapat skor 1. Sedangkan pada item unfavorable nilai tertinggi ada pada pilihan yang tidak mendukung aspek yaitu jawaban sangat tidak setuju STS mendapatkan skor 4, jawaban tidak setuju TS mendapatkan skor 3, jawaban setuju S mendapat skor 2, dan jawaban sangat setuju SS mendapatkan skor 1 Azwar, 2005: 46. Adapun blue print skala interaksi sosial adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Blue Print Skala Interaksi Sosial Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Indikator Jumlah Item Jumlah Favorable Unfavorable Persaingan − Saling berusaha untuk mencapai keuntungan − Menarik perhatian 6 6 2 2 8 8 Kerjasama − Mempunyai tujuan yang sama − Saling memberi atau menerima pengaruh − Kesediaan untuk membantu 3 3 3 1 2 2 4 5 5 Pertentangan − Perbedaan kepentingan − Perubahan-perubahan sosial 3 4 5 5 8 9 Persesuaian − Mengurangi pertentangan − Mencapai kestabilan − Menekan oposisi perlawanan 4 3 3 2 2 2 6 5 5 Perpaduan − Kesatuan tindakan − Memperhatikan kepentingan bersama − Toleransi 4 2 5 2 2 2 6 4 7 Jumlah 49 31 80 b. Skala Penyesuaian Diri Istri Terhadap Mertua Skala penyesuaian diri ini mengacu pada aspek-aspek penyesuaian diri yang terdiri dari lima aspek yaitu saling pengertian, toleransi, saling penghargaan, kemampuan untuk menerima kenyataan dan kemampuan untuk mengadakan interaksi. Penyusunan item skala ini terdiri dari dua kelompok pernyataan yaitu item yang mendukung aspek yang disebut dengan favorable. Sedangkan item-item yang tidak mendukung aspek disebut unfavorable Azwar, 2003: 26. Setiap item pada kelompok pernyataan tersebut mempunyai empat kemungkinan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, Sangat tidak setuju STS, kemudian skor penilaiannya bergerak dari skala satu sampai empat. Pada jenis item favorable nilai tertinggi ada pada pilihan yang sangat mendukung aspek yaitu pada jawaban sangat setuju SS mendapatkan skor 4, jawaban setuju S mendapatkan skor 3, jawaban tidak setuju TS mendapat skkor 2, dan jawaban sangat tidak setuju STS mendapat skor 1. Sedangkan pada item unfavorable nilai tertinggi ada pada pilihan yang tidak mendukung aspek yaitu jawaban sangat tidak setuju STS mendapatkan skor 4, jawaban tidak setuju TS mendapatkan skor 3, jawaban setuju S mendapat skor 2, dan jawaban sangat setuju SS mendapatkan skor 1 Azwar, 2003: 46. Adapun blue print skala penyesuaian diri adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Blue Print Skala Penyesuaian Diri Istri Terhadap Mertua Aspek Penyesuaian Diri Istri Indikator Jumlah Item Jumlah Favorable Unfavorable Saling Pengertian − Masalah pribadi − Latar belakang − Kebiasaan sehari-hari 4 2 4 4 1 3 8 3 7 Toleransi − Kelebihan mertua − Kekurangan mertua 4 4 2 2 6 6 Saling penghargaan − Prestasi atau hasil karya − Pengambilan keputusan − Penampilan 4 3 2 2 5 2 6 8 4 Kemampuan untuk menerima kenyataan − Diri sendiri − Diri mertua 2 2 4 4 6 6 Kemampuan untuk mengadakan interaksi − Interaksi dengan mertua − Interaksi dengan keluarga suamimertua − Interaksi dengan masyarakat 3 1 1 2 2 1 5 3 2 Jumlah 36 34 70

3.6 Validitas Dan Reliabilitas