Dalam Keadaan Puasa 2 jam Sesudah Makan

Gambar 2.1. Proses Pembentukan Sekresi Insulin Sesudah Makan

2.5. Dalam Keadaan Puasa 2 jam Sesudah Makan

Pada saat makan, glukosa darah akan naik 30 menit sampai 1 jam setelah makan sekitar 120-140 mgdl, kemudian akan turun lagi dari 1 jam kemudian dan akhirnya akan menjadi rentang glukosa darah puasa 80-100mgdl dalam dua jam setelah makan Marks, 2000. Pada saat 1 jam setelah makan, glukosa darah mulai mengalami penurunan yang diikuti oleh penurunan jumlah insulin dan peningkatan glukagon untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam taraf yang normal. Perhatikan gambar 2.2. Glukosa merupakan bahan bakar utama untuk jaringan, misalnya Sesudah makan Glukosa darah meningkat Sel ß pankreas Insulin di sekresi Hati: 1.glikogenesis Perifer: 1.otot: glikogenesis 2 adiposa: Hormon pencernaan Asupan makanan parasimpatis Universitas Sumatera Utara otak dan susunan saraf pusat, dan merupakan satu-satunya bahan bakar untuk sel darah merahGuyton, 2008. Selama puasa hati mempertahankan kadar glukosa darah melalui glikogenolisis. Proses glikogenolisis pada hati tidak berlangsung lama karena memiliki cadangan glikogen yang terbatas, tetapi hati juga memiliki proses glukoneogenesis dengan menggunakan sumber berupa laktat yang diperoleh dari hasil glikolisis pada sel darah merah dan otot, gliserol yang merupakan hasil dari lipolisis, dan asam amino yang merupakan hasil perombakan dari protein otot Murray, 2003. Asam amino yang mengalami glukoneogenesis di hati juga menghasilkan zat toksin sehingga dirombak di hati menjadi urea yang sangat larut sehingga mudah di ekskresi ginjal Marks, 2000. Setelah sekitar 30 jam berpuasa, simpanan glikogen hati habis dan glukoneogenesis merupakan satu-satunya sumber glukosa darah Marks, 2000. Triasilgliserol merupakan sumber utama dalam keadaan puasa karena gliserol pada proses lipolisis merupakan bahan glukoneogenesis untuk mempertahankan glukosa darah, dan asam lemaknya merupakan sumber bahan energi setelah penggunaan glukosa pada keadaan puasa Murray, 2003. Asam lemak berfungsi sebagai bahan bakar jaringan, misalnya otot dan ginjal, yang mengoksidasinya menjadi asetil-KoA, dan kemudian menjadi CO2 dan H2O serta menghasilkan energi dalam bentuk ATP Murray, 2003. Sebagian besar asam lemak juga masuk ke hati dan hannya melakukan oksidasi parsial terhadap sebagian besar asam lemak yang diserapnya. Di hati terjadi proses perubahan asam lemak menjadi aetil-KoA yang menghasilkan ATP kemudian mengubah asetil KoA menjadi badan keton aseto-asetat dan ß-hidroksi butirat, yang dilepas kedalam darah Marks, 2000. Dalam hal ini badan keton akan menjadi bahan bakar utama pada jaringan tubuh. Pada puasa yang sangat panjang 3-5 hari, maka tubuh termasuk otak dan jaringan saraf akan mulai menggunakan keton sebagai bahan bakar dan akibatnya oksidasi glukosa di jaringan saraf mulai berkurang sepertiganya dibanding keadaan normal Marks, Universitas Sumatera Utara 2000. Akibat penggunaan glukosa yang menurun maka proses glukoneogenesis akan mulai menurun sehingga protein otot dan jaringan lain dapat diselamatkan dari proses glukoneogenesis selama puasa jangka panjang Marks, 2000. Gambar 2.2. Proses Homeostasis Puasa

2.6. Transporter Glukosa