11
lebih lanjut, karena memiliki faktor pembatas yang sangat besar.
3.3.4. Penentuan
Tingkat Kesesuaian
Iklim
Peranan iklim dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman salak sangat perlu
diperhatikan, hal ini dikarenakan tanaman salak adalah tanaman daerah tropis, sehingga
iklim memiliki pengaruh yang besar.
Untuk mendapatkan peta kesesuaian iklim tanaman salak, diperlukan data curah
hujan dan suhu udara rata-rata bulanan, yang kemudian dibuat menjadi peta peta isohyet
dan peta isoterm dengan menggunakan software
Surfer 8. Data yang diinput adalah data lintang lintang Bumi Belahan Utara
bernilai positif, dan lintang Bumi Belahan Selatan bernilai negatif, bujur, dan nilai Z
untuk nilai ketinggian tempat, curah hujan, suhu udara, dan atribut lainnya.
Penentuan suhu untuk daerah-daerah di Bali dilakukan dengan menggunakan
asumsi bahwa suhu akan turun 0.6° C tiap kenaikan 100 meter Hukum Braak. Sebagai
patokan suhu digunakan suhu rata-rata dari Stasiun Meteorologi Klas I Ngurah Rai
ketinggian 3 meter dpl. Hal ini dilakukan mengingat bahwa data suhu di Ngurah Rai
dapat dikatakan lebih akurat dan juga letak stasiunnya yang hampir mendekati permukaan
laut 0 mdpl. Suhu udara rata-rata diduga menggunakan
persamaan Braak, dengan rumus : T = X - 0,0061 h pada 0 h 2000 mdpl
T = X - 0,0052 h pada h 2000 mdpl Dimana T = Suhu udara rata-rata dalam °C
h
=Ketinggian tempat
di atas
permukaan laut dalam meter X =Suhu rata-rata stasiun acuan
dalam °C Nilai curah hujan yang dipetakan adalah
curah hujan rata-rata tahunan, yang didapat dengan menjumlahkan curah hujan bulanan
pada tiap stasiun atau pos hujan.
3.3.5. Penentuan Tingkat
Kesesuaian Tanah
Tingkat kesesuaian tanah untuk tanaman salak didasarkan pada Peta Tanah
Tinjau Propinsi Bali. Peta ini memiliki informasi tentang tanah di Propinsi Bali.
Tanah merupakan komponen atau faktor penting
dalam proses
pertumbuhan, perkembangan
dan produksi
tanaman. Penentuan kelas kesesuaian untuk tanaman
salak ini disusun sama seperti pada proses penentuan tingkat kesesuaian iklim yang
didasarkan pada tabel kesesuaian lahan untuk tanaman salak yang telah disusun oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Iklim Puslitbangtanak.
3.3.6. Penentuan Tingkat
Kesesuaian Iklim dan Tanah
Setelah mendapatkan peta kesesuaian iklim dan kesesuaian tanah untuk tanaman
salak, kemudian dilakukan overlay atas keduanya
sehingga didapatkan
peta kesesuaian iklim dan tanah.
3.3.7. Penentuan Tingkat
Kesesuaian Ketinggian
Pada penentuan kesesuaian topografi atau ketinggian ini,
yang diperhatikan hanyalah ketinggian tempat atau daerah,
sedangkan untuk kelerengan tidak diikutkan karena lereng tidak mempengaruhi secara
langsung pertumbuhan dan perkembangan tanaman salak. Sedangkan untuk ketinggian
tempat memiliki pengaruh
yang nyata
terhadap tanaman
salak, dimana
pada ketinggian lebih dari 900 mdpl, tanaman salak
sulit untuk berbuah. 3.3.8. Penentuan
Tingkat Kesesuaian
Agroklimat
Pewilayahan tanaman
yang berdasarkan kesesuaian agroklimat ini tidak
dapat dilihat dari satu unsur saja, tetapi memerlukan penggabungan beberapa unsur,
diantaranya peta kesesuaian iklim dan tanah dan ketinggian. Hasil overlay dari kedua peta
ini adalah peta kesesuaian agroklimat untuk tanaman salak di Propinsi Bali.
Peta kesesuaian agroklimat ini kemudian di overlay dengan peta administrasi
Propinsi Bali, untuk melihat daerah mana yang cocok untuk pengembangan perkebunan
tanaman salak, mengingat banyak lahan baru dan kosong yang telah dimanfaatkan sebagai
pemukiman penduduk. Hasil akhir dari overlay peta ini adalah peta tingkat kesesuaian
lahan untuk tanaman salak.
Parameter yang digunakan sebagai pertimbangan pembukaan lahan perkebunan
salak ini selain kesesuaian lahan tanaman salak adalah jumlah penduduk angkatan
kerja, sarana transportasi, serta jaringan sungai badan air.
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN