2.3 Omamori dalam Kepercayaan Jepang
Diantara fenomena tradisi keagamaan populer di Jepang adalah omamori atau jimat, yang telah mengalami peningkatan popularitas selama dekade terakhir.
Dilihat dari dasarnya sebagai media dimana kekuatan suci kehidupan mengalir ke manusia, omamori ini konsisten dan ekspresif dalam beberapa tema lama yang
ada dalam tradisi Jepang Eugene R. Swanger 1981:237. Omamori adalah jimat keberuntungan yang biasanya dijual di kuil-kuil di Jepang. Omamori sendiri
berasal dari kata mamori yang berarti “melindungi” atau “memberikan
perlindungan”.
Omamori berbentuk sebuah kantung yang terbuat dari kain berdekorasi yang didalamnya terdapat lipatan kertas atau potongan kayu bertuliskan nama
dewa yang sudah didoakan agar memberikan perlindungan dan keberuntungan pada si pemiliknya. Karena bentuknya yang kecil, orang Jepang sering
menggantungkan omamori pada tas, ponsel, atau dalam kaca spion di dalam mobil. Omamori juga digunakan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan secara
menyeluruh terhadap permasalahan dalam kehidupan seperti penyakit, kecelakaan, kebakaran, keselamatan dalam kelahiran bayi, kebangkrutan dan lain-lain.
Saat ini pengguna omamori di Jepang dapat dikatakan cukup merajalela sampai saat ini. Pada hari-hari liburan, khususnya pada tahun baru, banyak orang
Jepang yang rela mengantri panjang untuk membeli omamori di kuil-kuil terkenal dengan harapan setahun itu mereka dilindungi dan terhindar dari bencana. Selain
menjadi jimat pelindung, omamori juga sering dijadikan hadiah ketika menjenguk
Universitas Sumatera Utara
orang sakit atau melahirkan, bahkan dihadiahkan pada orang yang hendak mengikuti ujian masuk sekolah atau perguruan tinggi.
Menurut sejarahnya, jimat-jimat tradisional semacam ini bermula dari adanya kepercayaan kuno animisme dan kepercayaan panteisme tentang
hubungan supranatural yang berasal dari fenomena alam seperti matahari, bulan, gunung, sungai, hutan, dan sebagainya. Semua itu mempengaruhi aura kehidupan
manusia dan berefek pada kesehatan,kemakmuran, dan kebahagiaan. Untuk mengingatkan manusia kepada generasi akan kekuatan lain di atas dirinya itu. Jadi
buatlah jimat-jimat tersebut yang bahannya bersumber pada alam kayu, kertas, atau daun. Penggunaan jimat ini ternyata sudah meluas bahkan di zaman modern
sekarang. Di tengah-tengah modernitas bangsa Jepang memang penggunaan jimat
dapat dikatakan merupakan sebuah tradisi yang sudah turun-temurun diwariskan oleh leluhur mereka. tradisi menggunakan jimat ini mulai ada sejak masa
Tokugawa dan setelahnya. Pada masa itu jimat-jimat di Jepang berukuran besar- besar dan dipakai oleh para dukun untuk membantu praktek perdukunannya.
Kemudian seiring dengan perkembangan masa, maka bentuk jimat pun mengalami perubahan. Adapun perubahan tersebut muncul dikarenakan
kebutuhan maupun situasi serta kondisi masyarakat Jepang sendiri. Yang dimaksud dengan kondisi disini adalah misalnya pada masa lalu alat angkutan
belumlah begitu semodern sekarang ini. Ditinjau dari sisi keamanan pun dulu masih jauh lebih aman untuk bepergian karena belum begitu hebatnya tindak-
tindak kejahatan. Kemudian perkembangan teknologi mengakibatkan Jepang
Universitas Sumatera Utara
menjadi Negara yang memiliki alat angkutan yang canggih dan modern seperti yang dapat kita lihat seperti sekarang ini. Sehingga otomatis perkembangan
negaranya yang begitu pesat mengurangi angka kemanan untuk bepergian karena kejahatan yang mungkin dapat ditimbulkan oleh kemodern-an
Jepang sendiri.
2.3.1 Jenis Omamori
Bermacam-macam jimat menurut Swanger kira-kira satu setengah dari jenis jimat dimana kekuatan kuil atau candi yang disampaikan melalui kata-kata yang
dicetak di tanda, yang hamper berbentuk persegi panjang. Di cetak baik di atas kertas, kayu biasanya pinus, atau sutra selalu merah. Kata-kata ini mungkin
berasal dari sebuah doa atau merupakan bagian dari sebuah sutra, tetapi lebih
sering merupakan nama kuil atau candi.
Omamori yang lain dibagi berdasarkan antara kemunculan gambar gohonzon atau goshintai yang terakhir tidak umum dan yang berada dal wujud
benda seperti pedang, panah, permata, katak, penyu, anjing, kuda, drum, palu, buku, koin, penggaruk, boneka, labu, lonceng dan sebagainya. Merupakan hal
yang umum untuk tipe bergambar atau omaori bergambar harus disertai dengan lebih dari nama kuil atau candi. Ada banyak cerita tentang gambar kannon,
fudomyo, jizo, kongo, nichiren dan lain-lain yang melindungi seseorang sepanjang krisis.
Sebuah cerita menarik dari perlindungan gambar yang disampaikan kepada carmen blacker oleh seorang dukun perempuan kontemporer. Seorang imam
menghadapi seekor rubah, yang memilki seorang perempuan, mengancamnya
Universitas Sumatera Utara
dengan sebuah gambar kaisar meiji,” menguranginya rubah ke keadaan malu yang hina dan menakutkan” blacker 1975:4.
Omamori adalah tradisi Jepang dimana memiliki sejarah yang begitu panjang. Adapun tradisi tersebut masih terus berlanjut sampai saat ini. Eugene R.
Swanger dan Peter Takayama di dalam buku yang berjudul Asian Folklore Studies
menyebutkan bahwa ada tujuh masalah khusus yang umumnya disediakan oleh omamori. Sesuai dengan daftar permintaannya yaitu untuk keselamatan
berlalu lintas 交 通 安 全 , menghindari kejahatan 厄 除 , terbukanya keberuntungan 開運 , pendidikan dan lulus ujian 学業成就 , kemakmuran
dalam bisnis 商 売 繁 盛 , memperoleh pasangan dan pernikahan 縁 結 び , kehamilan dan kelahiran yang mudah 安産.
Berikut ini adalah penjelasan tentang ketujuh jenis omamori tersebut. 1.
K ōtsū anzen 交通安全
K ōtsu anzen adalah jenis jimat yang digunakan orang Jepang untuk
melindungi dari marabahaya saat bepergian atau melancong. Jimat ini biasanya dibawa saat mereka akan bepergian atau berwisata ke suatu
tempat. 2.
Yaku yoke 厄除 Yaku Yoke merupakan jenis jimat yang digunakan di Jepang agar
terhindar dari kejahatan. Di dalam perjalanan hidup ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berada pada usia yang dapat dikatakan kritis. Untuk
Universitas Sumatera Utara
laki-laki yaitu yang berada pada usia 25, 41, 42, dan 43. Sedangkan untuk perempuan yaitu yang berusia 19, 32, 33, dan 34. Kekuatan Kami akan
mengusir kemalangan yang berhubungan dengan waktu yang berubah- ubah atau ketidakpastian dan juga akan amenambah stabilitas hidup.
3. Kaiun 開運
Kaiun dipakai untuk membuka jalan terbukanya keberuntungan. 4.
Gakugy ō jōju 学業成就
Jimat ini dipakai oleh kalangan pelajar yang akan melaksanakan ujian sekolah ataupun seseorang yang akan melanjutkan pendidikannya di
perguruan tinggi. Dengan memakai jimat ini maka diharapkan akan mempermudah kelancaran dalam ujian.
5. Sh
ōbai hanjō 商売繁盛
Merupakan jimat yang digunakan untuk berbisnis. Jika seseorang memiliki bisnis sendiri maka akan membawa keberuntungan bagi mereka dalam hal
usaha yang dimiliki agar mendatangkan keberkahan. 6.
En musubi 縁結び Merupakan jimat yang dipakai dalam dunia percintaan. Jika seseorang
tidak memiliki pacar maka efeknya adalah untuk menarik simpati seseorang. Sementara bagi orang yang sudah memiliki pacar, maka
efeknya adalah untuk menjalin cinta. Banyak orang muda yang menggunakan jimat yang semacam ini untuk mendapatkan jodoh.
Universitas Sumatera Utara
7. Anzan 安産
Anzan merupakan jimat yang dipakai untuk memudahkan kelahiran. Biasanya dibawa oleh ibu hamil. Ini dapat pula diartikan bahwa si ibu
berharap akan melahirkan anak yang baik nantinya. Dengan memakai jimat ini maka menghilangkan kekhawatiran para ibu terhadap anak yang
akan dilahirkan. Adapun sebenarnya jumlah omamori di Jepang itu adalah banyak sekali.
Ketujuh jenis omamori di atas adalah omamori yang yang umum dipakai. Selanjutnya berikut ini adalah macam-macam omamori yang merupakan jenis
lain dari ketujuh jenis omamori seperti di atas beserta kegunaannya. 1.
Shiawase omamori - Dirancang untuk membawa kebahagiaan ke dalam kehidupan pemiliknya.
2. Kanai Anzen - Pastikan kesehatan umum yang baik dan membantu mereka
dengan penyakit. 3.
Hada Omamori-Ini omamori tujuan umum datang dalam empat warna dan dimaksudkan untuk melindungi dari bahaya, kesialan dan penyakit.
4. Housaiyoke Omamori-Ini memberikan perlindungan dari kemalangan
yang terkait dengan pasukan directional sial. 5.
Michihiraki Omamori-Ini dimaksudkan sebagai kompas kehidupan, selalu membantu dalam menemukan jalur terbaik dalam hidup.
6. Kosazuke Mamori-Amulet bagi keluarga yang ingin memiliki bayi.
7. Gakutoku Omamori-Sukses studi dengan kedalaman benar dan luas.
Universitas Sumatera Utara
8. Gankake Omamori-Membuat omamori keinginan. Pegang di satu tangan
dan berdoa keinginan Anda. 9.
Byouki Heyu Omamori-Baik Kesehatan dan Pemulihan Kesehatan 10.
Kenkoh Omamori-Jimat Ini berarti untuk menjaga kesehatan dan menghindari penyakit
11. Choju Omamori-Jimat ini adalah untuk Panjang Umur Long Life
12. Pet Omamori-Pelindung jimat untuk hewan peliharaan Anda.
13. Magatama Omamori-Magatama Omamori, artinya adalah Kaiun untuk
membuka jalan bagi keberuntungan. Adapun tiap kuil di Jepang juga memiliki jenis dan fungsi omamori yang
berbeda-beda, seperti Kuil Tenmangu di Dazaifu memiliki 9 jenis omamori berbeda yang melayani fungsi-fungsi yang berbeda pula. Sementara itu candi
Sensoji di distrik Asakusa Tokyo, yang sebaliknya mengaku mengeluarkan omamori lebih banyak daripada kuil atau candi candi di tempat lain di Jepang,
mempunyai 15 bentuk omamori untuk enam kebutuhan. Tempat omamori lainnya seperti kuil Kompira di Shikoku, menawarkan 77 jenis omamori berbeda untuk 45
kebutuhan, termasuk untuk kebutuhan-kebutuhan khusus seperti agar berhasil dalam pemilu, menghasilkan tanaman tembakau yang baik, melindungi mesin
kapal, dan mencegah polusi air. Karena di dalam skripsi ini hanya membahas tentang tujuh jenis jimat
menurut Swanger maka jimat di atas yang banyaknya tersebut hanya merupakan gambaran bahwa jimat di Jepang itu ada banyak sekali jumlahnya. Pada intinya
jumlah jimat di Jepang yang banyak jumlahnya tersebut merupakan jenis ataupun
Universitas Sumatera Utara
variasi lain dari tujuh jenis jimat yang di ungkapkan oleh Swanger di dalam bukunya Asian Folklore Studies yang diterbitkan pada tahun 1981.
2.3.2 Tujuan Omamori
Jimat dimata orang Jepang adalah dianggap sebagai motivator untuk mendorong mereka sukses dalam apapun. Hal ini disebabkan karena orang Jepang
sendiri menjadikan jmat-jimat ini sebagai suatu kebutuhan dalam hidup sehari- hari mereka. Selain itu dikarenakan ada semacam sugesti diri yang terbangun
dalam diri orang Jepang jika mereka memilih jimat yang tepat. Itulah sebabnya mereka tidak akan sungkan untuk membeli jimat yang diinginkan setiap tahun
atau di setiap kesempatan. Jimat digunakan oleh orang-orang dalam kaitan dengan kekuatan gaib
yang mampu melindungi dari marabahaya, dan juga untuk mendapatkan kesejahteraan, kesehatan, kekayaan dan kebahagiaan. Omamori dalam Nichiren
Shu Buddhisme, mempunyai pengertian yang jauh lebih dalam, bahwa; Omamori tidak hanya semata-mata sebagai media perlindungan saja tetapi juga
sebagai upaya untuk peningkatan hati kepercayaan; Omamori hanya sebuah jalan upaya, sebagai pintu gerbang menuju hati
kepercayaan yang sebenarnya; Omamori mempunyai kekuatan karena hati kepercayaan orang yang bersangkutan,
bahwa mereka yang melaksanakan Saddharma Pundarika Sutra pasti akan mendapatkan perlindungan dari para dewa-dewi.
Universitas Sumatera Utara
Omamori dalam Nichiren Shu yang bertuliskan Gohonzon, melambangkan kesempurnaan jiwa manusia yang sebenarnya, artinya dengan mengenakan
Omamori, kita hendaknya berusaha mewujudkan kesempurnaan jiwa tersebut. Omamori juga untuk mengingatkan kita pada ajaran Sang Buddha, agar kita selalu
menjaga sikap dan tingkah laku, sehingga selalu sesuai dengan ajaran Buddhisme. Semua kebudayaan dan religius mempunyai Omamori yang menjadi bagian
kehidupan sehari-hari, hal ini tidak hanya terbatas pada kebudayaan timur tetapi juga kebudayaan barat. Di Jepang sendiri, Omamori begitu populer dan sudah
menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Setiap orang berkunjung ke sebuah Kuil Buddha atau Shinto pasti akan menginginkan dan membawa pulang sebuah
Omamori baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Omamori sering memiliki tujuan tertentu, seperti untuk kesehatan, studi
atau bekerja. Seringkali tempat-tempat suci atau kuil juga dapat memberikan daya tarik generik tujuan semua keberuntungan sementara tempat-tempat suci tertentu
mungkin menawarkan pesona unik yang mereka berhubungan dengan misalnya untuk suatu hubungan yang sukses atau kehamilan yang aman.
Sedangkan untuk wisatawan mungkin tampak seperti Anda membeli daya tarik, Omamori sebenarnya proses streamline menyumbang. Selama ada tempat
ibadah, orang telah membuat sumbangan dalam pertukaran untuk memiliki doa mereka yang didukung. Omamori dan ofuda merupakan cara yang transparan
untuk membuat sumbangan tersebut. Ini juga merupakan pendekatan yang cukup berguna karena di Jepang
setidaknya keinginan baik pengunjung sering ditujukan untuk orang lain .Para
Universitas Sumatera Utara
omamori dapat ditularkan ke orang yang dicintai yang dimaksud www.wikipedia.org.
Di Jepang agama resmi Shinto dan Budha tidak dengan sengaja membuat usaha untuk mengakui omamori . Baik kuil Shinto maupun Budha telah
menunjukkan dukungan positif bagi penyebaran omamori sepanjang mereka memiliki control terhadap aspek-aspek ritual produksi mereka.
Ada dua alasan utama secara relatif antara kepercayaan resmi dan omamori. Pertama, baik kepercayaan tradisional khususnya Shinto dan omamori secara
karakteristik tetap ada dan masuk. Kedua, omamori – yang beroperasi di bawah resmi agama – melengkapi prakrek keagamaan dalam dalam hal-hal konkret
kebutuhan sehari-hari. Ini bukan untuk menyangkal fakta bahwa telah terjadi ketegangan antara beberapa sekte Budha tentang penggunaan omamori.
Omamori bertahan terus di Jepang untuk dua alasan kemungkinan. Pertama, omamori ternyata mampu memberikan jaminan kepercayaan yang
dibutuhkan untuk menahan ketidakpastian moral dan psikologi dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Kepercayaan resmi dapat menawarkan pembebasan
yang akhir dan total dari dunia penderitaan tetapi memberikan sedikit kenyamanan dan bimbingan untuk di sini dan saat ini. Omamori bekerja karena
fokus, praktis, dan yang terpenting masalah pribadi. Sebagian besar orang Jepang, kalau mereka relijius sama sekali, merupakan relijius dalam arti praktis dan arti
pribadi. Meskipun kurang rasional, omamori banyak melakukan fungsi-fungsi yang sama sebagai Shinto yang tradisional, mungkin untuk orang yang berbeda
dan cara yang berbeda. Mereka yang membawa omamori tidak memiliki kesulitan
Universitas Sumatera Utara
dalam memandag diri mereka sebagai yang terlibat dalam praktek-praktek yang mengikuti selera.
Kedua, omamori membantu untuk memerintahkan moral secara moral, terutama membantu mempertahankan prinsip-prinsip normatif yang terlibat dalam
organisasi kekerabatan. Untuk menerima sebuah omamori dari sanak keluarganya yang akan membantu mengingatkan seseorang akan cinta, kewajiban dan
solidaritas kekeluargaan yang dia miliki. Ini bukanlah fungsi omamori yang terpendam dan tidak nyata. Saya ingin menyarankan bahwa peranan omamori itu
tidak bisa dipahami terpisah dari struktur sosial keluarga dan kekerabatan. Batas- batas sosial dan konteksnya dimana omamori dipertukarkan harus diteliti.
Tampaknya seseorang jarang membeli omamori untuk dirinya sendiri, tetapi hampir selalu memperolehnya untuk orang lain, seperti untuk anak, pasangan,
teman sekelas, seorang saudara yang akan melakukan perjalanan dan sebagainya. Saya percaya bahwa pemberian omamori pada kesempatan yang khusus
menjelaskan kembali cinta dan kewajiban di dalam keluarga dan konteks sosial yang lebih luas dan menyediakan ukuran jaminan dan rasa percaya diri kepada
anggota keluarga yang membutuhkan dukungan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III FUNGSI OMAMORI DALAM MASYARAKAT JEPANG