10
2.5.1. Surfer
Mapping System
surfer
Surfer Mapping System Surfer adalah suatu perangkat lunak yang berfungsi
dalam pembuatan peta kontur baik dalam dua dimensi maupun tiga dimensi. Keunggulan
dari perangkat lunak ini adalah dapat menghubungkan titik-titik pada peta yang
mempunyai nilai yang sama, sehingga daerah- daerah yang tidak memiliki nilai atau nilainya
tidak terdeteksi data dapat diketahui.
2.5.2. ArcView Software
ArcView adalah
toolperangkat yang
mudah digunakan,
memungkinkan kita
untuk melakukan
organisasi, me-maintain, menggambarkan dan menganalisa peta dan informasi spasial.
ArcView juga mempunyai kemampuan untuk menggambarkan, menyelidiki dan melakukan
query pencarian informasi secara cepat dan melakukan analisa spasial. Dengan ArcView,
kita dengan cepat dapat mengubah simbol peta, menambah gambar citra atau grafik,
menempatkan tanda arah utara, skala batang dan judul serta mencetak peta dengan kualitas
yang baik. ArcView bekerja dengan data tabuler, citra, text file, data spreadsheet dan
data grafik.
III. METODOLOGI 3.1.
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data iklim Propinsi Bali, yang
meliputi data curah hujan dan suhu udara rata-rata tahun 1961-2005.
2. Peta tanah dengan skala 1:250.000
yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanah. Peta topografi dengan skala
1:500.000 yang
diperoleh dari
BAKOSURTANAL, serta
peta administrasi dan penggunaan lahan
Propinsi Bali skala 1:500.000 yang diperoleh dari BAPPEDA Propinsi
Bali.
3. Seperangkat PC personal computer
dengan perangkat lunak software pengolah kata MS Word, MS
Excel, Surfer 8, ArcView 3.3, AutoCad 2004.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di Laboratorium Agrometeorologi Departemen
Geofisika dan Meteorologi IPB, mulai bulan April 2006 sampai dengan Agustus 2006, dan
di perkebunan salak Bali di Kabupaten Karangasem.
3.3.
Metode
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :
3.3.1. Analisis
dan Survei
Kepustakaan Pada tahap ini dimulai dengan studi
pustaka dan melakukan survey langsung ke tempat penelitian. Studi pustaka ini bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang syarat tumbuh tanaman salak yang berkaitan dengan
iklim dan tanah. Sedangkan survey ke tempat penelitian bertujuan untuk memperoleh data
sekunder yaitu data iklim, tanah, produksi, serta untuk mengetahui penyebaran tanaman
salak.
3.3.2. Pemasukan input data
Pada tahap ini dilakukan konversi peta cetak yang didapat menjadi bentuk
digital. Setelah peta menjadi bentuk digital kemudian dilakukan pengeditan atau koreksi
geometrik agar memiliki koordinat yang sesuai dengan koordinat bumi. Pada proses
konversi dan koreksi ini digunakan software ArcView 3.3.
3.3.3. Klasifikasi Kesesuaian
Pada tahap ini, setiap peta poligon diklasifikasikan dan diberi nilai berdasarkan
tingkat kelas kesesuaian tanaman salak, yaitu : •
Sangat sesuai S1 Daerah
sangat sesuai
untuk pengembangan tanaman salak, dimana
tidak ada faktor pembatas terhadap penggunaannya secara berkelanjutan.
• Sesuai S2
Daerah sesuai untuk pengembangan tanaman salak, dimana tidak ada faktor
pembatas terhadap penggunaannya secara berkelanjutan,
atau memiliki
faktor pembatas yang sifatnya minor dapat
diatasi serta tidak akan menurunkan hasil produksi.
• Kurang sesuai S3
Daerah cukup sesuai atau sesuai marjinal S3 yang memiliki faktor pembatas yang
sangat perlu untuk diperhatikan, agar tidak menurunkan hasil produksi.
• Tidak sesuai N
Daerah yang
tidak cocok
untuk pengembangan komoditas tanaman salak
11
lebih lanjut, karena memiliki faktor pembatas yang sangat besar.
3.3.4. Penentuan
Tingkat Kesesuaian
Iklim
Peranan iklim dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman salak sangat perlu
diperhatikan, hal ini dikarenakan tanaman salak adalah tanaman daerah tropis, sehingga
iklim memiliki pengaruh yang besar.
Untuk mendapatkan peta kesesuaian iklim tanaman salak, diperlukan data curah
hujan dan suhu udara rata-rata bulanan, yang kemudian dibuat menjadi peta peta isohyet
dan peta isoterm dengan menggunakan software
Surfer 8. Data yang diinput adalah data lintang lintang Bumi Belahan Utara
bernilai positif, dan lintang Bumi Belahan Selatan bernilai negatif, bujur, dan nilai Z
untuk nilai ketinggian tempat, curah hujan, suhu udara, dan atribut lainnya.
Penentuan suhu untuk daerah-daerah di Bali dilakukan dengan menggunakan
asumsi bahwa suhu akan turun 0.6° C tiap kenaikan 100 meter Hukum Braak. Sebagai
patokan suhu digunakan suhu rata-rata dari Stasiun Meteorologi Klas I Ngurah Rai
ketinggian 3 meter dpl. Hal ini dilakukan mengingat bahwa data suhu di Ngurah Rai
dapat dikatakan lebih akurat dan juga letak stasiunnya yang hampir mendekati permukaan
laut 0 mdpl. Suhu udara rata-rata diduga menggunakan
persamaan Braak, dengan rumus : T = X - 0,0061 h pada 0 h 2000 mdpl
T = X - 0,0052 h pada h 2000 mdpl Dimana T = Suhu udara rata-rata dalam °C
h
=Ketinggian tempat
di atas
permukaan laut dalam meter X =Suhu rata-rata stasiun acuan
dalam °C Nilai curah hujan yang dipetakan adalah
curah hujan rata-rata tahunan, yang didapat dengan menjumlahkan curah hujan bulanan
pada tiap stasiun atau pos hujan.
3.3.5. Penentuan Tingkat