Biaya Pelayanan Kesehatan NJAUAN P

keuangan dari penyakit tertentu. Jadi, nilai dari biaya pencegahan dan pengobatan dapat diukur melalui COI Shanchez, 1994.

2.4 Biaya Pelayanan Kesehatan

Biaya pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi enam kategori, Vogenberg, 2001 yaitu: 1. Biaya langsung medis direct medical cost Biaya langsung medis adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien terkait dengan jasa pelayanan medis, yang digunakan untuk mencegah atau mendeteksi suatu penyakit seperti kunjungan pasien, obat-obat yang diresepkan, lama perawatan. 2. Biaya langsung non-medis direct non-medical cost Biaya langsung non-medis adalah biaya yang dikeluarkan pasien tidak terkait langsung dengan pelayanan medis, seperti transportasi pasien ke rumah sakit, makanan, jasa pelayanan lainnya yang diberikan pihak rumah sakit. 3. Biaya tidak langsung indirect cost Biaya tidak langsung adalah biaya yang dapat mengurangi produktivitas pasien, atau biaya yang hilang akibat waktu produktif yang hilang. 4. Biaya tak berwujud Intangible cost Biaya tak terduga merupakan biaya yang dikeluarkan bukan hasil tindakan medis, tidak dapat diukur dalam mata uang. Biaya yang sulit diukur seperti rasa nyericacat, kehilangan kebebasan, efek samping. Sifatnya psikologis, sukar dikonversikan dalam nilai mata uang. 5. Opportunity Cost Jenis biaya ini mewakili manfaat ekonomi bila menggunakan suatu terapi Universitas Sumatera Utara pengganti dibandingkan dengan terapi terbaik berikutnya. Oleh karena itu, jika sumber daya telah digunakan untuk membeli program atau alternatif pengobatan, maka Opportunity Cost menunjukkan hilangnya kesempatan untuk menggunakannya pada tujuan yang lain. Dengan kata lain, Opportunity Cost adalah nilai yang dikorbankan. Misalnya, hilangnya kesempatan ataupun dikorbankannya penghasilanpendapatan. 5. Incremental Cost Disebut juga biaya tambahan, merupakan biaya tambahan atas alternatif atau perawatan kesehatan dibandingkan dengan pertambahan manfaat, efek ataupun hasil outcome yang ditawarkan. Incremental Cost adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk mendapatkan efek tambahan dari suatu alternatif dan menyediakan cara lain untuk menilai dampak farmakoekonomi dari layanan kesehatan ataupun pilihan pengobatan dalam suatu populasi. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data sekaligus pada satu waktu dan menggunakan data yang lalu Notoatmodjo, 2010. Bahan dan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari catatan rekam medis, resep, Daftar Plafon Harga Obat DPHO dan informasi dari bagian pelayanan Jaminan Kesehatan Aceh JKA untuk mengetahui biaya setiap tindakan yang diterima oleh pasien bedah apendik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe periode Januari 2011 - Desember 2011. Ruang lingkup penelitian ini adalah pasien yang menjalani bedah apendik dan menggunakan antibiotika. Perhitungan biaya ditinjau dari sisi konsumen terhadap biaya langsung medis direct medical cost yang dibutuhkan selama rawat inap. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai April 2012. Universitas Sumatera Utara