ini pada umumnya berupa suntikan, mampatan, dan semprotan. Material penguat yang cocok untuk jenis ini ialah penguat partikel. Metode yang ketiga
menggunakan tekanan dengan pemberian pemanasan awal. Hal ini bertujuan untuk memudahkan material komposit mengisi pada bagian-bagian yang sulit
terjangkau atau ukuran yang sangat kecil.
2.6 Respon Mekanik akibat Beban Lentur
Respon didefinisikan sebagai reaksi yang muncul akibat terjadinya gangguan. Sebagai contoh, gangguan diberikan terhadap suatu material yang dapat
mengakibatkan respon secara mekanik adalah gaya. Beberapa respon yang diakibatkan oleh gaya adalah tegangan, retak, patah, dan lain-lain. Berdasarkan
hasil respon mekanik akan diperoleh informasi mengenai karakteristik suatu material. Penyelidikan respon dinamik suatu material atau struktur merupakan
rangkaian kegiatan dalam mempelajari perubahan bentuk atau kerusakan akibat pembebanan tertentu. Kegiatan tersebut merupakan tindakan dasar untuk
menanggulangi terjadinya kegagalan material dalam aplikasi teknik. Salah satu kegiatan yang paling dasar adalah melakukan pengujian dengan pembebanan
tertentu terhadap sejumlah sampel. Setelah respon material secara kuantitatif diperoleh dari penyelidikan respon dinamik suatu material atau struktur
merupakan rangkaian kegiatan dalam mempelajari perubahan bentuk atau kerusakan akibat pembebanan tertentu. Kegiatan tersebut merupakan tindakan
dasar untuk menanggulangi terjadinya kegagalan material dalam aplikasi teknik. Salah satu kegiatan yang paling dasar adalah melakukan pengujian dengan
pembebanan tertentuterhadap sejumlah sampel. Setelah respon material secara kuantitatif diperoleh dari hasil pengujian atau data yang tersedia, maka
kesempatan untuk berhasil dalam mendesain suatu struktur tertentu dapat dievaluasi.
2.7 Uji lentur
Pengujian lentur dilakukan dengan menggunakan standar ASTM D-790, yaitu standarisasi khusus untuk material. Gambar spesimen seperti terlihat pada gambar
2.9.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Spesimen uji lentur polimer busa
Respon mekanik yang terjadi terhadap Polimer busa dapat dilihat melalui kurva tegangan dan regangan. Kurva tersebut memberi informasi yang khas untuk
setiap jenis pembebanan. Menurut Gibson dan Ashby 1999, di sepanjang garis kurva terdapat tiga tingkat respon, yaitu: perilaku elastis elastisitas linier,
plastisitas plateau, dan densification yang ditandai dengan peningkatan tegangan yang sangat cepat. Untuk beban tekan statik aksial, tipikal kurva tegangan
regangan ditunjukkan seperti Gambar 2.10
Gambar 2.10 Tipikal Kurva Respon Tegangan-Regangan terhadap Material Busa akibat kuat lentur
Disepanjang garis kurva terdapat tiga tingkat respon, yaitu: perilaku elastis linear-elastic respon, plastisitas plateau, dan densification yang ditandai
dengan peningkatan tegangan yang sangat cepat. Pada phasa pertama linear-
Universitas Sumatera Utara
elastic respon tegangan bertambah secara linear dengan perubahan bentuk dan regangan yang terjadi. Phasa kedua plateau adalah karakteristik yang ditandai
dengan perubahan bentuk yang kontinu pada tegangan yang relatif konstan yang dikenal dengan stress atau collapse plateau. Dan phasa ketiga dari deformasi
adalah densifikasi dimana tegangan stress meningkat tajam dan busa mulai merespon pemadatan solid. Pada phasa ini stuktur sel dimana material busa
mengalami kegagalan dan deformasi selanjutnya memerlukan penekanan dari material busa padat tersebut. Mekanisme yang dikaitkan dengan collapse plateau
adalah berbeda-beda tergantung pada sifat dinding cell Untuk busa yang fleksible, collapse plateau terjadi karena elastik tekuk elastic buckling dari dinding sel.
Untuk kekakuan dan kegetasan busa, plastik yield dan brittle crushing dinding sel adalah mekanisme utama kegagalan yang berulang-ulang. Nilai modulus
elastisitas Polimer busa dapat diketahui melalui slope garis elastisitas linear. Sehingga secara matematis, nilai modulus elastisitas akibat beban statis dapat
diketahui melalui persamaan 2.1 hukum Hooke.
E = .............................................. 2.1
dimana E adalah modulus elastisitas, σ adalah tegangan normal, dan ε adalah
regangan. Tegangan normal akibat beban aksial tekan dapat ditentukan berdasarkan Pers 2.2.
σ = .................................................2.2 .
Dimana: E = Modulus elastisitas MPa
σ = Tegangan normal MPa ε = Regangan
F = Beban tekan N. A = Luas penampang yang dikenai beban tekan mm
2
.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Ukuran Spesimen Uji Lentur