Penduduk menurut Jenis Pekerjaan 231

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2006 adalah sebanyak 2.036.185 jiwa yang terdiri dari 1.012.040 jiwa laki- laki 49,70 dan 1.024.045 jiwa perempuan 50,30 . Jadi jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Dari Tabel 2 juga menunjukkan jumlah umur produktif 15-54 tahun adalah sebanyak 1.287.751 jiwa 63,25 . Umur produktif adalah umur dimana seseorang memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif. Sedangkan umur tidak produktif 0-14 tahun sebanyak 596.330 jiwa 29,28 dan manula 55 tahun sebanyak 152.104 jiwa 7,47 .

b. Penduduk menurut Jenis Pekerjaan

Untuk mengetahui jumlah penduduk Kota Medan menurut jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 3 . Tabel 3. Jumlah penduduk Kota Medan menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2008 No Jenis Pekerjaan Jumlah jiwa Persentase 1 Pegawai Negeri 18.670 4,88 2 Pegawai Swasta 14.570 3,81 3 TNI POLRI 3.562 0,93 4 Tenaga Pengajar 43.551 11,38 5 Tenaga Kesehatan 2.399 0,63 6 Lain-lain 300.000 78,37 Sumber : BPS Medan Dalam Angka, 2008 Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa penduduk Kota Medan yang memiliki pekerjaan dengan jumlah terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 43.551 jiwa 11,08 , pegawai negeri 18.670 jiwa 4,88 , pegawai swasta 14.570 jiwa 3,81 . Universitas Sumatera Utara

c. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk Kota Medan berdasarkan tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD,SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah jiwa Persentase 1 SD 412.893 21,51 2 SLTP 626.617 32,65 3 SLTA 670.597 34,94 4 Perguruan Tinggi 209.246 10,90 Jumlah 1.919.353 100 Sumber : BPS Medan Dalam Angka, 2008. Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA sebesar 670.597 orang 34,94, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP sebesar 626.617 orang 32,65, Sekolah Dasar SD berjumlah 412.893 orang 21,51, dan perguruan tinggi PT 209.246 orang 10,90. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sangat baik, hal ini dapat kita lihat dari kesehatan, transportasi dan pasar yang sudah cukup memadai. Sarana transportasi di Kota Medan sangat lengkap baik didalam kota, keluar kota maupun ke luar negeri. Transportasi yang tersedia yaitu darat Bus, Angkutan Kota, dan Kereta Api, laut Kapal serta udara Pesawat. Untuk transportasi didalam kota, sebagian besar masyarakat Kota Medan memanfaatkan jasa angkutan kota angkot dengan trayek yang bermacam-macam. Universitas Sumatera Utara Untuk transportasi laut, pelabuhan yang terkenal di Kota Medan adalah pelabuhan Belawan. Untuk transportasi udara, di Kota Medan terdapat bandara Polonia Medan. Untuk mengtahui lebih jelas sarana dan prasarana di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sarana dan Prasarana Kota Medan Tahun 2008 No Sarana dan Prasarana Jumlah Unit 1 Sekolah a. SD 797 b. SLTP 335 c. SLTA 322 d. Perguruan Tinggi 28 2 Kesehatan a. Puskesmas 39 b. Pustu 41 c. BPU 375 d. Rumah Bersalin 270 e. Rumah Sakit 68 3 Transportasi a. Jalan Baik 1.869,60 Km b. Jalan Sedang 446,15 Km c. Jalan Rusak 128,37 Km 4 Pasar a. Pasar Tradisional 56 b. Pasar Swalayan 30 Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006 Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskam bawa sarana pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari Play Group, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas hingga Perguruan Tinggi. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota Medan. Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu BPU 375 unit, rumah bersalin 270 unit, rumah sakit 68 unit, pustu 41 unit dan puskesmas 39 unit yang tersebar di seluruh kecamatan. Universitas Sumatera Utara Sarana tempat ibadah di Kota Medan juga sangat memadai. Tempat- tempat ibadah berdiri dengan megah di setiap sudut kota sesuai dengan agama yang dianut masing-masing masyarakat. Adapun tempat-tempat ibadah yang ada di Kota Medan adalah Mesjid rumah ibadah untuk agama Islam, Gereja sebagai rumah ibadah agama Kristen, Wihara sebagai rumah ibadah agama Budha dan Kuil sebagai rumah ibadah agama Hindu. Pasar-pasar atau pusat perbelanjaan di Kota Medan juga sangat banyak dan sangat cukup memadai. Pasar-pasar yang ada di Kota Medan dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional indentik dengan bangunan-bangunan yang biasa saja, atau tidak terlalu megah. Sedangkan pasar swalayan identik dengan bangunan-bangunan yang besar dan megah. Universitas Sumatera Utara Karakteristik Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang di pasar Sei Kambing Medan. Karakteristik Pedagangg sampel yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan jenis komoditi yang di perdagangkan. Karakteristik pedagang sampel dijelaskan secara rinci pada Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik Pedagang Sampel di Pasar Sei Kambing Medan No Karakteristik Satuan Rataan Rentang Bulan 1 Umur Tahun 40,27 26-50 2 Pendidikan Tahun 10 6-12 3 Jumlah Tanggungan Jiwa 4 1-8 4 Pengalaman Berdagang Tahun 6,67 3-11 5 Jenis Komoditi - Pedagang Ikan - Pedagang Telur - Pedagang Sayur - Pedagang Kelontong Jiwa 6 Jam Buka WIB 6.33 5.00-9.00 Oktober 7 Jam Tutup WIB 18.47 17.00-20.00 Oktober Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat jumlah pedagang sampel memiliki rata- rata umur 40 tahun 2 bulan 4 hari 40,27 tahun dengan rentang umur antara 26-50 tahun. Artinya, umur pedagang sampel bersifat produktif, hal ini dikarenakan umur produktif secara umum adalah 15-49 tahun. Pendidikan pedagang sampel memiliki rata-rata 10 tahun dengan rentang antara 6-12 tahun. Rata-rata tingkat pendidikan 10 sepuluh tahun berarti tingkat pendidikan pedagang sampel adalah tamat sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP. Rata-rata tingkat pendidikan pedagang masih dikatakan sedang, hal ini Universitas Sumatera Utara dikarenakan rata-rata pendidikan pedagang sudah mengecap program Pemerintah Wajib Belajar 9 sembilan tahun. Jumlah tanggungan pedagang sampel memiliki rata-rata 4 jiwa dengan rentang antara 1-8 jiwa. Jumlah tanggungan pedagang sampel dikatakan besar karena rata-rata jumlah tanggungan pedagang lebih besar dari 2 jiwa, yaitu program yang dicanangkan Pemerintah melalui Program KB. Pengalaman berdagang pedagang sampel memiliki rata-rata 6,67 tahun dengan rentang antara3-11 tahun. Jenis pedagang sampel terdiri dari 4 empat, yaitu pedagang telur, pedagang ikan, pedagang sayur dan pedagang kelontong. Karakteristik pedagang sampel dapat dilihat juga pada waktu jam buka dan jam tutup. Pedagang sampel memiliki rata-rata jam buka adalah pukul 6.33WIB dengan rentang 5 00 -9 00 WIB. Sedangkan waktu jam tutup memiliki rata-rata sebesar 18.47 WIB dengan rentang 17 00 -20 00 WIB. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Pasar Tradisional di Kota Medan Perkembangan pasar tradisional dilihat dari beberapa aspek. Aspek yang dilihat dalam penelitian ini adalah jumlah pasar tradisional di kota Medan, jumlah kios dan jumlah pedagang. Jumlah pasar tradisional di kota Medan dilihat selama selang 3 tiga tahun terakhir yaitu tahun 2007-2009. Perkembangan jumlah kios dan jumlah pedagang di pasar tradisional dilihat selama 3 tiga tahun terakhir juga yaitu 2007-2009. Perkembangan jumlah kios dan jumlah pedagang dilihat dari pasar yang menjadi studi kasus penelitian ini yakni pasar Sei Kambing dan pasar Pagi Padang Bulan. Perkembangan pasar tradisional, jumlah kios dan jumlah pedagang dianalisis secara deskriptif dengan metode tabulasi sederhana. Kemudian dicari persentase perkembangannya. Untuk mencari persentase perkembangan digunakan metode tahun dasar. Tahun dasar yaitu tahun yang bersifat konstan yang menjadi dasar perhitungan. Perkembangan jumlah pasar tradisional di kota Medan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 7. Tabel 7. Perkembangan Jumlah Pasar Tradisional di Kota Medan Tahun 2007- 2009 Keterangan Jumlah Pasar Perkembangan Tahun 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Jumlah 50 50 50 Sumber : Diolah dari lampiran 5,6 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa jumlah pasar taradisional di kota Medan tahun 2007-2009 sebanyak 50 unit pasar. Jumlah pasar tradisional di kota Medan tidak mengalami perkembangan, karena persentase perkembangannya adalah 0 . Artinya mulai tahun 2007 – 2009 tidak ada terjadi pembangunan pasar tradisional oleh Pemerintah kota Medan. Perkembangan jumlah kios di pasar Sei Kambing dapat dilihat secara rinci pada Tabel 8. Tabel 8. Perkembangan Jumlah Kios Pedagang di Pasar Sei Kambing Tahun 2007-2009 Pasar Sei Kambing Jumlah Kios Perkembangan Tahun 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Jumlah 640 640 640 Sumber : Diolah dari lampiran 7 Dari Tabel 8 diketahui bahwa jumlah kios tahun 2007-2009 sebesar 640 unit. Jumlah kios di pasar Sei Kambing tidak mengalami perkembangan, karena jumlah kios dari tahun 2007-2009 adalah konstan. Perkembangan jumlah pedagang di Pasar Sei Kambing dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 9. Tabel 9. Perkembangan Jumlah Pedagang di Pasar Sei Kambing Tahun 2007- 2009 Pasar Sei Kambing Jumlah Pedagang Perkembangan Tahun 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Jumlah 480 480 480 Sumber : Diolah dari lampiran 7 Dari Tabel 9 diketahui bahwa jumlah pedagang tahun 2007-2009 sebesar 480 pedagang. Jumlah pedagang di pasar Sei Kambing tidak mengalami perkembangan, karena jumlah kios dari tahun 2007-2009 adalah konstan. Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 8 dan 9 dapat diketahui bahwa jumlah kios tidak sama dengan jumlah pedagang, atau dengan kata lain jumlah kios lebih banyak dari jumlah pedagang. Perbedaan ini disebabkan karena ada beberapa pedagang yang memiliki lebih dari 1 satu kios. Perkembangan jumlah kios dan jumlah pedagang di pasar Pasar Pagi Padang Bulan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 10 dan 11. Tabel 10. Perkembangan Jumlah Kios Pedagang di Pasar Pagi Padang Bulan Tahun 2007-2009 Pasar Pagi Padang Bulan Jumlah Kios Perkembangan Tahun 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Jumlah 140 140 160 14,29 Sumber : Diolah dari lampiran 8 Dari Tabel 10 diketahui bahwa jumlah kios tahun 2007 sebesar 140 unit, tahun 2008 sebesar 140 dan tahun 2009 sebesar 160 unit. Jumlah kios di pasar Pagi Padang Bulan tidak mengalami perkembangan dari tahun 2007-2008. Sedangkan pada tahun 2009, jumlah kios mengalami perkembangan sebesar 20 unit, atau sebesar 14,29 dari tahun 2007. Perkembangan jumlah pedagang di pasar Pagi Padang Bulan dapat dilihat secara jelas pada Tabel 11. Tabel 11. Perkembangan Jumlah Pedagang di Pasar Pagi Padang Bulan Tahun 2007-2009 Pasar Pagi Padang Bulan Jumlah Pedagang Perkembangan Tahun 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Jumlah 120 120 140 16,67 Sumber : Diolah dari lampiran 8 Dari Tabel 11 diketahui bahwa jumlah pedagang di pasar Pagi Padang Bulan tahun 2007 sebesar 120 jiwa, tahun 2008 sebesar 120 jiwa dan tahun 2009 sebesar 140 jiwa. Jumlah pedagang di pasar Pagi Padang Bulan tidak mengalami Universitas Sumatera Utara perkembangan dari tahun 2007-2008, karena persentase perkembangan adalah 0. Sedangkan pada tahun 2009, jumlah pedagang mengalami perkembangan sebesar 20 pedagang, atau sebesar 16,67 dari tahun 2007. Dari Tabel 10 dan 11 dapat diketahui bahwa jumlah kios tidak sama dengan jumlah pedagang, atau dengan kata lain jumlah kios lebih banyak dari jumlah pedagang. Perbedaan ini disebabkan karena ada beberapa pedagang yang memiliki lebih dari 1 satu kios. Universitas Sumatera Utara Strategi Pengembangan Pasar Tradisional di Kota Medan Penentuan strategi pasar tradisional memiliki tahapan-tahapan. Tahapan pertama adalah mengidentifikasi faktor eksternal peluang dan ancaman dan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Pada tahapan pengidentifikasian faktor- faktor eksternal dan internal dilakukan dengan pembuatan parameter penilaian. Pembuatan parameter penilaian dalam penelitian ini terdiri dari 12 dua belas parameter. Kedua belas parameter penilaian diberi batasan penilaian yang terdiri dari empat kriteria. Setiap kriteria diberi nilai dengan rentang 1-4. Sehingga dapat diperoleh parameter yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor kekuatan terdiri atas 4 empat parameter, kelemahan terdiri atas 3 tiga parameter, peluang terdiri atas 2 dua parameter, dan ancaman terdiri atas 3 tiga parameter. Tahapan kedua adalah penentuan strategi pengembangan pasar tradisional. Strategi pengembangan Pasar Tradisonal di daerah penelitian dapat dilihat dengan analisis SWOT yaitu dengan melihat kekuatan Strenght, kelemahan Weakness, peluang Oppurtunity, dan ancaman Treaths. Penentuan strategi pengembangan pasar tradisional adalah membuat matriks kombinasi keempat faktor yaitu kekuatan Strenght, kelemahan Weakness, peluang Oppurtunity, dan ancaman Treaths. Strategi yang dibuat dari kombinasi keempat faktor adalah kekuatan- peluang S-O, kekuatan-ancaman S-T, kelemahan-peluang W-O, dan kelemahan ancaman W-T. Tahapan ketiga adalah evaluasi strategi pengembangan pasar tradisional. Evaluasi strategi faktor eksternal dan internal dilakukan dengan membuat tabel Matriks Evaluasi Faktor eksternal dan faktor internal. Hal-hal yang dilakukan Universitas Sumatera Utara dalam evaluasi faktor eksternal dan internal adalah membuat bobot, menentukan nilai rating, dan mencari nilai bobot dikali dengan rating. Besarnya bobot dapat dicari melalui perbandingan antara banyaknya jumlah sampel yang menyatakan tentang parameter yang diuji dengan total sampel. Rating dibuat oleh peneliti sendiri yang sesuai dengan literatur dan sesuai dengan data yang diperoleh. Identifikasi faktor eksternal peluang dan ancaman dan internal kekuatan dan kelemahan strategi pengembangan pasar tradisional yang diolah dari lampiran 8-11 sebagai berikut : Adapun beberapa faktor strategis eksternal yang mempengaruhi Strategi pengembangan pasar tradisional beserta pembobotannya dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut: Tabel 12. Pembobotan Faktor Strategis Eksternal Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Adanya pedagang kaki lima 0.11 Fasilitas-fasilitas yang dibangun oleh pemerintah dalam pengembangan pasar tradisional 0.13 Adanya pasar modern di sekitar pasar tradisional 0.09 Kondisi dan keadaan pasar tradisional 0.17 Adanya konsumen yang suka dan setia konsumen tetap yang berbelanja di pasar tradisional 0.21 Keamanan pedagang berjualan di pasar tradisional 0.19 Besarnya retribusi yang dikeluarkan pedagang 0.1 Total 1 Sumber : Diolah dari lampiran 14 Adapun alasan pembobotan beberapa faktor strategis eksternal pada tabel 12 di atas adalah sebagai berikut: 1. Adanya pedagang kaki lima Pedagang Kaki Lima merupakan pedagang yang berjualan di pinggiran atau yang membuka lapak di tempat yang tidak termasuk dalam pasar tradisional Universitas Sumatera Utara karena pedagang kaki lima adalah pedagang yang berjualan di daerah yang dapat mengganggu ketertiban lalu lintas dan merusak pemandangan pasar trdisional menjadi kumuh sehingga dapat menjadi suatu ancaman. 2. Fasilitas-fasilitas yang dibangun oleh pemerintah dalam pasar tradisional Fasilitas pasar tradisional juga merupakan suatu faktor dalam menilai pengembangan pasar tradisional. Tetapi jika tidak adanya fasilitas atau rusaknya fasilitas pasar tradisional dapat menjadi suatu ancaman pasar tradisional dalam pengembangannya. 3. Adanya pasar modern di sekitar pasar tradisional Keberadaan pasar modern merupakan hal yang wajar pada masa ini dimana melihat kebutuhan konsumen yang tidak terbatas. Tetapi dalam hal ini, pasar modern bisa menjadi ancaman bagi pasar tradisional karena pasar modern dapat melemahkan perekonomian pasar tradisional bahkan dapat mengurangi tingkat pendapatan pedagang pasar tradisional. 4. Kondisi dan keadaan pasar tradisional Kondisi dan keadaan pasar tradisional merupakan bagian yang dari fisik pasar tradisional. Kondisi dan keadaan fisik pasar tradisional dapat menjadi peluang serta dapat juga menjadi ancaman pasar tradisional. Jika kondisi fisik pasar tradisional rapi dan teratur serta bersih dapat menjadi peluang pasar tradisional dalam berkembang, tetapi sebaliknya jika kondisi dan keadaan pasar yang tidak teratur, kotor, serta bau dapat menjadi ancaman bagi pasar tradisional. 5. Adanya konsumen yang suka dan setia konsumen tetap Konsumen adalah orang yang memenuhi kebutuhannya dengan membeli keperluan hidupnya. Konsumen bersifat dinamis yaitu selalu bergerak. Konsumen Universitas Sumatera Utara tetap merupakan konsumen yang selalu berbelanja pada satu tempat yang di anggap murah atau menguntungkan sehingga dapat menjadi peluang bagi pedagang dalam menjual dagangannya. 6. Keamanan pedagang berjualan di pasar tradisional Keamanan pedagang tradisional dalam berjualan dapat menjadi peluang jika di dalam pasar tradisional tidak terjadi hal-hal negatif yang dapat merudikan pedagang. Misalnya tidak adanya pencurian atau premanisme dapat meningkatkan kepercayaan pedagang dalam berjualan dan kepercayaan pembeli terhadap suatu pasar tradisional. 7. Besarnya retribusi yang dikeluarkan pedagang. Biaya retribusi merupakan biaya yang tidak terduga yang dikeluarkan pedagang dalam menjalankan usahanya. Jika biaya retribusi yang di bayar pedagang tinggi dapat menjadi kelemahan dalam pengembangan pasar tradisional. Adapun beberapa faktor strategis Internal yang mempengaruhi strategi pengembangan pasar tradisional beserta pembobotannya dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut: Tabel 13. Pembobotan Faktor Strategis Internal Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Jumlah modal yang dimiliki oleh pedagang pasar tradisional 0.24 Pendapatan yang diperoleh pedagang pasar tradisional 0.2 Waktu buka pasar tradisional 0.25 Promosi terhadap barang dagangan 0.15 Ada proses tawar menawar 0.16 Total 1 Sumber : Diolah dari lampiran 13 Adapun alasan pembobotan beberapa faktor strategis internal pada tabel 14 di atas adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Jumlah modal yang dimiliki oleh pedagang pasar tradisional Modal merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam menjalankan usaha pedagang. Jumlah modal sangat mempengaruhi pendapatan pedagang serta dapat menjadi sebuah kekuatan dalam mengembangakan pasar tradisional. 2. Pendapatan yang diperoleh pedagang pasar tradisional Pendapatan pedagang pasar tradisional dapat menjadi sebuah kekuatan dalam mengembangkan pasar tradisional dimana jumlah pendapatan pedagang dipengaruhi oleh penjualan hasil dagangannya yang menghasilkan laba bagi pedagang pasar tradisional 3. Waktu buka pasar tradisional Waktu buka suatu pedagang dapat menjadi kekuatan dalam mengembangakan pasar tradisional. Semakin cepat pedagang pasar tradisional membuka usahanya semakain banyak pembelikonsumen yang memiliki keterbatasan waktu di dalam berbelanja untuk memenuhi kebutuhan. 4. Promosi terhadap BarangProduk Dagangan Promosi merupakan pengenalan suatu produkbarang yang dijual kepada konsumen agar konsumen mengetahui keberadaantempat serta harga suatu barang. Tidak adanya promosi yang dilakukan dapat menjadi suatu kelemahan dalam pengembangan pasar tradisional. 5. Ada proses tawar menawar Budaya tawar menawar dapat menjadi sebuah kekuatan dalam pengembangan pasar tradisional. Karena hanya di dalam pasar tradisional konsumen dan penjual dapat saling berinteraksi dan menentukan harga suatu barang yang diperjualbelikan sampai di dapat kesepatan harga antara kedua pihak. Universitas Sumatera Utara Menentukan rating dan skoring faktor-faktor strategis Pada tahap penentuan rating, identifikasi faktor strategis eksternal ditinjau dari peluang dan ancaman yang ada dan identifikasi faktor strategis internal ditinjau dari kekuatan dan kelemahan yang ada. Rating diberikan kepada masing- masing faktor strategis internal dan eksternal untuk menunjukkan seberapa efektif pengolah merespon faktor-faktor strategis. Hasil skor dapat diperoleh dari pengalian bobot dengan rating yang telah di dapat. Adapun tabel perhitungan pembobotan x rating faktor strategis eksternal pengembangan pasar tradisional di daerah penelitiandapat dilihat pada tabel 15 berikut ini: Tabel 14. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal EFAS Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating PELUANG Adanya konsumen yang suka dan setia konsumen tetap yang berbelanja di pasar tradisional 0.21 3 0.63 Keamanan pedagang berjualan di pasar tradisional 0.19 3 0.57 ANCAMAN Adanya pedagang kaki lima 0.11 2 0.22 Fasilitas-fasilitas yang dibangun oleh pemerintah dalam pengembangan pasar tradisional 0.13 2 0.26 Adanya pasar modern di sekitar pasar tradisional 0.09 2 0.18 Kondisi dan keadaan pasar tradisional 0.17 2 0.34 Besarnya retribusi yang dikeluarkan pedagang 0.1 2 0.2 Total 1 16 2.4 Sumber : Diolah dari lampiran 15

2. Peluang Opportunities Pasar Tradisional di Kota Medan

Dalam pengembangannya dijumpai berbagai peluang pada pasar tradisional di kota Medan. Adapun peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan pasar tradisional sebagai pengembangannya adalah : Universitas Sumatera Utara • Adanya Konsumen yang Suka dan Setia Konsumen Tetap Berbelanja di Pasar Tradisional Ada beberapa konsumen memiliki pola pikir yang sama, yaitu berbelanja di pasar tradisional merupakan suatu tradisi. Sehingga dapat dikatakan bahwa, pasar tradisional memiliki konsumen tetap, konsumen tetap ini biasanya berasal dari kalangan orang tua, yang masih memiliki pola pikir lebih senang berbelanja di pasar tradisional. Hal ini merupakan peluang bagi pasar tradisional karena masih memiliki diminati oleh pembeli tetap.yang masih potensial. • Keamanan Pedagang Berjualan di Pasar Tradisional Tingkat keamanan di pasar tradisional mulai terjamin, hal ini ditandai dengan masih telah berkurangnya tindakan premanisme atau kriminalisme. Tindakan premanisme yang terjadi di pasar tradisional meliputi pungutan liar, pencurian barang dagangan. Hal ini membuat pedagang maupun pembeli sudah mulai merasa nyaman.

3. Ancaman Threats Pasar Tradisional di Kota Medan

Pengembangan pasar tradisional di kota Medan memiliki ancaman yang merupakan tantangan dalam usaha pengembangan pasar tradisional. Adapun ancaman-ancaman yang dihadapi pasar tradisional adalah : • Adanya pedagang kaki lima Pedagang kaki lima adalah pedagang yang berjualan di depan pasar tradisional yang tidak memiliki kios untuk berdagang. Pedagang Kaki Lima PKL merupakan suatu ancaman bagi pedagang di pasar tradisional. Karena pedagang kaki lima ini berjualan di depan dari suatu pasar. Dengan berjualan di depan pedagang kaki lima menjadi pilihan para pembeli mengingat dengan efektifitas waktu pembeli dan dengan harga yang relatif murah. Universitas Sumatera Utara • Fasilitas-fasilitas yang dibangun oleh pemerintah dalam pengembangan pasar tradisional Pasar tradisional belum memiliki fasilitas yang mendukung, seperti tidak ada kamar mandi umum dan atau tidak terawatnya kamar mandi umum dan kios pedagang. Fasilitas yang belum lengkap ini membuat pedagang dan pembeli menjadi tidak nyaman. • Adanya pasar modern di sekitar Pasar Tradisional Pasar modern meliputi pasar swalayan dan pasar hipermarket. Kehadiran pasar modern mengakibatkan dampak yang negatif bagi pasar tradisional. Letak pasar modern yang jaraknya berdekatan merupakan suatu ancaman bagi pasar tradisional. Hal ini dikarenakan sebagian pembeli pasar tradisional diserap oleh pasar modern. Sehingga pembeli pada pasar tradisional menjadi lebih sedikit. • Kondisi dan Keadaan Pasar Tradisional Kondisi fisik pasar tradisional merupakan suatu kelemahan, karena kondisi fisik pasar tradisional ini bau, becek dan masih kotor. Kondisi ini menyebabkan pembeli kadang enggan untuk berbelanja ke pasar tradisional. • Besarnya Retribusi yang Dikeluarkan Pedagang Biaya rutinretribusi adalah hal yang memberatkan bagi setiap pedagang pasar tradisional. Karena pedagang harus membayar setiap hari biaya yang tidak dapat dinikmati kembali. Hal ini membuat citra pasar tradisional menjadi negatif menurut pedagang maupun pembeli. Adapun tabel perhitungan pembobotan x rating faktor strategis internal usaha pengolahan ikan asin di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Matriks Evaluasi Faktor Internal IFAS Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot x Rating KEKUATAN Jumlah modal yang dimiliki oleh pedagang pasar tradisional 0.24 3 0.72 Pendapatan yang diperoleh pedagang pasar tradisional 0.2 3 0.6 Waktu buka pasar tradisional 0.25 3 0.75 Ada proses tawar menawar 0.16 4 0.64 KELEMAHAN Promosi terhadap barang dagangan 0.15 1 0.15 Total 1 14 2.86 Sumber : Diolah dari lampiran 16

4. Kekuatan Strenghts Pasar Tradisional di Kota Medan

Dalam pengembangannya dijumpai berbagai kekuatan pada pasar tradisional di kota Medan. Adapun kekuatan yang dapat dimanfaatkan pasar tradisional sebagai pengembangannya adalah : • Jumlah Modal yang Dimiliki Pedagang Pasar Tradisional Modal merupakan faktor yang penting dalam kegiatan berdagang. Modal yang digunakan pada saat berdagang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan usaha. Modal yang digunakan tergantung paada kemampuan pribadi dan keluarga pedagang. Jumlah modal yang digunakan untuk pembelian barang dagangan dihitung dalam rupiah per bulan. Besarnya jumlah modal ditentukan jenis pedagang. Jenis pedagang yang ada di pasar tradisional adalah pedagang sayur, pedagang dagingikan, pedagang kelontong dan pedagang telur. Untuk pedagang telur dab pedagang sayur memiliki modal berkisar antara Rp. 1.000.000-Rp. 3.000.000, sedangkan pedagang ikan dan pedagang kelontong memiliki modal levih besar dari Rp. 5.000.000. Universitas Sumatera Utara • Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Pendapatan pedagang diperleh dari selisih dari jumlah barang yang laku terjual dikali dengan harga jual masing-masing barang dengan harga beli barang ditambah dengan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang selama sebulan. Tingkat pendapatan yang tinggi akan membuat pedagang menjadi lebih serius dalam melaksanakan usahanya. Pendapatan pedagang pasar tradisional adalah lebih besar dari Rp. 2.000.000 per bulan. • Waktu Buka Pasar Tradisional Pedagang pasar tradisional Pasar tradisional biasanya buka lebih cepat dibandingkan dengan pasar tradisional. Sejalan dengan komoditi dagangan pasar tradisional yakni kebutuhan pokok dengan waktu buka yang cepat, menjadikan pasar tradisional prioritas berbelanja masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. • Adanya proses tawar menawar Tawar menawar harga merupakan budaya yang terjadi di pasar tradisional. Tawar menawar ini merupakan daya tarik bagi pembelikonsumen. Hal ini dikarenakan konsumen memiliki pemikiran akan bisa mendapatkan harga yang diinginkan dan juga dapat berinteraksi dengan pedagang.

5. Kelemahan Weakness Pasar Tradisional di Kota Medan

Dalam pengembangannya dijumpai berbagai kelemahan pada pasar tradisional di kota Medan. Adapun kelemahan yang terdapat pada pasar tradisional sebagai pengembangannya adalah : Universitas Sumatera Utara • Promosi terhadap barang dagangan Pedagang pasar tradisional tidak pernah melakukan promosi atas barang dagangan kepada konsumen, sehingga konsumen tidak mengetahui barang dagangan yang dijual oleh pedagang tersebut dengan pasti. Hal ini menyebabkan konsumen yang sering berbelanja di pasar tradisional saja yang menjadi pembeli. Padahal, banyak konsumen lain yang bersifat potensial yang tidak mengetahui letak untuk tiap jenis barang dagangan Dari penjelasan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan maka dapat ditentukan strategi alternatif untuk pengembangan pasar tradisional di kota Medan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17. Penentuan Alternatif Strategi Strategi pengembangan Pasar Tradisional di Kota Medan dilakukan dengan cara membuat SWOT matriks. SWOT matriks ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi, baik internal kekuatan dan kelemahan maupun eksternal peluang dan ancaman.Berdasarkan matriks posisi analisis SWOT yang ada maka dapat disusun 4 empat strategi utama, yaitu Strenghts-Opportunities S-O, Weaknesses-Oppurtunities W-O, Strenghts-Threats S-T, dan Weaknesses- Threats W-T. Universitas Sumatera Utara Tabel 16. Penentuan Strategi Pengembangan Pasar Tradisional di Kota Medan IFAS Kekuatan S 1. Jumlah modal yang dimiliki setiap pedagang

2. Pendapatan yang

diperoleh pedagang pasar tradisional

3. Waktu buka pedagang

pasar tradisional 4. Ada proses tawar menawar Kelemahan W 1. Pedagang tradisional tidak ada melakukan promosi terhadap barang dagangan EFAS Peluang O 1. Adanya konsumen yang suka dan setia konsumen tetap berbelanja di pasar tradisional

2. Keamanan pedagang

berjualan di pasar tradisional Strategi SO • Memamfaatkan keamana pasar untuk mempertahankan waktu buka yang lebih awal S 3 , O 2 • Memamfaatkan modal dan pendapatan pedagang untuk menambah dagangan yang dapat meningkatkan pelayanan bagi konsumen S 1, S 2 O1 • Strategi WO • Meningkatkan keamanan konsumen dan pedagang dengan memperbaiki sistem yang ada di pasar tradisional, misalnya penertiban parkir dan kebersihan, dan melakukan piket pagi bagi pegawai Dinas Pasar W 2 , O 1, O 2 Ancaman T 1. Adanya pedagang kaki lima PKL yang mengurangi pendapatan pedagang pasar tradisional

2. Tidak adanya fasilitas

yang dibangun oleh pemerintah

3. Adanya pasar modern

di sekitar pasar tradisional

4. Kondisi dan keadaan

pasar tradisional dari hari kehari semakin rusak 5. Besarnya retribusi yang dikeluarkan pedagang per bulannya Strategi ST • Mempertahankan dan meningkatkan budaya yang telah lama terjadi di pasar tradisional yang bersifat positif S 3 , S 4 , T 3, T 4 • Melengkapi fasilitas penerangan dan kebijakan harga S 2, S 3, T 1, T 2 , T 5 • Meningkatkan kualitas dan kuantitas barang dagangan dan tetap mempertahankan harga yang yang bersaing S 3 , S 4 T 1 , T 3 Strategi WT • Memamfaatkan layanan promosi dalam bentuk kerjasama dengan Perusahaan Pelayanan IklanW 1 , T 2, T 3, • Perlu perhatian Pemerintah dalam memperbaiki fasilitas pasar tradisional dan menertibkan pedagang kaki lima PKL yang mengganggu kenyamanan konsumen W 1 , W 2 , T 1 , T 2, T 3, T 4 Sumber : Diolah dari Lampiran 9-11 Universitas Sumatera Utara Strategi SO Adapun strategi yang dilaksanakan pada pasar tradisional dengan melihat antara kekuatan dengan peluang sebagai berikut : • Membina pedagang pasar tradisional agar dapat mengetahui harga pasar S 1, O 2 • Meningkatkan jumlah modal pedagang, dengan jumlah modal yang besar pedagang dengan menambah dagangan yang dapat menarik minat konsumen S 1, S 2 O1 • Mempercepat waktu buka pedagang berjualan dan meningkatkan pelayanan kepada konsumen S 1 , S 3, O 1 Strategi WO Adapun strategi yang dilaksanakan pada pasar tradisional dengan melihat antara kekuatan dengan kelemahan dengan peluang sebagai berikut : • Meningkatkan keamanan konsumen dan pedagang dengan memperbaiki sistem yang ada di pasar tradisional, misalnya penertiban parkir dan kebersihan, dan melakukan piket pagi bagi pegawai Dinas Pasar W 2 , O 1, O 2 Strategi ST Adapun strategi yang dilaksanakan pada pasar tradisional dengan melihat antara kekuatan dengan ancaman sebagai berikut : • Mempertahankan dan meningkatkan budaya yang telah lama terjadi di pasar tradisional yang bersifat positif S 3 , S 4 , T 3, T 4 • Melengkapi fasilitas penerangan dan kebijakan harga S 2, S 3, T 1, T 2 , T 5 Universitas Sumatera Utara • Meningkatkan kualitas dan kuantitas barang dagangan dan tetap mempertahankan harga yang yang bersaing S 3 , S 4 T 1 , T 3 Strategi WT Adapun strategi yang dilaksanakan pada pasar tradisional dengan melihat antara kelemahan dengan ancaman sebagai berikut : • Memamfaatkan layanan promosi dalam bentuk kerjasama dengan Perusahaan Pelayanan IklanW 1 , T 2, T 3, • Perlu perhatian Pemerintah dalam memperbaiki fasilitas pasar tradisional dan menertibkan pedagang kaki lima PKL yang mengganggu kenyamanan konsumen W 1 , W 2 , T 1 , T 2, T 3, T 4 Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1. a. Pasar Tradisional yang diteliti selama 3 tiga tahun yakni 2007-2009 tidak mengalami perkembangan dalam jumlah kios dan jumlah pedagang. Hal ini disebabkan karena jumlah pasar di kota Medan tetap. b. Jumlah kios dan jumlah pedagang di pasar tradisional Sei Kambing selama 3 tiga tahun terakhir yakni tahun 2007-2009 tidak mengalami perkembangan. c. Jumlah kios di pasar Pagi Padang Bulan selama 3 tiga tahun terakhir yakni tahun 2007-2009 mengalami perkembangan. Sedangkan jumlah pedagang di pasar Pagi Padang Bulan selama 3 tiga tahun terakhir yakni tahun 2007-2009 juga mengalami perkembangan 2. a. Pasar tradisional dalam usahanya untuk menjalankan strategi pengembangan pasar tradisional dalam memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman masih di bawah rata-rata. Hal ini dilihat dari nilai total skoring sebesar 2,40. c. Pasar tradisional dalam usahanya untuk menjalankan strategi pengembangan pasar tradisional dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan meminimilisasi kelemahan adalah masih di bawah rata-rata. Hal ini dilihat dari nilai skor pembobotan adalah 2,86. d. Jika dibandingkan faktor eksternal peluang dan ancaman dan faktor internal kekuatan dan kelemahan, maka nilai skor faktor strategis eksternal lebih kecil dari nilai skor faktor strategis internal. Artinya Universitas Sumatera Utara strategi pengembangan pasar tradisional lebih memanfaatkan kekuatan dan meminimalisasi kelemahan daripada peluang dan ancaman yang terjadi

1. Saran

a Kepada Pemerintah Disarankan kepada Pemerintah agar memperbaiki fasilitas-fasilitas pasar tradisional, menertibkan petugas parkir dan kebersihan, menertibkan pedagang kaki lima PKL. b Kepada Pedagang Tradisional Disarankan agar mempertahankan budaya yang bersifat positif misalnya tawar-menawar harga dan waktu buka usaha yang lebih cepat meningkatkan kualitas produk dengan cara membuat promosi. c Kepada PeneLiti Diharapkan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Dampak Sosial dan Ekonomi atas Keberadaan Pasar Modern di sekitar Pasar Tradisional. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Akadsolo. 2009. Pasar Tradisional VS Pasar Modern. http:www.Google.com Bisnis Indonesia. 2004. Pertumbuhan Ritel Modern dan Dampaknya Bagi Ritel Tradisional.htm Emiriana. 2009. Pasar Tradisional Rusak dan Kumuh. Waspada Online. http:www.Google.com Hasan. 2006. Pasar Tradisional yang kian Terpinggir.htm Ikram, dkk. 1990. Peranan Pasar Terhadap Masyarakat Bengkulu. JB Tjoek Soewarso. 19911992. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Jawa Tengah. Kusdarjito Cungkil. 2006. Menyoal Pasar Tradisional di Perkotaan. http:www.Google.com Mahendra MS. 2008. Analisis S.W.O.T. Dan S.M.A.R.T. Keragaan Fasilitas dan Utilitas Pasar Di Indonesia. http:www.Google.com Nurmianto Eko dkk. 2004. Perumusan Strategi Kemitraan Menggunakan metode AHP dan SWOT Poesoro, Adri. 2007. Pasar Tradisional di Era Persaingan Global. http:www.smeru.or.id 12 Februari 2009. Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Saaty, Thomas L.. 1988. Decision Making for Leaders. University of Pittsburgh. Pittsburgh SUARA MERDEKA. 2007. Pasar Tradisional VS Pasar Modern.htm Sucipto. 2009. Memihak Pasar Tradisional ?. http:www.Google.com D, Suryadarma.dkk. 2007. Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang RitelTradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia. Lembaga Penelitian SMERU. www.smeru.or.id Suyatna Helmi., 2008. Pasar Modern VS Pasar Tradisional. http:www.Google.com Universitas Sumatera Utara Swastha dan Irawan., 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta. Syarifuddin, dkk., 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Kalimantan Selatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing Sampel Nama Jenis Kelamin Jenis Pedagang 1 Tiurma Perempuan Pedagang Sayur 2 Erlina Br. Pardede Perempuan Pedagang Ikan 3 B. Simarmata Laki - Laki Pedagang Sayur 4 T. Manurung Laki - Laki Pedagang Sayur 5 A. Nainggolan Laki - Laki Pedagang Sayur 6 Realida Tamba Perempuan Pedagang Telur 7 S Purba Laki - Laki Pedagang Ikan 8 Maria Br. Gultom Laki - Laki Pedagang Sayur 9 Arta Br. Purba Perempuan Pedagang Ikan 10 W. Turnip Laki - Laki Pedagang Sembako 11 E. Bre. Tarigan Perempuan Pedagang Sayur 12 D. Sembiring Laki - Laki Pedagang Sembako 13 A. Batubara Laki - Laki Pedagang Sembako 14 B. Tarigan Laki - Laki Pedagang Sayur 15 Letnaria Perempuan Pedagang Sayur Universitas Sumatera Utara Lampiran 2.Daftar Pedagang Sampel di Pasar Pagi Padang Bulan Sampel Nama Jenis Kelamin Jenis Pedagang 1 J Ginting Laki - Laki Pedagang Ikan 2 Pagif Perempuan Pedagang Sayur 3 Zainab Sembiring Perempuan Pedagang Sayur 4 R. Br. Sinaga Perempuan Pedagang Sayur 5 Realida Tamba Perempuan Pedagang Telur 6 S Purba Laki - Laki Pedagang Ikan 7 Maria Br. Gultom Laki - Laki Pedagang Sayur 8 P. Br Sirait Laki - Laki Pedagang Ikan 9 Ester Br. Purba Perempuan Pedagang Telur 10 M. Br. Ginting Laki - Laki Pedagang Sayur 11 Ari Perempuan Pedagang Sembako 12 Padri Ginting Laki - Laki Pedagang Sembako 13 Sri Handayani Perempuan Pedagang Sembako 14 Bangun Laki - Laki Pedagang Sembako 15 Irma Sinulingga Perempuan Pedagang Sembako Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Karakteristik Pedagang Sampel Di Pasar Sei Kambing Sampel Umur Pendidikan Jumlah Tanggungan Pengalaman Berdagang Waktu Buka Waktu Tutup 1 50 12 6 11 6 19 2 46 12 6 8 7 18 3 42 12 3 7 8 17 4 49 9 4 10 6 20 5 40 12 3 6 5 18 6 50 6 8 8 6 20 7 42 9 5 6 5 19 8 44 9 5 9 5 18 9 35 12 3 7 9 17 10 32 9 2 5 9 18 11 26 12 1 2 5 17 12 29 12 2 4 6 20 13 41 9 4 6 6 19 14 48 6 6 8 5 18 15 30 9 2 3 7 19 Jumlah 604 150 60 100 95 277 Rataan 40.26667 10 4 6.666666667 6.3333333 18.4666667 Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Karakteristik Pedagang Sampel Di Pasar Pagi Padang Bulan Sampel Umur Pendidikan Jumlah Tanggungan Pengalaman Berdagang Waktu Buka Waktu Tutup 1 45 6 3 10 4 13 2 26 9 2 3 6 17 3 42 9 4 8 4.3 13 4 39 12 4 3 5 18 5 42 12 4 6 4.3 12 6 42 12 3 8 4.3 12 7 34 9 3 8 5 17 8 40 9 5 9 6.3 18 9 21 6 1 2 4.3 12 10 33 12 3 6 5 16 11 28 9 2 3 5 15 12 26 12 2 4 6 17 13 47 9 7 11 5.3 17 14 50 6 8 12 5 16 15 38 9 4 7 5 18 553 141 55 100

74.8 231

36.86667 9.4 3.666666667 6.666666667 4.9866667 15.4 Universitas Sumatera Utara Lampiran 5. Karakteristik Pasar Tradisional di Kota Medan NO NAMA DAN ALAMAT PASAR TRADISIONAL TAHUN DIDIRIKA N LUAS M 2 JUMLAH SARANA TANAH BANGUNAN KIOS STAND TOKO PK-5 I KEC. MEDAN TIMUR 1 PASAR PENDIDIKAN 1982 2.625 4.383 150 384 - - 2 PASAR TPI CEMARA 1990 6.72 - - - - - 3 PASAR SAMBU 1966 3.41 3.294 215 533 - 96 4 PASAR JALAN BULAN 1930 1,963.68 1.592 - 386 - - II KEC. MEDAN PERJUANGAN 5 PASAR JALAN BERUANG 1979 1.053 - - - - 400 6 PASAR AKSARA 1982 4.025 3.2 523 288 - - 7 PASAR SENTOSA BARU 1982 1.668 1.4 41 95 - 10 III KEC. MEDAN KOTA 8 PASAR PUSAT PASAR MEDAN 1918 20 9 2.052 419 4 - 9 PASAR INPRES JALAN HALAT 1930 5 4 114 324 - 71 10 PASAR KEMIRI 1991 1.03 319.20 13 199 - 9 11 PASAR SAMBAS 1968 2,937.05 2,661.80 224 266 - 53 12 PASAR PANDU BARU 1982 445 727.50 96 - - - 13 PASAR JALAN SALAK 1982 1.5 1.45 113 - - 458 14 PASAR HONGKONG 1982 - - - - - - 15 PASAR KEG.MALAM SEMARANG - - - - - - 49 IV KEC. MEDAN MAIMUN 16 PASAR KAMPUNG BARU 1930 355.5 266 24 41 - 5 V KEC MEDAN DENAI 17 PASAR PERGURUAN 1980 8.305 - - - - 36 VI KEC. MEDANPETISAH 18 PASAR PETISAH MEDAN 1977 10 8 1.226 1 - - 19 PASAR JANGKA - - - - - - 79 20 PASAR MERANTI 1961 - - - - - 73 VII KEC. MEDAN HELVETIA 21 PASAR INPRES HELVETIA 1975 5.352 4.011 235 358 - 70 22 PASAR INPRES SEIKAMBING 1930 5.404 5 261 370 - 123 VIII KEC. MEDAN SUNGGAL 23 PASAR DESA LALANG 1976 5.505 5.1 108 335 - 200 24 PASAR SUNGGAL 1995 525 475 - 61 - 2 IX KEC. MEDAN DELI 25 PASAR MARTUBUNG 1987 - - - - - 90 X KEC. MEDAN LABUHAN 26 PASAR INPRES LABUHAN 1982 4.292 2,509.92 174 273 - - 27 PASAR TITI PAPAN 1997 4.374 1,662.60 75 234 10 - 28 PASAR SIMPANG ATAP 1987 - - - - - 120 29 PASAR PAGI PEKONG - - - - - - 80 XI KEC. MEDAN BELAWAN 30 PASAR JLN PISANG 1996 1.251 489.50 - 121 - 268 31 PASAR JLN KAPUAS 1980 1,965.45 1.44 116 - - 8 32 PASAR JLN JAWA 1982 2,707.40 1,722.70 255 148 - 161 33 PASAR JLN PAUS 1982 3 2.79 57 212 - - 34 PSR JLN MARELAN - - - - - - 125 XII KEC. MEDAN AREA 35 PASAR INPRES JLN BAKTI 1976 4,821.71 2,516.80 221 264 - 60 36 PASAR RAMAI UTAMA 1968 3 2.8 - - - 250 Universitas Sumatera Utara 37 PASAR JLN TIMAH 1968 2.022 1.618 286 127 - - 38 PASAR SUKARAMAI 1968 2.63 7,258.55 360 273 - 117 XIII KEC. MEDAN JOHOR 39 PASAR TITI KUNING 1978 5,435.53 1,077.11 25 132 - 2 40 PASAR KWALA BEKALA 1978 6.874 217.74 61 316 - 10 XIV KEC. MEDAN BARU 41 PASAR PRINGGAN 1992 6.89 - - - - - 42 PASAR PADANG BULAN 1987 4.6 3.91 169 88 21 20 XV KEC. MEDAN TUNTUNGAN 43 PASAR SIMALINGKAR 1996 14.32 9.25 420 238 - 15 XVI KEC. MEDAN BARAT 44 PASAR IKAN LAMA 1987 400 393 79 - - 25 45 PASAR JLN HINDU 1987 300 250 - - - 72 46 PASAR MEDAN DELI 1981 8.5 4,054.74 184 695 - 140 47 PASAR GLUGUR KOTA 1975 2.031 1,141.60 75 270 - 5 XVII KEC. MEDAN POLONIA 48 PASAR KEG. MALAM PAGARUYUNG - - - - - - 35 49 PASAR TERNAK - - - - - - - 50 PASAR MUARA TAKUS 1965 3.052 3.052 58 108 - 77 Universitas Sumatera Utara Lampiran 6. Jumlah Pasar Tradisional di Kota Medan Tahun 2007-2009 Jenis Pasar Tradisional Jumlah 2007 2008 2009 KEC. MEDAN TIMUR 4 4 4 KEC. MEDAN PERJUANGAN 3 3 3 KEC. MEDAN KOTA 8 8 8 KEC. MEDAN MAIMUN 1 1 1 KEC MEDAN DENAI 1 1 1 KEC. MEDANPETISAH 3 3 3 KEC. MEDAN HELVETIA 2 2 2 KEC. MEDAN SUNGGAL 2 2 2 KEC. MEDAN DELI 1 1 1 KEC. MEDAN LABUHAN 4 4 4 KEC. MEDAN BELAWAN 5 5 5 KEC. MEDAN AREA 4 4 4 KEC. MEDAN JOHOR 2 2 2 KEC. MEDAN BARU 2 2 2 KEC. MEDAN TUNTUNGAN 1 1 1 KEC. MEDAN BARAT 4 4 4 KEC. MEDAN POLONIA 3 3 3 Total 50 50 50 Rataan 2.94 2.94 2.94 Universitas Sumatera Utara Lampiran 7. Jumlah Kios dan Jumlah Pedagang di Pasar Sei Kambing Tahun 2007-2009 Jumlah Kios Jumlah Pedagang 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Pasar Sei Kambing 640 640 640 480 480 480 Universitas Sumatera Utara Lampiran 8. Jumlah Kios dan Jumlah Pedagang di Pasar Pagi Padang Bulan Tahun 2007-2009 Jumlah Kios Jumlah Pedagang 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Pasar Pagi Padang Bulan 140 140 160 120 120 140 Universitas Sumatera Utara Lampiran 9, Parameter Penilaian SWOT Pasar Tradisional di Pasar Sei Kambing dan Pasar Pagi Padang Bulan. No. Parameter Pernyataan Skore 1 Adanya proses tawar menawar harga antara pedagang dengan pemdeli 1. Setiap Saat 2. Sering 3. Kadang-Kadang 4. Tidak Ada 4 3 2 1 2 Adanya pedagang kaki lima yang mengurangi pendapatan pedagang pasar tradisional 1. Pendapatan kurang 50 2. Pendapatan kurang 25-50 3. Pendapatan kurang 25 4. Tidak Mengurangi 1 2 3 4 3 Adanya fasilitas-fasilitas yang dibangun oleh pemerintah dalam pengembangan pasar tradisional 1. Lengkap 2. Tidak Begitu Lengkap 3. Kurang Lengkap 4. Tidak Ada Sama Sekali 4 3 2 1 4 Keamanan Pedagang berjualan di pasar tradisional 1. Tidak Ada Pungli dan Tidak Ada Pencuri 2. Tidak Ada Pungli dan Kadang-kadang Ada Pencuri 3. Kadang-kadang Pungli dan Kadang- kadang Pencuri 4. Sering Pungli dan Sering Pencuri 4 3 2 1 5 Pedagang pasar tradisional melakukan promosi terhadap komoditi yang diperjualbelikan 1. Rutin 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Tidak Ada 4 3 2 1 6 Kondisi dan keadaan pasar tradisional dari hari kehari 1. Semakin Rusak 2. Rusak 3. Tidak Begitu Rusak 4. Biasa-Biasa Saja 1 2 3 4 7 Waktu buka pasar tradisional 1. 05 00 2. 06 00 -08 00 3. 08 00 -09 00 4. 9 00 4 3 2 1 8 Jumlah pasar modern di sekitar pasar tradisional dan jarak pasar modern dari pasar tradisional 1. 2 ; 10 menit 2. 2 ; 10 menit 3. 1 ; 10 menit 4. 0 1 2 3 4 9 Adanya konsumen yang suka dan setia konsumen tetap berbelanja di pasar tradisional 1. Jumlah Bertambah 50 2. Jumlah Bertambah 50 3. Jumlah Berkurang 50 4. Tidak Ada Berkurang 1 2 3 4 10 Jumlah modal yang dimiliki setiap pedagang tradisional dalam menjalankan usahanya 1. Rp.1.000.000 2. Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 3. Rp.3.000.000-Rp.5.000.000 4. Rp.5.000.000 1 2 3 4 11 Pendapatan yang diperoleh pedagang tradisional per bulan 1. Rp. 500.000 2. Rp.500.000-1.000.000 3. Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 4. Rp.2.000.000 1 2 3 4 12. Besarnya biaya rutin retribusi yang dikeluarkan pedagang per hari 1. Rp. 1.000 2. Rp.1.000-Rp. 3.000 3. Rp.3.000-Rp.5.000 4. Rp.5.000 4 3 2 1 ket :1. Setiap saat : Semua pembeli yang menawar Sering : Lebih banyak pembeli yang menawar dari pada Tidak menawar Kadang-kadang : Ada pembeli menawar, ada yang tidak menawar Tidak ada : Pembeli tidak pernah menawar 2. Lengkap : Ada kamar mandi, tempat parkir, mushola Tidak begitu lengkap : Ada kamar mandi, tempat parkir, tidak ada mushola Kurang lengkap : Ada kamar mandi, tidak ada tempat parkir, Mushola Tidak ada sama sekali : tidak ada kamar mandi, tempat parkir, mushola 3. Rutin : memberi kartu nama setiap ada pembeli Sering : memberi kartu nama pada pembeli yang tidak dikenal Kadang-kadang : memberi kartu nama pada pembeli yang dikenal Tidak ada : tidak pernah melakukan promosi Universitas Sumatera Utara Lampiran 10. Parameter Penilaian Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pasar Tradisional Sampel Parameter Skor 1 2 3 4 7 8 9 10 11 12 1 4 2 1 3 3 1 4 2 4 2 26 2 4 2 1 2 2 1 4 2 4 3 25 3 4 1 2 2 2 1 4 4 4 2 26 4 3 2 1 3 4 1 4 1 1 2 22 5 4 1 1 2 3 1 3 4 4 2 25 6 3 2 3 3 4 1 2 1 1 2 22 7 4 2 3 3 3 1 3 4 2 1 26 8 4 3 3 2 3 1 3 4 3 2 28 9 4 2 2 4 3 1 2 4 4 1 27 10 4 2 2 2 3 1 3 2 4 3 26 11 4 2 2 3 3 1 4 3 4 2 28 12 3 2 1 3 4 1 4 1 1 2 22 13 4 2 2 3 3 1 4 3 4 2 28 14 4 2 1 3 3 1 4 2 4 2 26 15 4 2 3 4 3 1 3 4 4 1 29 16 4 1 2 3 3 2 2 4 4 2 27 17 3 2 3 3 4 2 4 1 1 2 25 18 4 2 2 4 3 2 4 4 4 2 31 19 3 2 2 4 4 2 1 1 1 2 22 20 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 30 21 4 2 1 4 4 2 2 4 4 2 29 22 4 2 2 4 3 2 4 4 4 1 30 23 3 2 3 3 4 2 4 1 1 2 25 24 4 1 2 3 3 2 4 4 4 1 28 25 4 2 2 3 3 2 4 4 4 1 29 26 4 2 1 3 4 2 4 4 4 2 30 27 4 2 2 3 3 2 1 4 4 2 27 28 3 2 1 3 4 2 4 4 4 2 29 29 4 1 3 3 4 2 4 4 4 1 30 30 4 3 1 3 4 2 4 4 4 2 31 Total 113 57 58 91 99 45 100 92 99 55 809 Rataan 3.76 67 1.9

1.93 33