Toba dalam hal pembukaan akses lingkar luar Danau Toba , pemerintah atasan dalam hal peningkatan infrastruktur dan peningkatan perekonomian masyarakat,
pengusaha dalam maupun luar negeri dalam hal investasi dan seluruh stakeholder pembangunan dengan prinsip saling menguntungkan mutualisme
40
.
3.3. Rencana Tata Ruang Kabupaten Samosir
Perwujudan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dapat dilihat dari terpeliharanya sumber daya alam dalam hal ini yaitu
kemampuan suatu daerah untuk memelihara dan mempertahankan kawasan lindung dan kawasan budidaya yang ada di daerah tersebut serta adanya kesadaran
dari sumber daya manusia yang ada untuk memelihara kelestarian dan kelangsungan hidup lingkungan hidup.
Pengembangan Wilayah Kabupaten Samosir dititikberatkan pada upaya untuk mengembangkannya sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis ekologi.
Semua kegiatan yang ditata di atas ruang Kabupaten, baik yang berada di daratan Sumatera maupun di Pulau Samosir, harus mempertimbangkan sistem
lingkungannya. Tidak ada satu kegiatan pun yang ditata dengan mengubah bentang alam asli yang sudah ada. Bentang alam landscape Kabupaten Samosir
harus dipertahankan agar visi Kabupaten sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis pada kekayaan alam dan lingkungan, dapat tercapai. Secara teoritis,
faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kota adalah karakterik fisik wilayah kondisi alam dan fisiografis, karakteristik penduduk dan kegiatannya yang
berhubungan dengan fungsi kota tersebut. Pada prakteknya, struktur kota di Kabupaten Samosir dibentuk oleh jaringan jalan, namun bentuk Kabupaten
Samosir yang merupakan entitas danau, pulau dan daratan maka moda transportasi yang tersedia tidak hanya prasarana transportasi darat namun juga
prasarana transportasi danau, sehingga prasarana simpul transportasi memiliki peran yang sangat penting
41
.
40
Renstra Bappeda-Kabupaten Samosir 2011-2015
41
Bappeda Kabupaten Samosir-Renstra Bidang Lingkungan Hidup 2011-2015
Universitas Sumatera Utara
Kawasan hutan yang terdapat dalam kawasan hutan lindung Samosir dan merupakan hutan milik negara serta kawasan hutan produksi di Kabupaten
Samosir adalah seluas 24,688.42 ha, yang berada di kawasan Hutagalung register 41,kecamatan Harian, dan termasuk kedalam kelompok daratan Sumatera.
Sedangkan hutan produksi terbatas seluas 5,117.90 hektar yang tersebar di kawasan Samosir register 43 dan 81, Kecamatan Ronggur Nihuta dan Palipi
. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan ini ditentukan berdasarkan tujuan
pemantapannya, yaitu untuk mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat masalah tumpang
tindih pemanfaatan ruang antara kawasan hutan lindung dengan daerah-daerah yang berbatasan dengan masyarakat. Penyebab utamanya lebih bersifat historis
yaitu sebelum kawasan hutan ditetapkan menjadi hutan lindung dan hutan produksi, masyarakat setempat merasa memiliki segala-galanya atas hutan dan
potensi yang terkandung di dalamnya, menurut Bupati Samosir Mangindar Simbolon dikatakan dalam salah satu media massa lokal bahwa penetapan
kawasan hutan lindung di Kabupaten Samosir tidak mudah dilakukan karena terkendala dengan masalah teknis seperti ketentuan adat. Karena jika dilihat dalam
peta terlihat mudah namun menurut beliau yang terjadi dilapangan berbeda dan sangat rumit, oleh karena itu penetapan batas dan status hutan perlu pertimbangan
yang lebih bijaksana. Secara prinsip Bupati Samosir mengatakan pihaknya sangat mendukung
penetapan kawasan hutan, termasuk di Samosir sebagaimana ketentuan dalam SK Menteri Kehutanan Nomor 44 Tahun 2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan
Di Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pihaknya bersama Bappeda Samosir akan mengupayakan lahan yang layak menjadi kawasan hutan itu seperti di daerah
pinggiran jurang dan kawasan sungai akan dipertahankan menjadi kawasan hutan lindung.Namun bupati bersama Bappeda Samosir mengharapkan Kementerian
Kehutanan dapat merevisi SK yang menjadi salah satu rujukan dalam pembuatan tata ruang tersebut, karena ada sekitar 20 ribu hektare lahan di Samosir yang
sudah tidak sesuai lagi ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung. Pihaknya
Universitas Sumatera Utara
mengharapkan konsep tata ruang yang ditetapkan itu realistis dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, termasuk di Samosir
42
. Kawasan budidaya, terdiri dari kawasan budidaya kehutanan, kawasan
budidaya pertanian, dan budidaya non pertanian pertambangan, Industri, Pariwisata dan Pemukiman. Kebijakan strategis dapat ditetapkan oleh pemerintah
pusat, pemerintah provinsi ataupun pemerintah daerah. Sesuai dengan Lampiran X Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, bahwa Kawasan Danau Toba dan
Sekitarnya ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional. Kabupaten Samosir, letak keseluruhan geografis wilayahnya merupakan bagian dari Kawasan Danau
Toba. Berdasarkan analisis wilayah dan kebijakan yang berlaku maka selain kawasan strategis yang telah ditetapkan dalam RTRWN, terdapat Kawasan
Strategis Kabupaten Samosir antara lain sebagai berikut
43
: 1.
Kawasan Wisata Alam Danau Toba, Kawasan pariwisata diarahkan untuk dikembangkan di kawasan yang memiliki obyek wisata yang potensial.
Pengembangan kawasan wisata utama diarahkan di Danau Toba dan sekitarnya untuk wisata alam dan budaya. Peruntukan kawasan wisata
unggulan dan pengadaan jalur wisata air. 2.
Wilayah Konservasi, dari segi letak geografi Kabupaten Samosir yang berada pada Kawasan DTA Danau Toba, sehingga kegiatan Konservasi
untuk mendukung kelestarian Lingkungan Wilayah DTA Danau Toba sangat dibutuhkan menjadi tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan
di dalamnya mulai dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah. Salah Satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan ditetapkannya Kebun Raya
Samosir yang terletak di Palilit Desa Tomok Kecamatan Simanindo seluas 100 Ha dan Arboretum Kawasan Aek Natonang seluas 105 Ha di Desa
Tanjungan Kecamatan Simanindo.
42
Bappeda Kab.Samosir-Bidang Lingkungan Hidup
43
Sub Bidang Tata Ruang Bappeda Kabupaten Samosir, Renstra 2011-2015
Universitas Sumatera Utara
3. Wilayah Perkotaan adalah pusat pelayanan yang melayani kebutuhan
seluruh wilayah Kabupaten Samosir, baik ke dalam maupun ke luar Kabupaten. Wilayah perkotaan ini ditetapkan Kecamatan Pangururan,
Kecamatan ini merupakan ibukota Kabupaten Samosir dengan fungsi pusat pelayanan administrasipemerintahan dengan skala pelayanan yang
melingkupi seluruh kecamatan di Kabupaten Samosir. Selain sebagai pusat administrasijasa pemerintahan, pelayanan lain yang tersedia di kecamatan
ini adalah fungsi pusat perdagangan, pendidikan, kesehatan, pertanian, transportasi atau perhubungan
. Kebijakan merupakan suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam
suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu, kebijakan
pada dasarnya merupakan ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan programkegiatan guna
tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi satuan kerja perangkat daerah.
Bappeda dengan Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Samosir sangat menguntungkan mendukung program kerjanya dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, tetapi nilai positif tidak terlalu dominan sehingga pengaruh kelemahan maupun ancaman masih perlu
diperhatikan. Skala prioritas fungsi lingkungan hidup yang diamanatkan negara adalah perubahan iklim; dan pengendalian kerusakan lingkungan. Isu strategis ini
akan menjadi skala prioritas penanganan pengelolaan lingkungan hidup baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi sampai ke pemerintah kabupatenkota.
Dengan demikian pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan tidak akan dapat terwujud apabila usaha-usaha tersebut di atas tidak ditunjang dengan sumber daya manusia yang menyadari akan arti penting
menjaga kelestarian dan kelangsungan lingkungan hidup. Sumberdaya manusia yang dimaksud dalam hal ini meliputi Internal : Pemerintah Daerah melalui
Bappeda dan instansi-instansi terkait. Eksternal : Masyarakat luas. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena tugas untuk ikut menyukseskan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah
melalui Bappeda selaku Badan Perencanaan Pembangunan Daerah saja, tetapi merupakan tanggung jawab kita semua.
3.4. Analisis Peranan Bappeda Kabupaten Samosir dalam mewujudkan