a Pengenalan Jenis dan Daya Guna

3 tanaman salak yang besar. Daun-daun tanaman salak bersirip, pelepahnya dapat mencapai panjang lima meter. Pelepah daun penuh dengan duri, tetapi ada juga yang jarang durinya. Pada setiap ketiak pelepah daun yang baru, tumbuh tongkol bunga yang tidak semuanya mekar menjadi bunga dan buah. Tongkol bunga tertutup rapat oleh beberapa kelopak daun. Menurut Soedijanto 1978 persarian bunga-bunga betina pada salak umumnya dibantu oleh manusia. Untuk jenis salak tertentu misalnya salak Condet, penyerbukan dibantu oleh serangga moncong Pritandjolo Yudo, 1984. Sedangkan salak Bali pembuahanya terjadi karena proses penyerbukan sendiri salak Bali berumah satu, perbungaannya menghasilkan bunga hermafrodit dan bunga jantan yang berfungsi sebagai serbuk sari Soepraptono, 1954 dan Pritandjolo Yudo, 1984. Pohon salak dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, namun musim buah yang mencolok hanya permulaan musim hujan yaitu pada bulan- bulan November-Januari dan permulaan musim kemarau yaitu pada bulan-bulan Mei- Juni Slamet Soeseno, 1983. Buah salak tersusun pada tandan, kulit buahnya berwarna coklat, bersisik dan berbulu kasar. Perbanyakan tanaman salak di Bali umumnya dengan biji, sedangkan untuk tanaman salak Pondoh perbanyakan dilakukan dengan cara dicangkok Sudarmiyono, 1985. Buah salak umumnya dimakan segar. Walaupun demikian, terkadang buahnya juga dibuat asinan, manisan atau dikalengkan dalam sirup. Daunnya yang berduri biasa digunakan untuk pelapis pagar, bahkan pohon salak sering ditanam sebagai pagar hidup yang efektif.

2.2.1. a

Pedoman Budidaya Tanaman Salak Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji generatif atau dari anakan vegetatif. Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah manis, banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan. Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif diantaranya : a Dapat dikerjakan dengan mudah dan murah b Diperoleh bibit yang banyak c Tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama d Untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah e Tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan f Memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan. Kekurangan perbanyakan secara generatif: a Kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang b Agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina. c Membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan sekitar 4-5 tahun daripada dengan vegetatif 2-3 tahun. Kendala bagi petani Bali untuk memenuhi kualitas yang diminta oleh konsumen adalah posisi tawar petani masih lemah. Hal ini disebabkan posisi tawar petani sangat lemah terutama dalam hal penentuan harga. Pada umumnya petani dalam menjual hasil produknya dilakukan secara individu sehingga para pengusaha secara leluasa mempermainkan harga, serta terjadi persaingan yang tidak sehat. Belum terjalinnya pola kemitraan dalam bidang pemasaran sehingga petani di dalam menjual produknya tidak memiliki kepastian pasar dan kepastian harga. Kesepakatan yang telah dilaksanakan antara petani produsen dengan pengusaha pengguna produk, terkadang tidak dilakukan secara konsisten baik menyangkut masalah volume, jenis, waktu dan kontinuitas. Belum sepenuhnya petani menerapkan standar mutu, sehingga kemampuan bersaing menjadi lemah sebagai akibat dari penjualan dengan sistem borongantebasan. Lemahnya permodalan yang dimiliki oleh petani sehingga proses pemasaran secara berkelompok tidak bisa 4 berjalan secara efektif untuk menampung produksi yang dihasilkan oleh kelompok tani yang bersangkutan. Sentra-sentra produksi tersebut di daerah-daerah terpencil sehingga proses pemasaran untuk pertanian menjadi tidak efisien baik dari segi waktu, mutu dan biaya. Lemahnya petani dalam mengakses pasar sehingga proses produksi tidak bisa direncanakan secara terpadu sesuai dengan prinsip agrobisnis. Petani belum bisa memberikan alternatif apabila produknya tidak sepenuhnya terserap oleh pasar.

2.2.2. Jenis-Jenis Salak Salak yang dibudidayakan secara