Gambar 3.13 TKKS yang telah dicacah menurut kadar NaOH
3.5 Proses Pembuatan Spesimen Uji Lentur
Spesimen uji dibuat dari beberapa bahan penyusun. Komposisi, karakteristik fisik dan mekanik bahan penyusun dalam pembuatan spesimen uji lentur. Masing-
masing spesimen uji lentur dibuat dari bahan penyusun yang berbeda, yaitu Spesimen polimer busa yang diperkuat serat TKKS dibuat dari bahan
polyurethane Polyol dan Isocyanate, resin termoset BTQN 157 ex, dan serat TKKS serta katalis yang digunakan untuk mempercepat pengerasan pada bahan
campuran busa polimer dimana katalis yang digunakan dalam pencampuran spesimen adalah metil etil keton peroksida MEKP.
3.5.1 Cetakan specimen Cetakan yang digunakan untuk mencetak benda Uji terbuat dari plat kayu dengan
ukuran panjang P 300 mm, lebar L mm, dan tebal T 10 mm. Spesimen uji lentur dicetak dengan cara menuangkan bahan-bahan yang telah dicampur
berdasarkan komposisi bahan yang kemudian dibentuk di dalam sebuah cetakan, dimana cetakan spesimen uji lentur ditunjukkan pada Gambar 3.14.
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 3.14 Cetakan specimen
Proses pembuatan cetakan : a. Ambil plat kayu kemudian potong kayu dengan ukuran panjang 30 cm,
lebar 1 cm dan tebal 1 cm, jenis kayu yang di gunakan bisa kayu apa saja. b. Dengan ukuran yang sama, buat sebanyak 6 buah untuk menjadikan 5
cetakn spesimen. c. Kemudian ambil lagi plat kayu dan potong dengan ukuran panjang 18 cm,
lebar 1 cm, tebal 1 cm, buat sebanyak 2 buah sebagai penumpu dari 6 plat tersebut.
d. Lalu gabungkan semua plat yang sudah di potong sesuai ukuran sehingga terbentuk sebuah setakan seperti gambar 3.4. Cetakan spesimen.
Adapun proses pembentukan spesimen uji lentur dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Semua alat dan bahan disiapkan. 2. Semua bahan ditimbang menurut takarannya masing-masing. Dari hasil
perhitungan diperoleh massa total adalah 300 gram. Pada pembuatan spesimen uji lentur ini komposisi pembuatannya, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 Komposisi Bahan Penyusun Spesimen Uji Bahan Penyusun
Persentase Massa Polyurethane
15 Resin BTQN 157 Ex
70 Serat TKKS
10 Katalis MEKPO
5
3. Diberi lapisan pemisah antara cetakan dan bahan busa polimer. Oleskan cetakan dan alas cetakan dengan bahan pemisah berupa Wax agar tidak terjadi
ikatan yang kuat antara permukaan cetakan dan spesimen yang dibentuk. Hal ini bertujuan untuk mempermudah selama proses pembongkaran.
4. Cetakan diletakkan di atas permukaan yang rata secara vertikal. 5. Serat TKKS dicampurkan ke resin dan aduk hingga merata.
6. Campuran polyurethane berupa polyol dan isocyanate dicampurkan ke dalam campuran serat, resin, lalu kemudian diaduk hingga merata.
7. Katalis dicampurkan ke dalam campuran resin,serat, polyurethane berupa polyol dan isocyanate sambil diaduk sampai merata. Setelah semua bahan
tercampur merata campuran dituangkan ke dalam cetakan, dengan ketinggian campuran dalam cetakan sekitar 23 dari ketebalan spesimen.
8. Selanjutnya biarkan campuran tersebut pada tekanan atmosfir dan suhu kamar. Proses polimerisasi akan terjadi disertai dengan terbentuknya gelembung gas
pada seluruh bagian komposit. Dengan demikian akan terbentuk spesimen komposit berongga atau lebih dikenal dengan istilah polimer busa.
9. Cetakan dibongkar setelah 24 jam.
3.5.2 Persiapan bahan pembentuk spesimen Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dapat diperoleh perkiran
bahan penyusun masing-masing spesimen dapat dilihat pada Tabel 3. 4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.5 Perbandingan campuran spesimen C1
Perlakuan Serat Perbandingan Campuran
Data Spesimen gr
Uji Lentur Standart
ASTM D-790 NaoH
Kemolaran Iso
Pol Res
Kat Ser
Dimensi awal cm
C 1 6
9 70 5 10
p l
t C
1-1
1 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
1-2
1 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
1-3
1 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
1-4
1 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
1-5
1 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
Tabel 3.6 Perbandingan campuran spesimen C2 Perlakuan Serat
Perbandingan Campuran Data Spesimen
gr Uji Lentur
Standart ASTM D-790
NaoH Kemolaran
Iso Pol
Res Kat
Ser Dimensi awal
cm C 2
6 9 70
5 10 p
l t
Universitas Sumatera Utara
LanjutanTabel 3.4 Perbandingan campuran spesimen C2
C
2-1
2 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
2-2
2 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
2-3
2 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
2-4
2 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
2-5
2 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
Tabel 3.7 Perbandingan campuran spesimen C3
Perlakuan Serat Perbandingan Campuran
Data Spesimen gr
Uji Lentur Standart
ASTM D-790 NaoH
Kemolaran Iso
Pol Res
Kat Ser
Dimensi awal cm
C 3 6
9 70 5 10
p l
t C
3-1
3 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
3-2
3 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
3-3
3 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
3-4
3 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
3-5
3 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.9 Perbandingan campuran spesimen C5
Perlakuan Serat Perbandingan Campuran
Data Spesimen gr
Uji Lentur Standart
ASTM D-790 NaoH
Kemolaran Iso
Pol Res
Kat Ser
Dimensi awal cm
C 5 6
9 70 5 10
p l
t Tabel 3.8 Perbandingan campuran spesimen C4
Perlakuan Serat Perbandingan Campuran
Data Spesimen gr
Uji Lentur Standart
ASTM D-790 NaoH
Kemolaran Iso
Pol Res
Kat Ser
Dimensi awal cm
C 4 6
9 70 5 10
p l
t C
4-1
4 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
4-2
4 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
4-3
4 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
4-4
4 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
C
4-5
4 0,2
18 27
210 15
30 30
2 1
Universitas Sumatera Utara
C
5-1
5 0,3
18 27
210 15
30 30
2 1
C
5-2
5 0,3
18 27
210 15
30 30
2 1
C
5-3
5 0,3
18 27
210 15
30 30
2 1
C
5-4
5 0,3
18 27
210 15
30 30
2 1
C
5-5
5 0,3
18 27
210 15
30 30
2 1
Persiapan bahan-bahan penyusun dijelaskan sesuai dengan diagram yang ditunjukkan pada Gambar 3.15
Gambar 3.15 Persiapan Bahan-bahan Penyusun Spesimen Uji
1. Ukur massa resin dan serat TKKS yang
diletakkan di dalam gelas kimia. Massa yang diukur menggunakan timbangan
digital sesuai dengan massa bahan yang ditunjukkan pada Tabel 3.2
2. Campurkan serat TKKS dan resin ke dalam cawan pencampur dan
aduk hingga merata. Campuran diaduk menggunakan pengaduk.
2 Ukur massa isocyanate danpolyol. Campurkan isocyanate dan polyol
ke dalam cawan pencampur yang telah berisi resin dan serat TKKS
3 Aduk seluruh bahan penyusun di
dalam cawan pencampur hingga campuran merata.
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Pembuatan spesimen uji Proses pembentukan spesimen Polimer busa yang diperkuat serat TKKS
dapat dilihat pada diagram yang ditunjukkan pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Proses pembentukan spesimen Polimer busa
Hasil dari proses pembuatan spesimen Polimer busa tersebut terlihat pada gambar
Gambar 3.17 Foto Spesimen Uji Lentur menurut standar ASTM D-790
3.6 Pengujian secara Eksperimental