5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Efusi Pleura Ganas EPG
Dinamakan sebagai efusi pleura ganas EPG bila ditemukan sel tumor ganas pada pemeriksaan sitologi cairan pleura atau histopatologi jaringan pleura melalui
biopsi pleura perkutaneus, torakoskopi, torakotomi, ataupun otopsi.
4,19,20,21
Dari sejumlah pasien kanker yang disertai efusi pleura, meskipun telah diduga kuat bahwa efusi yang muncul disebabkan oleh proses keganasan namun
belum dapat ditemukan sel ganas pada cairan pleura atau pada jaringan pleura tersebut maka efusi pleura disebut sebagai efusi yang berhubungan dengan kanker
atau disebut sebagai efusi pleura paramalignan, dimana tidak terdapat keterlibatan langsung pleura dengan tumor, sementara penyebab terjadinya efusi pleura
tersebut belum dapat diketahui.
13,21
Istilah efusi paramalignan diberikan untuk efusi yang terjadi secara tidak langsung akibat keterlibatan tumor terhadap pleura
tetapi masih berhubungan dengan tumor primer, contohnya meliputi post- obstruksi pneumonia yang berlanjut menjadi efusi parapneumoni, obstruksi
duktus torasikus yang berkembang menjadi chylothorax, emboli paru, dan efusi transudatif sekunder terhadap post-obstruksi atelektasis danatau rendahnya kadar
tekanan plasma onkotik sekunder terhadap kaheksia.
1,2
Efusi pleura ganas EPG dapat dibagi dalam 3 kelompok :
10,20,22
1. Efusi pleura yang terbukti ganas pada pemeriksaan sitologi cairan pleura dan
atau histologi biopsi pleura.
Universitas Sumatera Utara
6
2. Efusi pleura pada penderita dengan riwayat dan atau terbukti jelas tumor
ganas dari intra toraks maupun ekstra toraks. 3.
Efusi pleura yang sifatnya hemoragik, masif, progresif, rekuren dan tidak responsif terhadap pengobatan anti infeksi.
Kebanyakan kasus EPG simptomatis meskipun sekitar 15 datang tanpa gejala, terutama pasien dengan volume cairan kurang dari 500 mL. Sesak nafas
adalah gejala tersering pada kasus EPG terutama jika volume cairan sangat banyak. Sesak nafas terjadi karena refleks neurogenik paru dan dinding dada
karena penurunan compliance paru, menurunnya volume paru ipsilateral, pendorongan mediastinum ke arah kontralateral dan penekanan diafragma
ipsilateral. Gejala lain berupa nyeri dada sebagai akibat reaksi inflamasi pada pleura parietal, batuk, batuk darah, anoreksia, dan berat badan turun.
22
Foto toraks postero-anterior PA dibutuhkan untuk menyokong dugaan efusi pleura pada pemeriksaan fisik dan jika volume cairan tidak terlalu banyak maka
dibutuhkan foto toraks lateral untuk menentukan lokasi cairan secara lebih tepat.
22
Foto toraks standar dapat mendeteksi adanya efusi pleura yang berjumlah sedikitnya 50 mL yang terlihat dari tumpulnya sinus kostofrenikus posterior pada
foto lateral, dan berjumlah sedikitnya 200 mL jika terlihat konsolidasi pada tampilan posterior-anterior pada foto lateral. Foto toraks dekubitus dapat
mendeteksi 100 mL cairan efusi yang bergerak bebas. EPG yang luas menghasilkan tanda meniskus di sepanjang dinding dada lateral, dengan efusi
masif yang menyebabkan pendorongan mediastinum kontralateral atau inversi diafragma.
23
Rata-rata volume paru kasus-kasus EPG adalah 500-2000 mL.
22
Universitas Sumatera Utara
7
2.2. Epidemiologi