Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan

Pengujian lentur adalah salah satu uji Stress strain mekanik yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan material terhadap gaya lentur. Dalam pengujiannya, material di tekan sampai putus. Uji lentur adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian lentur sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi diseluruh dunia. Dengan menekan suatu material kita akan mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap gaya lentur dan sejauh mana material itu akan mengalami pembengkokan sampai patah. Didalam pengujian lentur yang telah dilakukan pada saat pengujian ada beberapa sepesimen yang akan di uji, Dengan satuan beban kgf, maka untuk pengujian sepesimen beban yang dipakai sebesar 400 kgf, kecepatan 30 mm per menit. Keterangan dari satuan tersebut adalah: Tegangan Y = kgf 1MPa = 1 Nmm 2 Regangan X = mmmenit 1 Pa = 1 Nm 2 Satuan dalam N 1kgf = 9,8067 N Dalam pengujian ini, ada lima jenis spesimen yang digunakan berdasarkan variasi pencampuran larutan alkali NaOH yang dicampurkan dalm proses perendaman serat sebelumnya yaitu material busa polimer yang diperkuat serat TKKS, dimana dalam satu spesimen uji lentur terdapat 5 sampel uji. Adapun volume yang digunakan untuk pembuatan spesimen busa polimer yang diperkuat serat TKKS yaitu dengan total berat 300 gram dengan variasi komposisi. Tabel 4.8. Sifat mekanik pengujian lentur Spesimen C1 Spesimen Tegangan Max Kuat Tekan Regangan Modulus Elastisitas No MPa Kgfmm 2 MPa 1 11,02 0,06 1,9 5,8 2 7,07 0,04 1,2 5,892 3 8,14 0,04 0,82 9,927 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Sifat mekanik pengujian lentur Spesimen C3 Spesimen Tegangan Max Kuat Tekan Regangan Modulus Elastisitas No MPa Kgfmm 2 MPa 1 13,84 0,07 1,60 8,65 2 11,26 0,06 1,40 8,043 3 12,23 0,06 1,44 8,493 4 8,78 0,04 1,4 6,271 5 8,53 0.04 1,26 6,770 Rata-rata 8,708 0,044 1,316 6,932 Tabel 4.9 Sifat mekanik pengujian lentur Spesimen C2 Spesimen Tegangan Max Kuat Tekan Regangan Modulus Elastisitas No MPa Kgfmm 2 MPa 1 5,77 0,03 0,18 32,055 2 5,15 0,03 0,28 18,393 3 5,27 0,03 0,15 35,133 4 5,55 0,03 0,41 13,535 5 8,00 0.04 1,19 6,723 Rata-rata 5,948 0,032 0,442 21,168 Universitas Sumatera Utara 4 8,37 0,04 0,72 11,625 5 9,45 0.05 1,28 7,383 Rata-rata 11,03 0,056 1,288 8.839 Tabel 4.11 Sifat mekanik pengujian lentur Spesimen C4 Spesimen Tegangan Max Kuat Tekan Regangan Modulus Elastisitas No MPa Kgfmm 2 MPa 1 5,42 0,03 0,12 45,166 2 5,75 0,03 0,18 31,944 3 8,08 0,04 0,62 13,032 Lanjutan Tabel 4.11 Sifat mekanik pengujian lentur Spesimen C4 4 6,71 0,03 0,60 11,183 5 7,23 0.04 0,54 13,388 Rata-rata 6,602 0,034 0,672 22,943 Tabel 4.12 Sifat mekanik pengujian lentur Spesimen C5 Spesimen Tegangan Max Kuat Tekan Regangan Modulus Elastisitas Universitas Sumatera Utara No MPa Kgfmm 2 MPa 1 13,78 0,07 1,35 10,207 2 12,34 0,06 1,45 8,51 3 15,36 0,08 2,45 6,269 4 11,98 0,06 2,05 5,843 5 12,76 0.06 0,80 15,95 Rata-rata 13,244 0,066 1,62 9.355 Tabel 4.13 Hasil rata-rat sifat mekanik pengujian lentur Spesimen Tegangan Max Kuat Tekan Regangan Modulus Elastisitas No MPa Kgfmm 2 MPa C1 8,708 0,044 1,316 6,932 C2 5,948 0,032 0,442 21,168 C3 11,03 0,056 1,288 8,839 C4 6,602 0,034 0,672 22,943 C5 13,244 0,066 1,62 9,355 Universitas Sumatera Utara Grafik hasil pengujian nilai rata-rat Tagangan ditunjukkan pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Grafik hasil pengujian nilai rata-rat Taganga-NaOH Pada hubungan Tegangan-NaOH, tegangan terbesar terdapat pada spesimen C5 = 13,244 MPa dengan persentase NaOH 5 dan tegangan terkecil terdapat pada spesimen C2 = 5,948 MPa dengan persentase NaOH 2 dari hasil pengujian dapat dilihat nilai spesimen C5 dengan komposisi polyurethane 15 , resin BTQN 70 , serat TKKS 10 , dan katalis 5 adalah nilai yang paling baik, artinya semakin besar nilai tegangan, maka semakin kuat spesimen tersebut. Karena hasil yang diingin kan adalah mendapatkan spesimen yang kuat. Grafik hasil pengujian nilai rata-rat Regangan ditunjukkan pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Grafik hasil pengujian nilai rata-rata Regangan tarhadap NaOH Universitas Sumatera Utara Pada hubungan Regangan-NaOH, Regangan terbesar terdapat pada spesimen C5 = 1,62 dengan persentase NaOH 5 dan tegangan terkecil terdapat pada spesimen C2 = 0,442 dengan persentase NaOH 2 dari hasil pengujian dapat dilihat nilai spesimen C5 dengan komposisi polyurethane 15 , resin BTQN 70 , serat TKKS 10 , dan katalis 5 adalah nilai yang paling baik, artinya semakin besar nilai regangan, maka semakin kuat spesimen tersebut. Karena hasil yang diingin kan adalah mendapatkan spesimen yang kuat. Grafik hasil pengujian nilai rata-rat Modulus Elastisitas ditunjukkan pada Gambar 4.9. Gambar 4.9 Grafik hasil pengujian nilai rata-rata Modulus Elastisitas Pada hubungan Modulus Elastisitas-NaOH, Modulus Elastisitas terbesar terdapat pada spesimen C4 = 22,943 MPa dengan persentase NaOH 4 dan Modulus Elastisitas terkecil terdapat pada spesimen C1 = 6,932 Mpa dengan persentase NaOH 1 dari hasil pengujian dapat dilihat nilai spesimen C4 dengan komposisi polyurethane 15 , resin BTQN 70 , serat TKKS 10 , dan katalis 5 adalah nilai yang paling baik, artinya semakin besar nilai Modulus Elastisitas, maka semakin kuat spesimen tersebut. Karena hasil yang diingin kan adalah mendapatkan spesimen yang kuat. Universitas Sumatera Utara Dari data-data spesimen diatas diketahui bahwa : 1. Nilai rara-rata dari Tabel 4.8 Tegangan Maksimumkekuatan lentur = 8,708 MPa. Tegangan Patah = 0,044 Kgfmm 2 Regangan = 1,316 Modulus ElastisitasModulus Young = 6,932 MPa. 2. Nilai rara-rata dari Tabel 4.9 Tegangan Maksimumkekuatan lentur = 5,948MPa. Tegangan Patah = 0,032 Kgfmm 2 Regangan = 0,442 Modulus ElastisitasModulus Young = 21,168 MPa. 3. Nilai rara-rata dari Tabel 4.10 Tegangan Maksimumkekuatan lentur = 11,03 MPa Tegangan Patah = 0,056 Kgfmm 2 Regangan = 1,288 Modulus ElastisitasModulus Young = 8.839 MPa. 4. Nilai rara-rata dari Tabel 4.11 Tegangan Maksimumkekuatan lentur = 6,602 MPa. Tegangan Patah = 0,034 Kgfmm 2 Regangan = 0,672 Modulus ElastisitasModulus Young = 22,943 MPa. 5. Nilai rara-rata dari Tabel 4.12 Tegangan Maksimumkekuatan lentur = 13,244 MPa. Tegangan Patah = 0,066 Kgfmm 2 Regangan = 1,62 Modulus ElastisitasModulus Young = 9,355 MPa.

4.4 Mode kegagalan