4.1 Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori .1 Tinjauan Pustaka

Di jaman modern saat ini, jimat di Jepang telah digunakan untuk berbagai maksud. Kadang pula diberikan kepada kerabat atau kenalan yang sedang sakit agar cepat sembuh atau agar anak-anak selalu sehat. Dapat dikatakan pula meskipun Jepang telah mengalami kemajuan tetapi tetap tidak menghilangkan budaya asli mereka yang merupakan karakteristik dari bangsa Jepang sendiri. Dalam meneliti pembahasan ini penulis menggunakan buku sebagai acuan. Buku-buku tersebut adalah Asian Folklore Studies yang ditulis oleh Eugene R. Swanger dan Peter Takayama. Lalu ada buku Japanese Manners and Customs in the Meiji Era yang ditulis oleh Yanagita. Buku ini digunakan untuk menjelaskan tentang omamori di Jepang. Kemudian buku lain yang dijadikan acuan adalah: Japanese Mythology A to Z yang ditulis oleh Jeremy Roberts, selain itu juga menggunakan buku Folk Religion In Japan yang disusun oleh Hori Ichiro dan diterbitkan oleh University Of Chicago pada tahun 1986. Selain mengumpulkan dan memanfaatkan buku-buku, penulis juga berusaha mencari data-data dari situs internet dengan mencantumkan tanggal kapan data- data tersebut diperoleh.

2. 4.1 Kerangka Teori

Kerangka teori menurut Koentjaraningrat 1976: 11 berfungsi sebagai pendorong berpikir deduktif yang bergerak dari alam abstrak ke alam konkret, suatu teori yang dipakai oleh peneliti sebagai kerangka yang memberi pembahasan terhadap fakta-fakta konkret yang tidak terbilang banyaknya dalam kenyataan kehidupan masyarakat yang harus diperhatikan. Universitas Sumatera Utara Yanagita Kunio di dalam bukunya yang berjudul Japanese Manners and customs in the Meiji Era menyebutkan hal sebagai berikut: Japanese have probably always believed in amulets of one type or another, but the modern printed charms now given out by shrines and temples first became popular in the Tokugawa period or later, and the practice of wearing minature charms on ones person is also new. The latter custom is particularly common in cities Yanagita 1969: 314-315. Terjemahan : Orang Jepang meungkin mempercayai satu macam jimat atau lainnya, tetapi jimat yang cetak modern saat ini yang dibuat oleh kuil pertama sekali popular pada masa Tokugawa atau setelahnya, selain itu pemakaian jimat mini pada seseorang juga tergolong baru. Kebiasaan terakhir ini umum terjadi di daerah perkotaan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jimat omamori muncul awalnya pada Era Tokugawa atau setelahnya. Penggunaan jimat yang berukuran kecil di Jepang saat ini merupakan kebiasaan yang tergolong baru sehingga bisa dikatakan tidak terlepas dari tradisi keagamaan. Masing-masing negara, bahkan setiap individu memiliki konsep yang berbeda dalam memahami arti religi agama dalam kehidupannya, namun perbedaan itu tetap berpangkal pada satu keyakinan terhadap adanya Tuhan. Mengenai konsep religi bagi masyarakat Jepang, ada dua konsep dasar ketuhanan. Konsep pertama menyatakan tuhan sebagai suatu entitas lebih tinggi yang memelihara, memberikan perlindungan dan cinta, konsep kedua adalah tuhan Universitas Sumatera Utara sebagagi dasar dari segala yang ada atau merupakan inti terdalam dari realitas Bellah, Robert. N,1992: 81. Dalam membahas tentang kepercayaan masyarakat Jepang pastilah tidak terlepas dari Shinto. Shinto bukanlah sebuah agama seperti yang selama ini diketahui. Hori Ichiro dalam Folk Religion In Japan mengklasifikasikan Shinto sebagai sebuah kepercayaan rakyat. Pada awalnya, manusia memang meyakini adanya kekuatan yang melebihi kekuatan manusia. Akan tetapi, manusia mengartikan bahwa alamlah yang menjadi Tuhan. Mereka menyembah matahari, pohon, batu, dan ada juga yang meyakini roh leluhurnya. Dan menurut Robert N. Bellah, religi dapat diartikan sebagai sikap-sikap dan tindakan-tindakan manusia yang bersangkutan dengan keprihatinan yang paling mendasar Ultimate Concern. Dan tindakan religius adalah setiap tindakan yang terarah kepada yang suci dan ilahi. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan konsep pendekatan religi. Konsep Religi menurut Koentjaraningrat 1974: 137 adalah sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan dan bertujuan mencari hubungan antara manusia dengan Tuhan, dewa-dewa, atau makhluk halus lain yang mendiami alam gaib.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. 5.1 Tujuan Penelitian