nilai dari proses observasi, pemahaman, dan pengalaman. Nilai yang dipegang oleh suatu kelompok profesional juga terbentuk melalui pemahaman, observasi,
dan pengalaman.
1.3.1 Bentuk Transmisi Nilai
Lima cara tradisional dalam mentransmisikan nilai menurut Potter dan Perry 2005 yaitu modeling, moralisasi, laissez-faire, pilihan bertanggung jawab, dan
penguatan atau hukuman. Cara tersebut dapat membantu perawat dalam mengembangkan pemahaman tentang pembentukan nilai dan kemudian
menggunakannya sebagai metode yang efektif.
a. Modeling
Seseorang bertindak untuk menunjukkan cara yang lebih disukai orang lain dalam bertingkah laku. Dimana seseorang membutuhkan nilai dari berbagai
contoh model.
b. Moralisasi
Orangtua dan guru memegang standar apa yang benar dan salah serta secara keras membatasi anak untuk mengikuti perangkat nilai mereka.
c. Laissez-faire
Kadang seseorang memperoleh nilai dengan bertingkah laku secara bebas tanpa batas atau peraturan. Tidak ada suatu sistem nilai yang cocok untuk
semua orang dan kemudian anak membentuk nilai tanpa panduan yang kaku dari oranfg tua.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
d. Pilihan bertanggung jawab
Keseimbangan antara kebebasan dan pembatasan memungkinkan anak-anak untuk memilih nilai yang mengarah pada kepuasan pribadi dan dukungan
orangtua. Pilihan nilai pada anak-anak lebih terbatas dibandingkan dengan
pendekatan laissez-faire. e. Penguatan dan hukuman
Pemberian penguatan atau hadiah untuk suatu sikap dari nilai tertentu akan membantu mengendalikan tingkah laku. Ketika seorang anak gagal untuk
melakukan tingkah laku tertentu, orangtua memberikan hukuman.
1.3.2 Pengaruh Sosiokultural
Nilai terbentuk dari lingkungan sosial yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, sosioekonomi, spritual, dan budaya seseorang. Lingkungan budaya
yang lebih besar yang terdapat kelompok masyarakat yang lebih kecil, dan subbudaya dengan nilai yang cukup khas yang akan membuat kelompok
masyarakat yang lebih kecil berbeda dengan kelompok yang dominan. Maka mereka akan mengambil nilai-nilai budaya yang dominan ditempat mereka hidup.
Karena setiap orang akan belajar dari apa yang dilihatnya, kebiasaan, tingkah laku, ritual, dan sikap orang lain. Jika seseorang tidak mengikuti nilai-nilai
dilingkungannya maka seringkali dianggap bodoh, tidak efektif atau bahkan
berbahaya. Hal ini juga berlaku dalam praktik keperawatan.
Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat berupaya untuk memahami pengaruh budaya dalam ruang lingkup lingkungan kerjanya, nilai dari
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
promosi kesehatan, penggunaan pelayanan asuhan kesehatan dan penyesuaian terhadap penyakit. Sistem nilai yang ada pada perawat harus memahami bahwa
praktik kultural tidak bersifat benar atau salah, namun pengertian perawat lebih untuk memahami dan menghargai dari nilai-nilai pasiennya. Maksudnya
meskipun perawat merasa nilainya lebih benar dalam memutuskan suatu tindakan, namun seorang perawat harus dapat menunjukkan kepeduliannya pada nilai-nilai
budaya pasien dengan berusaha untuk memahami makna dan nilai dibalik praktik kesehatan kultural tertentu sebelum berupaya untuk melakukan modifikasi
Johnson Rogers, 1994 dalam Potter Perry, 2005.
1.4 Nilai dalam Keperawatan Profesional
Profesi keperawatan yang berhubungan dengan pasien dibutuhkan nilai-nilai profesi yang mendasarinya dalam memberikan pelayanan. Untuk tujuan identitas
dan pendidikan, profesi keperawatan menyatakan nilai-nilai yang mereka percayai yang akan dibentuk dan dipertahankan. Namun, secara periodik profesi mengkaji
ulang nilai dan tingkah laku dalam keperawatan untuk mengembangkan dan mengakomodasi kebutuhan baru pada pasien. Nilai perawat yang paling
fundamental yaitu memberikan asuhan keperawatan dan memberikan perlindungan atau advokasi kepada pasien.
1.4.1 Nilai dan Perilaku Keperawatan Esensial
Profesi keperawatan memiliki nilai sebagai identitas yang dapat mempengeruhi tindakan dan mempertahankan apa yang yang dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien maka diperlukan nilai- nilai sebagai dasar dalam memutuskan dan memberikan pelayanan pada pasien.
Berdasarkan Potter dan Perry 2005 tentang “American Association of Colleges of Nursing AACN” menetapkan tujuh nilai dan perilaku keperawatan esensial
yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia, keadilan, dan kebenaran.
a. Alturisme
Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu sebagai individu yang perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan hati,
dan ketekunan. Dan nilai profesional perawat yaitu memberikan perhatian yang penuh pada pasien, membantu teman sejawat ketika mereka tidak dapat
melakukannya dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan perhatian pada masalah sosial yang behubungan dengan kesehatan.
b. Persamaan
Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah menerima, asertif, tidak sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan perilaku
profesional sebagai perawat yaitu dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan memilih pasien dari
karakter seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain, mengekspresikan pikiran tentang perkembangan dalam bidang keperawatan
atau kesehatan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c. Estetika
Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya, kreativitas, imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu dapat
beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien, menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain,
menempatkan diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan positif dalam keperawatan.
d. Kebebasan
Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan, kemerdekaan, keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai
perawat profesional yaitu bisa menghargai hak pasien untuk menolak perawatan, mendukung hak teman sejawat untuk memberikan berbagai
alternatif pada rencana perawatan, mendukung diskusi terbuka terhadap isu-isu yang kontroversi dalam profesi.
e. Martabat Manusia