6
Daerah Karangasem
di Bali
misalnya, sejak ratusan tahun yang lalu telah terkenal sebagai daerah penghasil salak. Sejak
tahun 1976 perkembangan tanaman salak di tempat ini melonjak pesat. Pada tahun 1976 di
daerah Sibetan, pusat penghasil salak di Karangasem , populasi tanaman salaknya
tercatat 2. 360. 000 pohon. Pada tahun 1983 tanaman salaknya telah berkembang menjadi
4. 155. 058 pohon. Jumlah keseluruhan tanaman salak di Karangasem pada akhir
tahun 1985 adalah 5. 301. 056 pohon, yang tersebar di beberapa kecamatan diantaranya
Bebandem, Sidemen, Manggis, Karangasem dan lain-lain.
Gambar 5. Peta produksi Salak di Bali. Populasi tanaman salak di Propinsi
Bali akhir tahun 1985 adalah 9. 502. 408 pohon produktif, dengan jumlah produksi 5.
241 ton dan 114. 924 pohon salak baru yang belum berbuah. Dinas Pertanian Propinsi Bali
masih merencanakan untuk mengembangkan lagi jumlah tanaman salaknya. Hal yang perlu
diperhatikan
dalam usaha
perluasan perkebunan salak adalah syarat tumbuh yang
diinginkan tanaman salak terpenuhi. Dalam hal ini terutama agroklimatnya. Apabila telah
dipenuhi maka suatu daerah akan tetap memiliki potensi untuk pengembangan jenis
buah salak ini.
Gambar 6. Peta pengembangan dan pemasaran buah salak di Bali.
Salak juga
dikembangkan di
beberapa daerah di Indonesia, umumnya nama salak yang diberikan adalah nama daerah
dimana salak tersebut dikembangkan. Berikut di bawah ini beberapa daerah sentra produksi
salak di Indonesia :
1 DKI Jakarta : Condet, Pasarminggu.
2 Jawa Tengah : Banjarnegara, Jekulo,
Kedengporak, Ajibarang, Madukoro, Mertoyudan, Magelang.
3 Daerah
Istimewa Yogyakarta
: Sleman, Tempel.
4 Jawa Timur : Sacah, Walingi,
Karangsari. 5
Sumatera Utara : Padangsidempuan. 6
Sulawesi Utara : Sangir, Talaud. 7
Sulawesi Selatan : Enrekang. 8
Bali : Karangasem. 9
Nusa Tenggara Barat : Lombok Barat.
10 Maluku Tengah.
2.3. Aspek Ekologi Yang Penting dalam
Pengembangan Pengembangan
salak sedang
dilakukan di Bogor. Koleksi plasma nuftah paling lengkap dan penyilangan di antara
koleksi tersebut sedang dilakukan untuk mendapatkan buah yang berkualitas unggul.
Selanjutnya
pengembangan teknologi
budidayanya dan pasca panen buahnya masih perlu dilakukan. Tanaman, seperti halnya
komponen lingkungan yang lain juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh sebab itu perlu juga diketahui faktor-faktor
iklim
yang mempengaruhi
persyaratan tumbuh tanaman salak.
2.3.1. Curah Hujan
Hujan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk pengembalian air yang telah
diuapkan ke atmosfer menuju permukaan bumi. Udara yang naik dan melewati
ketinggian tertentu
akan berkondensasi
membentuk awan, dan awan ini selanjutnya akan menghasilkan hujan. Tidak semua awan
dapat menghasilkan hujan, terkadang butir awan yang terbentuk ukurannya terlalu kecil
untuk dapat jatuh sebagai hujan. Apabila ukurannya cukup besar sehingga memiliki
kecepatan jatuh yang dapat melawan aliran udara keatas, maka butir-butir air yang dapat
berupa es tersebut akan jatuh sebagai hujan.
Hujan merupakan salah satu unsur iklim
yang memiliki
peranan penting, terutama di daerah tropis. Curah Hujan dapat
diartikan sebagai jumlah air yang jatuh di
7
permukaan tanah selama periode waktu tertentu dan diukur dengan suatu ketinggian
diatas permukaan horizontal pengukuran Curah Hujan dalam satuan milimetermm.
Untuk daerah tropis basah, Curah Hujan merupakan unsur
yang sangat penting perannya dalam bidang pertanian, karena
berhasil tidaknya suatu produksi suatu komoditas tanaman seperti salak sangat
tergantung pada awal, jumlah, serta lamanya musim hujan.
Pulau Bali memiliki karakteristik hujan
yang berbeda-beda
di tiap-tiap
daerahnya, hal ini disebabkan oleh perbedaan topografi masing-masing daerah, letak tempat
dengan lautpantai, maka kejadian bulan basah dan bulan keringnya tidak selalu sama di
berbagai tempat. Secara umum, tipe pola hujan di Pulau Bali adalah tipe Monsunal,
yaitu puncak musim hujan terjadi pada Desember
– Januari,
sedangkan pada
pertengahan tahun cenderung kering musim kemarau. Karena hujan di Pulau Bali berpola
Monsunal, maka kejadian iklim global seperti El-Nino dan La-Nina dapat mempengaruhi
keadaan curah hujan di Pulau Bali.
Tanaman salak memerlukan cukup air sepanjang tahun dengan curah hujan
berkisar antara 1700-3100 mm per tahun. Daerah-daerah dimana salak akan diusahakan
haruslah memiliki iklim yang basah. Di daerah-daerah kering tanaman salak juga
dapat tumbuh asalkan mendapat pengairan yang cukup. Salak tidak berakar panjang,
sehingga menghendaki air tanah yang dangkal atau
dengan kata
lain memerlukan
pengairanhujan sepanjang tahun. Salak tidak tahan air yang berlebihan.
2.3.2. Suhu Udara Iklim tropika umumnya dicirikan