2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri pembeda yang mungkin berlawanan dengan metode kuantitatif. sementara peneliti kuantitatif pada
umumnya hanya melakukan sedikit kontak dengan subjek studi, peneliti kualitatif sering kali menggunakan diri mereka sebagai instrumen pengumpulan data.
Dalam membuat rencana analisis data peneliti kualitatif merumuskan kesimpulan berkaitan dengan data yang dikumpulkan. Karena data lebih bersifat kualitatif
bukan kuantitatif numeris, metode analisis data biasanya tidak tergantung pada uji statistik. Bagian ini akan dibahas mengenai definisi, tujuan, tipe desain,
analisan data, analisa isi, dan validitas penelitian kualitatif Potter Perry, 2005.
2.1. Definisi Penelitian Kualitatif
Riset kualitatif adalah pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan. Riset ini memerlukan keterlibatan peneliti dalam
mengidentifikasi pengertian atau relevansi fenomena tertentu terhadap individu. Analisa dan interpretasi hasil riset dalam metode ini biasanya tidak tergantung
pada kuantifikasi pengamatan Brockopp Tolsma, 1999.
2.2. Tujuan Penelitian Kualitatif
Tujuan penggunaan metodologi riset kualitatif dapat bervariasi. Metode ini bisa digunakan sewaktu dicurigai terjadi bias dalam pengetahuan atau teori-teori
saat ini, atau pertanyaan riset berhubungan dengan pemahaman dan penggambaran suatu fenomena Field Morse, 1985; Morse, 1991 dalam
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Brockopp Tolsma, 1999. Riset kualitatif mencoba untuk menggalieksplorasi, menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan bagaimana kenyataan
dialami Brockopp Tolsma, 1999.
2.3. Tipe Desain Penelitian Kualitatif
Menurut Brockopp dan Tolsma 1999 penelitian kualitatif dibedakan menjadi lima jenis yaitu fenomenologi, etnografis, antropologi, dan grounded
theory. Dan menurut Polit dan Hungler 1999 tipe lain dalam desain penelitian kualitatif ada historis dan studi kasus case studies.
2.3.1. Fenomenologi
Cabang filosofi yang menekankan subjektivitas pengalaman manusia. Sewaktu digunakan sebagai dasar filosofi dalam riset, fenomenologi
mengamanatkan bahwa data ilmiah dihasilkan dengan memperlajari informasi yang diharapkan dari perspektif peserta riset. Menurut Omery 1983, dalam
Brockopp Tolsma, 1999 peserta mneghasilkan realitas pengalaman tanpa hipotesa atau “firasat” sebelumnya yang ditetapkan untuk mengarahkan apa yang
harus ditemukan. Peneliti bertindak sebagai papan tulis yang bersih, bersedia untuk menulis suatu bab baru tentang pengetahuan yang dicari.
2.3.2. Etnografis
Menurut Ragucci 1972, dalam Brockopp Tolsma, 1999 etnografis adalah suatu metoda pelaksanaan riset kedalam proses kehidupan dengan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mempelajari individu-individu, benda-benda atau dokumen-dokumen dalam lingkungan alami. Penelitian ini meliputi desain riset antropologis maupun
historis. Tujuan akhirnya adalah untuk memahami sudut pandang peserta dan mengetahui bagaimana fenomena sehat dan sakit dipertimbangkan.
2.3.3. Antropologi
Menurut Leininger 1985, dalam Brockopp Tolsma, 1999 antropologis studi mengenai manusia dalam kondisi yang alami. Tipe area riset ini berusaha
untuk mengetahui bagaimana fungsi individu atau kelompok berfungsi tingkah lakunya dengan pengamatan langsung maupun tidak langsung pada individu atau
kelompok atau dengan menemukan bentuk peradaban untuk memperoleh wawasan yang dalam mengenai bagaimana mereka mempengaruhi kelompok-
kelompok kultural saat ini.
2.3.4. Grounded Theory
Metodologi grounded theory dikembangkan oleh sosiologi Glaser dan Strauss 1966, adalah suatu cara menarik dalam pengembangan teori dengan
menggambarkan secara mendalam tentang data sosial yang terperinci untuk mempertajam keyakinan-keyakinan teoritis. Suatu teori yang pada akhirnya
dihasilkan melalui kegiatan induktif dan deduktif
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Historis
Menurut Polit dan Hungler 1999 historis adalah suatu metoda yang digunakan untuk menjawab penelitian tentang penyebab, efek, atau peristiwa-
peristiwa yang lalu yang akan terjadi pada yang akan datang. Bagian penting yang membedakan tipe historis dengan yang lain yaitu menggunakan hipotesis.
2.3.6. Studi Kasus case studies
Penelitian mendalam yang tidak hanya berpusat pada individu, tetapi juga keluarga, kelompok, institusi dan kelompok sosial lainnya. Tujuan dari case
studies untuk menganalisa dan mengartikan fenomena penting dari riwayat, perkembangan atau perawatan individu dan masalah individu. Fokus case studies
yaitu menentukan secara dinamis bagaimana seseorang berpikir, berprilaku, dan berkembang. Bukan hanya melihat status, kemajuan, tindakan, dan pikirannya.
Case studies memberikan kesempatan untuk peneliti mengetahui kondisi, pikiran, perasaan, tindakan yang lalu dan yang akan datang, perhatian, dan lingkungan
partisipannya. Dalam pengumpulan data case studies jika dilakukan dengan cara observasi maka titik fokus peneliti menjadi observer. Keuntungannya case studies
dapat membuat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi mengenai tingkah laku partisipannya untuk yang akan datang dipengaruhi oleh masa lalunya.
Menurut Yin 2003, dalam Boxter dan Jack, 2008 penelitian case studies dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik yaitu eksplanatoris, eksploratoris,
dan deskriptif.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
a. Eskplanatoris
Tipe ini digunakan untuk mengetahui jawaban dari sebuah pertanyaan yang akan menjelaskan hal-hal diaggap menjadi penyebab tindakan nyata dalam
kehidupan dengan melakukan pencarian atau strategi eksperimen. Dan juga untuk mencari faktor-faktor dari sebuah pelaksanaan program dan efeknya.
b. Eksploratoris
Tipe ini digunakan untuk menjelaskan situasi intervensi sampai evaluasi yang tidak jelas, akan menghasilkan data tunggal.
c. Deskriptif
Tipe ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah tindakan atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan yang nyata.
Pengumpulan data pada penelitian case studies menggunakan banyak sumber data, strategi ini untuk menjaga kredibilitas data Patton, 1990; Yin, 2003
dalam Boxter Jack, 2008. Sumber data yang digunakan didapat dari dokumentasi, surat-surat lama, wawancara, artefak, observasi langsung, dan
observasi terhadap pertisipan. Perbedaan tipe penelitian ini dengan tipe kualitatif lainnya dalam pengumpulan data, tipe ini hampir sama seperti mencari data-data
dalam kuantitatif. Kemudian data dilakukan dengan proses analisa, baik manual maupun menggunakan sistem komputerisasi. Analisa case studies sama seperti
penelitian kualitatif lainnya. Yin 2003, dalam Boxter Jack, 2008 menjelaskan yang terpenting dari analisa data case studies yaitu membentuk proporsi jika
digunakan, jika tidak digunakan maka analisa data yang digunakan sama seperti penelitian kualitatif lainnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dalam membuat laporan hasil penelitian ini termasuk sulit karena peneliti harus dapat menjelaskan fenomena yang terjadi secara lengkap dan dimengerti
pembaca. Tantangan dalam penelitian ini, peneliti menjadikan hasil penelitian nya dalam bentuk komprehensif dimana pembaca seoleh-olah masuk dalam penelitian
dan merasa menjadi partisipannya serta diaplikasikan dengan situasinya sendiri. Melaporkan hasil penelitian case studies peneliti harus memperhatikan metode-
metode yang digunakan yaitu dengan cara linear, komparatif, kronologis, membangun teori, ketegangan, dan tidak berurutan Yin, 2003 dalam Boxter
Jack, 2008.
2.4. Analisa Data Kualitatif