Universitas Sumatera Utara
Tahap ini disebut juga sebagai the clean up phase atau the post mortem atau tahap recovery atau selfanalysis. Tahap ini ditandai dengan perubahan struktural, seperti
pergantian manajemen, pergantian pemilik, atau bahkan mungkin juga perusahaan dilikuidasi. Perusahaan harus segera mengambil keputusan apakah ingin terus
hidup atau sebaliknya. Jika masih ingin terus hidup maka perusahaan harus segera melancarkan langkah-langkah pemulihan Iriantara, 2004: 123.
4. Tahap Resolusi Penyembuhan Pada tahap ini perusahaan sedang menjalani masa penyembuhan, kondisi
krisis perusahaan mulai pulih. Namun yang perlu diingat, tahapan-tahapan krisis ini merupakan siklus yang berputar, maka bila telah memasuki tahap resolusi
sebaiknya perusahaan tetap waspada. Tahap ini berpotensi kembali ke tahap prodromal jika proses penyembuhan tidak dilakukan dengan benar-benar tuntas
Iriantara, 2004: 123.
2.2.2.3 Penanganan Krisis
Mengingat dampak negatif dan kerugian yang sedemikan besar maka krisis tidak dapat dibiarkan begitu saja tanpa disertai penanganan yang serius.
Kasali 1994:231 menguraikan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menangani krisis.
1. Identifikasi krisis
Identifikasi krisis dilakukan dengan penelitian. Bila krisis terjadi dengan cepat, maka penelitian harus dilakukan secara informal dan kilat, harus
diusahakan kesimpulan atas identifikasi krisis yang terjadi ditarik pada hari yang sama saat data dikumpulkan. Oleh sebab itulah dibutuhkan
praktisi PRs yang cakap dan peka dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Kesimpulan yang dihasilkan pada saat itu dapat digunakan
sebagai langkah awal untuk mendapatkan data dan informasi yang akan digunakan untuk melakukan tindakan pada tahap berikutnya.
2. Analisis krisis
Dari data yang telah diperoleh, maka tugas praktisi PRs selanjutnya adalah menganalisis krisis yang dilakukan baik secara parsial maupun integral.
Dalam tahap ini dibutuhkan kemampuan membaca permasalahan yang baik.
3. Isolasi krisis
Krisis bisa identikkan sebagai penyakit, maka agar penyakit itu tidak menular dan menyebar luas, perlu dilakukan isolasi krisis. Langkah
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
mengkarantina krisis juga dilakukan sebagai langkah untuk mencegah meluasnya krisis.
4. Pilihan strategi
Sebelum mengambil langkah pengendalian krisis, perusahaan perlu melakukan penetapan strategi generik yang akan diambil. Ada tiga strategi
generik yang dapat dilakukan untuk menangani krisis, yaitu:
- Defensive Strategy Strategi Defensif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Mengulur waktu
- Tidak melakukan apa-apa
- Membentengi diri dengan kuat
- Adaptive Strategy Strategi Adaptif dengan langkah-langkah yang mencakup hal-hal yang lebih luas sebagai berikut:
- Mengubah kebijakan
- Modifikasi operasional
- Kompromi
- Meluruskan citra
- Dynamic Strategy Strategi Dinamis, strategi ini sudah bersifat agak makro dan dapat mengakibatkan berubahnya karakter
perusahaan. Pilihannya adalah: -
Merger dan akuisisi -
Investasi baru -
Menjual saham -
Meluncurkan produk barumenarik peredaran produk lama -
Menggandeng kekuasaan -
Melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian 5. Program Pengendalian
Program pengendalian merupakan langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang dirumuskan. Umumnya strategi generik
dapat dirumuskan jauh hari sebelum krisis muncul, yakni sebagai panduan guidence agar para eksekutif dapat mengambil langkah yang pasti.
Berbeda dengan strategi generik, program pengendalian biasanya disusun di lapangan ketika krisis muncul.
Implementasi pengendalian diterapkan pada:
- Perusahaan beserta cabang - Industri gabungan usaha sejenis
- Komunitas - Divisi-divisi perusahaan Iriantara, 2004:124-125
2.2.2.4 Strategi Manajemen Krisis