Karakteristik Bidang Kajian IPA

8 Menurut Carin dan Sund dalam Puskur Balitbang Depdiknas sebagaimana yang dikutip Trianto 2007, mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk kepada pengertian IPA tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur yang utama, yaitu : 1. Sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended. 2. Proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3. Produk : berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. 4. Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari- hari.

2.1.2 Karakteristik Bidang Kajian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Menurut Trianto 2007, ada tiga kemampuan dalam IPA, yaitu 1 kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati; 2 kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen; dan 3 dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan kepada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”. Hal ini 9 akan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman secara mendalam. Ketrampilan mencari tahu dan berbuat tersebut dinamakan ketrampilan proses penyelidikan atau “enquiry skill” yang meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah dan menganalisis data dan mengominikasikannya. Melalui ketrampilan proses dikembangkan sikap dan nilai, yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahayul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain. Lebih lanjut Trianto 2007, menyebutkan pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: 1. Memberikan pengalaman kepada siswa sehingga mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran fisis. 2. Menanamkan kepada siswa pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah hipotesis. 3. Latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam. 4. Memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab berbagai masalah.

2.1.3 Konsep Pembelajaran IPA Terpadu