Karakteristik Cairan Efusi Pleura Ganas EPG

15 tumor necrosing factor- α TNF-α, tumor growth factor TGF-β dan VEGF tersebut. 22 Tumor ganas juga dapat menyebabkan efusi pleura dengan adanya obstruksi duktus torasikus yang disebut chylothorax. Chylothorax yang penyebab terjadinya tidak traumatik maka kemungkinan penyebabnya adalah proses keganasan yang melibatkan duktus torasikus, dengan 75 berupa limfoma. 19 Terjadinya EPG juga dikaitkan dengan adanya gangguan metabolisme, menyebabkan hipoproteinemia dan penurunan tekanan osmotik yang memudahkan perembesan cairan ke rongga pleura. 19,22

2.5. Karakteristik Cairan Efusi Pleura Ganas EPG

Cairan pleura yang berasal dari suatu proses keganasan biasanya lebih sering merupakan suatu eksudat. 19 Untuk membedakan antara eksudat dan transudat biasanya terutama dengan menilai kadar protein dan LDH cairan pleura. Untuk menentukan eksudat maka kadar protein 3 grdl dan kadar LDH 200 UL, di samping itu dengan jumlah sel 500mm 3 . Selain itu, menurut Light, pada eksudat dijumpai rasio protein cairan pleura terhadap protein serum 0,5 ; rasio LDH cairan pleura terhadap LDH serum 0,6 ; atau kadar LDH cairan pleura lebih besar dari dua pertiga batas atas nilai normal LDH serum. 30 Warna tampilan suatu cairan pleura sebaiknya senantiasa diperhatikan. 31 Cairan pleura ganas dapat berupa serous, serosanguinus, atau hemoragik. 7 Cairan pleura hemoragik dengan jumlah sel darah merah 100.000mm 3 diduga suatu EPG. Cairan EPG hemoragik berkisar 55. Sedangkan hampir 30-50 EPG Universitas Sumatera Utara 16 dengan jumlah sel darah merah 10.000mm 3 tidak tampak sebagai hemoragik. 19 Jika cairan pleura tampak hemoragik maka pemeriksaan hematokrit harus dilakukan. Jika nilai hematokrit cairan pleura 1 maka darah pada cairan pleura tidak dianggap signifikan, maka kemungkinan diagnosanya adalah akibat proses keganasan, emboli paru ataupun trauma. 31 Efusi pleura hemoragik pada EPG disebabkan invasi langsung pada pembuluh darah, oklusi vena, induksi angiogenesis tumor atau peningkatan permeabilitas kapiler yang disebabkan bahan-bahan vasoaktif. 9,13,21 Kanker paru jenis adenokarsinoma paling sering menyebabkan EPG karena lokasi di perifer sehingga terjadi penyebaran langsung ke pleura dan cenderung invasi ke pembuluh darah. 9 Jumlah sel berinti sebanyak 1500- 4000μl yang terdiri dari sel-sel limfosit, makrofag dan sel-sel mesotelial. Pada hitung jenis sel, dijumpai sel limfosit ± 45, sel mononuklear MN lainnya ± 40, dan sel leukosit polimorfonuklear PMN ± 15. Hampir sepertiga populasi sel merupakan sel-sel limfosit 50-70 sel berinti. Sel leukosit polimorfonuklear PMN biasanya terlihat 25 dari populasi sel, namun jika terjadi inflamasi pleura yang aktif maka leukosit PMN akan tampak lebih dominan. Prevalensi eosinofil pleura pada efusi ganas dilaporkan sekitar 8-12. Namun frekuensi EPG eosinofilik eosinofil 10 dan non-eosinofilik tidak jauh berbeda sehingga bila ditemukan EPG eosinofilik belum dapat menyingkirkan dugaan proses keganasan. 4,19 EPG biasanya merupakan suatu eksudat dengan konsentrasi protein sekitar 4 gdl. Konsentrasi protein yang pernah dilaporkan berkisar 1,5-8 gdl. EPG yang Universitas Sumatera Utara 17 merupakan suatu transudat hanya kurang dari 5. 7 Rasio cairan pleura terhadap kadar protein serum 0,5 hampir pada 20 EPG; diantara 20 tersebut rasio cairan pleura terhadap laktat dehidrogenase LDH serum ataupun LDH cairan pleura absolut hampir selalu masuk kriteria eksudat. EPG lebih banyak memenuhi kriteria eksudat berdasarkan kadar LDH-nya bukan karena kadar proteinnya. 19 Hampir sepertiga EPG memiliki pH cairan pleura dibawah 7,3, pH berkisar 6,95-7,29. Hal ini dihubungkan dengan produksi asam yang dihasilkan oleh kombinasi cairan pleura dan pleura membran serta dihambatnya pengeluaran CO 2 dari rongga pleura. Konsentrasi laktat tinggi, pCO 2 tinggi, dan pO 2 rendah. 1,4,19 Kadar glukosa cairan pleura pada EPG rendah 60 mgdl pada sekitar 15- 20 EPG. Rasio cairan pleura terhadap glukosa serum 0,5. Rendahnya kadar glukosa tersebut mengindikasikan adanya beban tumor yang tinggi di rongga pleura. Pemeriksaan sitologi dan biopsi pleura lebih sering dijumpai positif pada pasien EPG dengan kadar glukosa rendah. Adanya beban tumor yang tinggi sehingga kadar glukosa menurun maka pasien menghadapi prognosis yang buruk. Rendahnya kadar glukosa pada EPG dihubungkan dengan terganggunya pengangkutan glukosa dari darah ke cairan pleura. Meningkatnya penggunaan glukosa oleh tumor di pleura kemungkinan juga menyebabkan rendahnya kadar glukosa. 19

2.6. Petanda Tumor Carcinoembryonic Antigen CEA